Lompat ke isi

Alan Budikusuma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Alan Budikusuma Wiratama
Informasi pribadi
Nama lahirAlexander Alan Budikusuma Wiratama
KebangsaanIndonesia
Lahir29 Maret 1968 (umur 56)
Surabaya, Jawa Timur
Tinggi178 cm (5 ft 10 in)
PeganganKanan
PasanganSusi Susanti
Tunggal Pria
Peringkat tertinggi1
Alan Budikusuma
Rekam medali
Bulu tangkis Pria
Medali emas – tempat pertama Olimpiade Barcelona 1992 Tunggal Putra

Alan Budikusuma Wiratama (Hanzi: 魏仁芳, Pinyin: Goei Ren Fang; (lahir 29 Maret 1968) adalah mantan pemain bulu tangkis Indonesia yang meraih medali emas bulu tangkis pada Olimpiade Musim Panas 1992 dalam nomor tunggal putra. Dia pensiun dari dunia bulu tangkis setelah Olimpiade Musim Panas 1996.

Alan menikah dengan Susi Susanti, yang juga memenangkan medali emas bulu tangkis pada Olimpiade Musim Panas 1992.

Alan Budikusuma dilahirkan pada tahun 1968.[butuh rujukan] Ketika telah berusia 7 tahun, ia mulai berlatih bermain bulu tangkis. Pada tahun 1987, Alan menerima panggilan dari Persatu Bulu Tangkis Seluruh Indonesia bersama Ardy B. Wiranata. Keduanya menjadi rekan satu klub bersama dengan Hermawan Susanto.[butuh rujukan]

Prestasinya telah terlihat saat ia menjuarai tunggal putra junior di Jakarta Open pada 1985 dalam usia 17 tahun dan Thailand Terbuka pada 1989. Ia sering diturunkan di Tim Piala Thomas Indonesia pada 1988-1998.

Contohnya tahun 1991 Alan Budi Kusuma kalah dari Ardy B. Wiranata di All England. Tetapi pada tahun 1992 Alan Budi kusuma mengalahkan Ardy B. Wiranata di Olimpiade Musim Panas 1992. Contoh lain pada tahun 1996 Alan Kalah dari Poul Erick H.L di Olimpiade Atlanta tetapi pada tahun yang sama Alan Budi kusuma mengalahkan Poul Erik di Indonesia Open.

Tetapi, pada dekade 1990-an, ia seperti jagoan tanpa prestasi top. Kekalahannya pada pertandingan Final Piala Thomas 1992 di Kuala Lumpur, Malaysia, melawan Foo Kok Keong, membuat ia dikucilkan lewat berbagai artikel di koran. Kekalahan di Malaysia itu membuat semua orang bertanya, tentang apakah Alan masih pantas berjuang mengharumkan nama Indonesia. Patah semangat? Tidak! Alan membuktikan diri bahwa pandangan terhadap dirinya adalah salah. Maka, ia membuktikan dengan bertanding dengan sesama atlet Indonesia di Olimpiade 1992, yaitu Ardy B. Wiranata. Pertimbangnnya, siapapun yang mendapatkan medali emas itu sudah pasti atlet Indonesia.

Sepanjang pertandingan final Olimpiade 1992 itu, Alan dan Ardy terus bertukar pukulan demi pukulan. Sampai akhirnya, Ardy tidak lagi berkutik dan Alan Budikusuma sukses mengembalikan kehormatannya. Medali emas pun di tangannya. Ia telah mulai lega karena kekasihnya, Susi Susanti juga menjadi gold medalist di tunggal wanita ketika menang melawan atlet Korea Selatan, Bang Soo-Hyun.

Alan memang luar biasa. Mampu mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ia yang tadinya tidak difavoritkan juara Olimpiade ternyata mampu menjuarainya.

Pasca-Olimpiade, kariernya malah melejit tinggi. Pada Final Piala Thomas 1996 di Hong Kong, ia menjadi penentu kemenangan mutlak Indonesia 5-0 Denmark saat ia mengalahkan Peter Rasmussen.

Pada 1997, Alan menikah dengan Susi Susanti, yang juga menjadi gold medalist Olimpiade 1992. Ini adalah salah satu hal yang membuktikan, dengan berhubungan baik dan saling mendukung maka prestasinya akan terus menanjak.

  • Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
  • Juara Malaysia Open 1995
  • Juara Indonesia Open 1993
  • Juara Invitasi Piala Dunia 1993
  • Juara German Open 1992
  • Juara China Open 1991
  • Juara Thailand Open 1989 dan 1991
  • Juara Dutch Open 1989
  • Daihatsu Feroza (1994, bersama Susy Susanti)
  • Woods (2000)
  • Energen
  • Frisian Flag
  • Bank BTN (2023, bersama Susy Susanti)

Penghargaan

[sunting | sunting sumber]

Dalam budaya populer

[sunting | sunting sumber]

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]