Busra
Busra kota situs arkeologi populated place in Syria (en) | ||||
---|---|---|---|---|
بصرى (ar) | ||||
Tempat | ||||
Negara | Suriah | |||
Kegubernuran di Suriah | Kegubernuran Daraa | |||
Negara | Suriah | |||
Penduduk | ||||
Keseluruhan | 19.683 (2004 ) | |||
Geografi | ||||
Ketinggian | 850 m | |||
Sejarah | ||||
Kejadian penting | ||||
Informasi tambahan | ||||
Zona waktu | ||||
Kode telepon | 15 |
Busra adalah sebuah kota di Suriah bagian selatan, wilayah provinsi Daraa. Berdasarkan sensus oleh Badan Pusat Statistik Syria (CBS), kota Busra asy-Syam memiliki populasi sebanyak 19.683 orang.[butuh rujukan]
Kota ini merupakan pusat administratif dari sub-distrik Nahiyah yang terdiri dari sembilan wilayah lokal dengan total populasi 33.839 pada tahun 2004.[1] Penduduknya sebagian besar adalah Muslim Sunni.[2]
Busra merupakan kota tua yang bersejarah. Pada era kekuasaan Romawi, Busra merupakan ibu kota provinsi yang makmur. Kemudian dilanjutkan sebagai kota administratif yang penting pada masa kekuasan Islam, namun kemuduian perannya menjadi kurang penting pada masa pemerintahan Turki Utsmani. Saat ini, kota Busra merupakan sebuah situs arkeologi yang besar dan telah dicanangkan oleh UNESCO sebagai salah satu Situs Warisan Dunia.[butuh rujukan]
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pemukiman manusia pertama kali disebutkan dalam dokumen Tutmose III dan Akhenaton (abad ke-14 SM). Busra adalah kota terbesar bangsa Nabath pada abad ke-2 SM. Kerajaan Nabath Raya akhirnya ditaklukkan oleh Cornelius Palma, seorang jenderal dari Trajan, pada tahun 106.
Era Romawi dan Bizantium
[sunting | sunting sumber]Di bawah Kekaisaran Romawi, Busra berganti nama menjadi Nova Trajana Bostra dan kediaman Legio III Cyrenaica. Pada masa itu kota ini menjadi ibu kota provinsi Romawi di Arab. Kota ini menjadi jalur utama perdagangan yang berkembang karena letaknya tepat dipersimpangan beberapa rute perdagangan. Menghubungkan Via Traiana Nova, sebuah jalur penghubung antara Damaskus menuju Laut Merah. Kota ini menjadi pusat penting bagi produksi jagung pada masa pemerintahan Kaisar Phillip.
Pada periode Bizantium yang dimulai pada abad ke-5, Kristen menjadi agama yang dominan di Bosra. Kota ini memiliki Uskup Agung kursi dan katedral besar yang dibangun pada abad ke-6. Pada awal abad ke-7 Busra ditaklukkan oleh. Kekaisaran Sasaniyah dari Persia, tetapi berhasil direbut kembali selama penaklukan Bizantium.
Era Islam
[sunting | sunting sumber]Busra memainkan peran penting dalam kehidupan awal Islam, Nabi Muhammad pernah tiba dikota ini dan sempat bertemu dengan seorang biarawan Kristen bernama Bahira. Pasukan pada masa Khulafaur Rasyidin di bawah Khalid ibn Walid umum merebut kota dari Bizantium dalam Pertempuran Busra pada tahun 634. Dibawah pemerintahan Islam, Busra akan berfungsi sebagai pos paling selatan Damaskus. Pemerintahan Islam pada awalnya tidak mengubah arsitektur umum Busra, adapun struktur umum perkotaan baru hadir pada era Bani Umayyah pada tahun 721 - 746 ketika Damaskus menjadi ibu kota kekhalifahan. Penduduk Busra secara bertahap masuk Islam, tempat-tempat suci era Romawi dimanfaatkan untuk digunakan Muslim. Pada abad ke-9 Busra merupakan ibu kota provinsi Hauran.
Setelah berakhirnya era Umayyah di 750, kegiatan utama Busra berhenti hingga 300 tahun sampai penghujung abad ke-11. Pada tahun-tahun terakhir pemerintahan Fatimiyah, di 1068, sejumlah proyek pembangunan mulai digalakkan kembali. Pada masa munculnya pemerintahan Seljuk pada tahun 1076, sangat memperhatikan fungsi Busra sebagai kota pertahanan. Pada era ini teater Romawi diubah menjadi sebuah benteng, dengan lantai baru ditambahkan ke menara tangga bagian dalam. Dengan datangnya kekuasaan Dinasti Burid di Damaskus, umum Kumushtakin diberi jatah seluruh Hauran menjadi sebuah perdikan oleh Atabeg Tughtakin. Di bawah Kumushtakin, upaya untuk meningkatkan karakter Muslim di kota ditingkatkan dengan pembangunan sejumlah bangunan-bangunan Islam. Termasuk dalam proyek ini adalah merehabilitasi Masjid Umar, yang telah dibangun oleh Bani Umayyah pada tahun 721. Masjid lain yang dibangun adalah Masjid al-Khidr yang lebih kecil dibangun di bagian barat laut kota, didirikan di bawah Kumushtakin, di 1134. Kumushtakin juga memiliki sebuah madrasah yang dibangun di sebuah situs Islam guna menghormati lutut unta, yang menandai jejak dari unta Nabi Muhammad naik pada saat ia memasuki Busra pada abad ke-7-awal.
Zaman keemasan kegiatan politik dan arsitektur Busra dimulai ketika pemerintahan Ayyubiyah pada masa sultan Al-Adil I (1196-1218). Salah satu perkembangan arsitektur pertama di kota adalah pembangunan delapan menara yang besar di luar teater Romawi yang telah dialihfungsikan menjadi benteng. Proyek ini dimulai pada 1202 dan selesai pada 1253, menjelang akhir periode Ayyubiyah. Dua menara sudut utara sendiri menempati ruang yang lebih besar daripada enam yang lainnya. Setelah kematian al-Adil di 1218, putranya as-Salih Ismail mewarisi perdikan Busra dan mendiami di benteng yang baru diperkuat itu. Selama pemerintahan Ismail, Busra menjadi terkenal secara politik. Ismail menggunakan kota sebagai dasar ketika ia mengklaim kesultanan di Damaskus pada dua kesempatan terpisah, ia memerintah antara 1237-1238 dan 1239-1245.
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- Catatan kaki
- ^ General Census of Population and Housing 2004 Diarsipkan 2012-12-20 di Archive.is. Syria Central Bureau of Statistics (CBS). Daraa Governorate. (Arab)
- ^ Biblical Researches in Palestine, Mount Sinai and Arabia Petraea: A Journal of Travels in the Year 1838, Smith, 1841, p. 156.
- Daftar pustaka
- Robinson, Edward (1841). Biblical Researches in Palestine, Mount Sinai and Arabia Petraea: A Journal of Travels in the Year 1838. 3. Crocker and Brewster.