Tartrazina

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Struktur kimia tartrazin, C16H9N4Na3O9S2
Model tartrazin - ion natrium ditunjukkan dalam warna ungu.
Inca Kola akan tidak berwarna tanpa tartrazin.

Tartrazin (dikenal juga sebagai E102 atau FD&C Yellow 5) adalah pewarna kuning lemon sintetis yang umum digunakan sebagai pewarna makanan. Tartrazin merupakan turunan dari coal tar, yang merupakan campuran dari senyawa fenol, hidrokarbon polisiklik, dan heterosklik. Karena kelarutannya dalam air, tartrazin umum digunakan sebagai bahan pewarna minuman.[1] Absorbansi maksimal senyawa ini dalam air jatuh pada panjang gelombang 427±2 nm.[2]

Tartrazin merupakan bahan pewarna yang biasa digunakan di Afrika, Swedia, dan Indonesia. Untuk menghasilkan warna lain, tartrazin dapat dicampurkan dengan E133 Biru Brilian Brilliant Blue FCF atau E142 Hijau Green S untuk menghasilkan sejumlah variasi warna hijau. Parlemen Eropa mengizinkan penggunaan senyawa ini di negara Uni Eropa dengan Surat Keputusan Konsul (Council Directive) 94/36/EC.

Produk yang mengandung tartrazin[sunting | sunting sumber]

Makanan[sunting | sunting sumber]

Berikut adalah daftar makanan yang mungkin mengandung tartrazin. Ada tidaknya, sedikit banyaknya kandungan tartrazin tergantung pada kebijakan perusahaan manufaktur atau koki yang membuat makanan.

Minuman ringan, puding, keripik, sereal, kue, sup, saus, es krim, permen, selai, jeli, mustard, acar, yogurt, mie, dan jus.

Produk medis[sunting | sunting sumber]

Tartrazin dapat menghasilkan produk vitamin, antasida, kapsul dan obat-obat preskripsi tertentu.

Mitos[sunting | sunting sumber]

Beberapa gosip yang tersebar pada tahun 1990 menyatakan bahwa tartrazin dapat mengurangi ukuran penis. Gosip ini mungkin tersebar bersama berita bahwa tartrazin dapat menyebabkan alergi. Tidak ada bukti atau dokumentasi yang mendukung kebenaran pernyataan ini.

Sensitivitas dan intoleransi[sunting | sunting sumber]

Tartrazin dapat menyebabkan sejumlah reaksi alergi dan intoleransi bagi orang-orang yang intoleransi terhadap aspirin atau penderita asma.[3] Kasus ini cukup langka dan menurut dapat FDA, prevalensi intoleransi tartrazin di Amerika Serikat jatuh pada angka 0,12% (360 ribu dari 200 juta penduduk). Beberapa referensi lain menyebutkan bahwa penggunaan tartrazin dapat menyebabkan biduran (urtikaria) dengan prevalensi di bawah 0,01% atau 1 dari 10.000 penderita.[4] Jumlah ini cukup kecil bila dibandingkan dengan angka prevalensi penderita alergi terhadap udang, yaitu sebesar 0,6-2,8% (1 dari 50 orang).[5]

Gejala alergi tartrazine dapat timbul apabila senyawa ini terhirup (inhalasi) atau ditelan (ingesti). Reaksi alergi yang timbul berupa sesak napas, pusing, migrain, depresi, pandangan kabur, dan sulit tidur.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-01-02. Diakses tanggal 2008-02-14. 
  2. ^ Log In (ACS Publications)
  3. ^ "E102 Tartrazine, FD&C yellow No.5". UK Food Guide. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-02-11. Diakses tanggal 2007-11-30. 
  4. ^ "Does FD&C Yellow No. 5 cause any allergic reactions?". United States Food and Drug Administration. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-09. Diakses tanggal 2007-10-20. 
  5. ^ http://www.food-allergens.de/symposium-3-1/shrimps/shrimps-allergens.html

Pranala luar[sunting | sunting sumber]