Lompat ke isi

Andongsari, Ambulu, Jember

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Andongsari
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenJember
KecamatanAmbulu
Kode pos
68172
Kode Kemendagri35.09.12.2006 Edit nilai pada Wikidata
Luas1.282.740 km²
Jumlah penduduk18.293 jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 8°21′47.20705″S 113°37′59.93008″E / 8.3631130694°S 113.6333139111°E / -8.3631130694; 113.6333139111

Andongsari adalah desa di kecamatan Ambulu, Jember, Jawa Timur, Indonesia.

Andongsari merupakan desa percontohan dari kecamatan Ambulu . Penduduknya sebagian besar adalah petani dan merupakan petani aktif selain padi dan jagung juga menanam seperti tembakau, cabe merah, kacang panjang, melon, semangka, kubis, kol dan lain-lain.

Wilayah Desa Andongsari merupakan daerah paling luas di kecamatan Ambulu terdiri dari empat dusun meliputi dusun Andongsari Krajan, Dusun Watukebo, Dusun Karang Templek dan Dusun Tirtoasri. Desa Andongsari terkenal dengan adanya Kompleks Perguruan Muhammadiyah yang terdiri dari MI Muhammadiyah 01, SMP Muhammadiyah 9 serta MA Muhammadiyah 01, TK Aisyiyah Bustanul Athfal 1, juga Masjid Jami' Al-Mukhtar berikut juga dengan Amal Usaha Muhammadiyah lainnya.

Desa Andongsari merupakan salah satu dari 7 desa yang terletak wilayah administrasi Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Pada tahun 1895 Desa Andongsari dibuka oleh pemerintah pada waktu itu, hal ini sangat erat kaitannya dengan perluasan / pengembangan Daerah Ambulu, wilayah yang pertama kali dibuka adalah Krajan sekaligus sebagai pusat pemerintahan Desa Andongsari. Daerah Krajan waktu itu dikepalai oleh seorang petinggi yang bernama Raden Kanafi beliau berasal dari Daerah Madiun dan bertempat tinggal di daerah Karang Tengah barat Sungai Jati, Raden Kanafi memperluas wilayahnya ke daerah bongkahan sungai mayang ketimur sampai pondok geger yang masih kosong. beliau berusaha memadukan sumberdaya alam dan sumberdaya manusia sehingga tercipta sebuah mata rantai kehidupan . Kemudian Raden kanafi menghubungi Kyai Hasan Mujahid di tutul yang mempunyai banyak santri untuk meminta bantuan agar bersedia menghimbau kepada santri santrinya untuk mau menempati daerah bongkaran sungai yang masih kosong, akhirnya mereka bersedia bahkan menantu Kyai Hasan Mujahid yaitu Kyai Imam Mukhtar juga ikut bergabung dan mendirikan pondok dikedung mayit sedangkan santri lain seperti Haji Kasim, Mat Katam Mustaqim, Mustaji, Mad Halar, Munawan dan beberapa orang lagi kurang lebih 30 orang menempati bongkaran sebelah utara. Pembangunan daerah terus dilakukan oleh Raden Kanafi juga didalam hal pemerintahannya beliau mengangkat pembantu yaitu bapak Abdillah Rusdi sebagai carik. Karang tengah oleh Belanda dijadikan perkebunan,penduduk dipindah ketimur sungai, diantara penduduk itu ada orang baru dari Kutoarjo Jawa Tengah yaitu bapak Tomo Redjo yang kemudian mengganti Raden Kanafi setelah wafat.

Dipondok Kyai Imam Mukhtar, mengingat sepanjang sungai mayang adalah daerah banjir maka pondok dipindah kekebun kelapa milik Belanda didalam membuka lahan baru tersebut dibantu oleh Serikat Islam (SI) akhirnya timbul pertentangan antara pihak Kyai Mukhtar dan pihak perkebunan sampai Residen Bondowoso turun tangan, Kyai Imam Mukhtar dan kawan-kawan tetap teguh. Tahun 1916 Kyai Imam Mukhtar ditangkap dan ditahan selama 3 bulan, tahun 1917 Kyai Imam Mukhtar ditangkap lagi dan ditahan selama 6 bulan. Kyai Imam Mukhtar dibawah pimpinan Adullah Rusdi mengajukan rekes babat sedaerah Besuki, akhirnya Residen Bondowoso mengijinkan untuk membuka perkampungan Andongsari dari sungai jati ketimur sampai sungai mayang.dan terus melakukan pembangunan sampai ke Daerah Karangtemplek menuju daerah Pontang dan Sidodadi tahun 1918.

Setelah terbentuk daerah Watukebo, Raden Kanafi kembali memimpin masyarakat Watukebo wilayahnya dijadikan satu dengan Andongsari setelah Watukebo dan Karangtemplek resmi menjadi padukuhan kemudian Raden Kanafi wafat dan dimakamkan disebuah gumuk di Karangtemplek. sepeninggal beliau jabatan kepala desa dipegan oleh bapak Tomo Redjo yang bertempat di Watukebo. langkah pertama membuka lahan baru yang sekarang menjadi daerah Pontang dan Sidodadi dan kemudian membagi menjadi 3 desa pada tahun 1918, Desa Andongsari dengan Kepala Desa Bapak Tomo Redjo, Desa Pontang dengan Kepala Desa bapak Seban dan Desa Sidodadi dengan Kepala Desa Bapak Kasimin.

Andongsari krajan merupakan Dusun yang paling dekat dengan Ambulu karena merupakan dusun yang berbatasan Dengan Ambulu-Jember, Terdapat SDN Andongsari III Ambulu-Jember.

Dipaling timur Desa Andongsari terdapat Dusun Tirtoasri, dimana di dusun tersebut terdapat Pasar Tradisional yang menjadi tonggak perekonomian masyarakat. Di sebelah pasar tersebut terdapat jembatan yang disebut sebagai jembatan Blater, karena menghubungan desa Andongsari ke daerah perkebunan Kotta Blater. Jembatan ini menjadi iconik tersendiri bagi masyarakat.

Kemudian terdapat Dusun Karangtempek disebelah barat dari Dusun Tirtoasri. Di dusun inilah Lapangan desa Andongsari berada, oleh karena itu masyarakat menyebutnya Lapangan Karangatemplek.

Kebarat lagi terdapat dusun Watukebo,di dusun Watukebo terdapat sebuah komplek perguruan Muhammadiyah yang terdiri dari Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal 1 Watukebo, Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 01 Watukebo, SMP Muhammadiyah 09 Watukebo,Madrasah Aliyah Muhammadiyah 1 Jember, Muhammadiyah Boarding School Al-Mukhtar, dan Masjid Al-Mukhtar. Terdapat juga Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama 35 Nurul Ulum (MINU) di bagian selatan Watukebo serta beberapa Taman Kanak (TK) Ah Hidayah yang berafiliasi dengan Muslimat NU. penduduk dusun Watukebo rata rata berprofesi sebagai petani. ada juga yang berprofesi sebagai pedagang, guru,penambang pasir dan lain lain.

Lembaga Pendidikan

[sunting | sunting sumber]

Menengah Atas

[sunting | sunting sumber]
  • SMK Darul Huda
  • MA Muhammadiyah 1 Jember

= Menengah Pertama

[sunting | sunting sumber]
  • MTs Darul Huda
  • SMP Negeri 1 Ambulu
  • SMP Muhammadiyah 09 Watukebo

Sekolah Dasar

[sunting | sunting sumber]
  • MI Ma'arif NU 35 Nurul Ulum
  • MI Ma'arif NU 36 Nurul Hidayah
  • MI Muhammadiyah 01 Watukebo
  • SDN Andongsari 01
  • SDN Andongsari 02
  • SDN Andongsari 03
  • SDN Andongsari 04
  • SDN Andongsari 05
  • SDN Andongsari 06

Taman Kanak-Kanak

[sunting | sunting sumber]
  • TK Negeri Pembina
  • TK Al Hidayah 71
  • TK Al Hidayah 72
  • TK Al Hidayah 73
  • TK Al Hidayah 74
  • TK Al Hidayah 75
  • TK Aisyiyah Bustanul Athfal 01 Watukebo

Pesantren

[sunting | sunting sumber]
  • Pondok Pesantren Al Qodiri Asro Gumuk Bentis Tirtoasri
  • Pondok Pesantren As-Sunnah Karangtemplek
  • Pondok Pesantren Darul Huda Karangtemplek
  • Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School Al Mukhtar Watukebo

Pariwisata

[sunting | sunting sumber]

Terdapat situs peninggalan kuno bernama Gumuk Setu. pada tahun 1980 an pernah di lakukan eskavasi di gumuk setu . di temukan beberapa arca tanpa kepala yg kemungkinan berasal dari abad ke 14 atau lebih awal.di lihat dari bentuk arca

DIRA WaterPark adalah sebuah wahana rekreasi air keluarga berlokasi di dusun Watukebo

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]