Pembicaraan:Gajah Mada

Konten halaman tidak didukung dalam bahasa lain.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
ProyekWiki Biografi  
Ikon ProyekWiki
Artikel ini berada dalam lingkup ProyekWiki Biografi, sebuah kolaborasi untuk meningkatkan kualitas Biografi di Wikipedia. Jika Anda ingin berpartisipasi, silakan kunjungi halaman proyek, dan Anda dapat berdiskusi dan melihat tugas yang tersedia.
 ???  Artikel ini belum dinilai pada skala kualitas proyek.
 

Jangan hanya Pararaton[sunting sumber]

Saya lihat informasi tentang Gajah Mada terutama berasal dari Pararaton. Nanti kapan2 kalau sempat dilengkapi dengan data-data dari kakawin Nagarakretagama yang konon lebih bisa dipercaya. Meursault2004 17:31, 8 Apr 2005 (UTC)

cari Gaja Mada di serat Pararaton jelas tidak ada tp kalau di Desawarnana memang disebutkan bahkan dipuji oleh Prapanca tapi yang jelas nampaknya Gaja Mada adl tokoh anonim nampaknya :) Geyol (bicara) 13:34, 15 Januari 2010 (UTC)

Ada kok pembahasan tentang Gajah Mada di Pararaton, bahkan cukup banyak. Mungkin yang dilihat Bung Geyol adalah versi yang sudah diringkas? Salam, Naval Scene (bicara) 10:43, 29 Januari 2010 (UTC)

Mohon maaf yang sebesar2nya untuk editor halaman ini, krn sy begitu lancang'nya mengisi halaman ini..Adapun hal-hal yang saya tulis ini didasari oleh keinginan kuat untuk menyampaikan apa isi hati..Berhubung sy juga sangat antusias dalam menyimak berbagai berita dan cerita berkenaan dengan sejarah nenek moyang kita.. Sy ingin memberikan pandangan yang berbeda..adapun hal ini disampaikan sekadar memberi masukan ide untuk menambah khasanah tafsir.. Menurut saya pribadi, sesosok Gajah Mada tdklah perlu dicari asal usul'nya, karena memang tdk ada sama sekali keterangan2 otentik menyangkut beliau..Saya ingin memberi tafsir yang berbeda, bahwasanya sekali lagi, menurut saya pribadi, Gajah Mada berasal dari Kerajaan Mongol..Adapun dasar -dasar pemikiran yang melandasi'nya adalah, sbb : 1. Tersiar kisah pada waktu pemerintahan Raja Kertanegara yang terkenal dg ekspedisi Pamalayu'nya, Kerajaan Mongol diceritakan mengirim utusan bernama MengTzi yang pada kesimpulannya menuntut Kertanegara supaya tunduk dibawah Kerajaan Mongol pemerintahan Kaisar Jenghis Khan.. Dikisahkan Raja kertanegara memerintahkan untuk menghukum utusan tersebut dengan memotong telinga'nya..Singkat cerita, sang utusanpun sampai kepada Kaisar hingga Kaisar marah besar dan memerintahkan pasukan'nya menuju Nusantara menyerang Kerajaan pimpinan KertaNegara. ( Bayangkan, akibat perlakuan terhadap satu orang utusan berakibat pecah perang) 2. Ada'nya suksesi diKerajaan, Jayakatwang membunuh dan menggantikan Kertanegara menjadi raja, sampai akhirnya Raden Wijaya menantu Kertanegara mengasingkan diri ke hutan tarik.. 3. Bala pasukan Mongol sampai di Nuswantara untuk menghukum Kertanegara 3. Raden Wijaya sepakat dengan Adipati Sumenep, untuk membantu tentara Mongol menyerang Jayakatwang..Dengan terlebih dahulu menghasut tentara Mongol, dengan meyakinkan bahwa Jayakatwang adalah Kertanegara.. 4. Terbunuhnya Jayakatwang yang dikira Kertanegara oleh tentara Mongol membuat misi Raden Wijaya berhasil.. 5. Raden Wijaya bersepakat dengan adipati Sumenep membuat siasat untuk menyerang pasukan Mongol dalam sebuah acara pesta yang dibuat sedemikian rupa sehingga pasukan Mongol kehilangan kesadaran'nya akibat mabuk makanan dan minuman.. Siasat berhasil dan pasukan Mongol yng tdk siap dg situasi tersebut sebagian besar terbunuh dan sebagian kecil melarikan diri..Untuk langsung kembali ke kapal perang adalah tdk mungkin karena arah angin tdk untuk berlayar kembali..Mereka harus menunggu sekian wktu kurang lebih enam bulan untuk mendapatkan angin laut yang dapat menghantarkann kapal2 perang mereka kembali ke Mongol.. Akhirnya tiada kisahnya org2 tersebut dapat kembali ke asalnya..Kemungkinan terbunuh semua, atau menyatakan tunduk dengan Raden Wijaya ataupun ada yang ttp bersembunyi.. 6. Akhirnya Raden Wijaya mendirikan Kerajaan baru, Majapahit.. Disinilah logika pribadi saya mulai nyleneh..Bayangkan,..Sejumlah armada perang yng jauh didatangkan dr Mongol yg sekian lama sdh tdk ada kbr'nya ditelinga seorang Kaisar Jenghis Khan..Apabila sy menjadi seorang Jenghis Khan, utusan yg hanya seorang MengTzi sj sdh membuar sy mengirim Armada perang apalagi sejumlah besar tentara yg kalah, taruhlah tentara2 sdh mati.? Pastilah JengHis Khan akan mengirim Aemada perang yang lebih besar lg..sesuai dengan kharakter seorang Jenghis Khan.. Namun kenyataan yg terjadi, kita tdk pernah ataupun memang tdk ada kisah'nya bagaimana pembalasan dr Mongol.. 7...Disini..Di Era ini, sesosok Gajah Mada muncul tiba2.. Sejumlah Tafsir'pun muncul dalam benak saya.. a. Sebelum kedatangan Gajah Mada, Raden Wijaya kemungkinan scr diam2 sdh mengupayakan untuk menyatakan tunduk dengan Kerajaan Mongol. dgn pertimbangan2 sbb ; a.1. Tdk ingin ada pertumpahan darah di wilayah kerajaan Majapahit. apalagi menimbang Kerajaan Mongol bukan tandingan Kerajaan Majapahit..Sehingga, apabila sampai terjadi perang kembali kemuingkinan Kerajaan Majapahit yang pada saat itu masih berbenah akan sirna.. a.2. Ingin melanggengkan trah kekuasaannya, meskipun harus menjadi negara vassal dr Kerajaan Mongol di Nuswantara.. b. Kemungkinan setelah terjadi kesepakatan, dikirimlah seorang Gajah Mada dg pengikutnya untuk mengontrol Kerajaan Majapahit sebagai Vassal Ker.Mongol.. c. Dibuatkan identitas palsu, bahwa Gajah Mada sebelumnya ikut serta dalam perjalanan pulangnya Kertanegara dari Ekspedisi Pamalayu. d. Untuk bekal karier Gajah Mada di daerah Vassal, maka beliau ditraining dr awal..Dr karier prajurit biasa, smpai naik pangkat dan akhirnya setelah merasa cukup pengetahuan, beliau memegang jabatan Mahapatih..Menjadi tokoh utama/kunci di Kerajaan Majapahit dengan sebelunnya membuat skenario2 kisah cerita dan pencitraan..Sepak terjangnya bahkan melebihi titah keputusan Raja'nya waktu itu..Sangat mendukung, bahwasanya beliau adalah wakil pemerintahan Mongul di Majapahit.. Dalam era Gajah Mada cerita ttg Raja seolah-olah tenggelam dengan lakon Gajah Mada.. Penentuan Adipati2 di wilayah Majapahit yg luas, tdk luput dr campur tangan Gajah Mada..Kemungkinan besar sekali Gajah Mada memilih dan menempatkan org2 yg loyal terhadap beliau.. Pernah terbaca cerita, Arya Damar yg notabene anak Raja dr ibu Dara Jingga keturunan Sumatera, tdk diperkenankan menjadi raja di tanah Bali..Kedudukan Arya damar pada waktu invasi Majapahit adalah sebagai Panglima Perang..Dari cekcok adu mulut yg berkepanjangan akhirnya Gajah Mada mengungguli untuk menempatkan Dalem Kresna Kepakisan yng notabene adalah anak dari guru'nya untuk ditempatkan menjadi Raja di Bali..Tribhuwana'pun tdk bereaksi apa2 atas tindakan yg terjadi terhadap Arya Damar yg notabene adalah saudara dr lain ibu.. Kenapa Arya Damar tdk menjadi raja Majapahit.? Karena Raden Wijaya beristrikan Anak Kertanegara yg lebih mempunyai pamor pemersatu ketimbang Arya Damar yg dianggap ibu dr luar jawa..Tribhuwanapun adalah sebenarnya mewakili ibu'nya untuk menjadi Ratu.. Begitulah sedikit cerita tentang sepak tterjang Gajah Mada.. 8. Sumpah Amukti Palapa..menurur alur pemikiran nyleneh saya, adalah memang sumpah itu unruk mempersatukan Nuswantara, akan tetapi apa motivasi,nya.? Apabila sdh brsatu, untuk apa, mau kemana.? Logika saya kembali merujuk kepada Kerajaan Mongol...Kemungkinan kerajaan ini sdh mengendus adanya musuh2 baru yg laten, artinya sedikit demi sedikit akan menjadi besar dan akan menjadi saingan kerjaan Mongol...Salah dua'nya adalah penyebaran Islam dititik2 potensial seperti Kerajaan Malaka, Aceh didukung oleh Kekuasaan Khalifah di tanah Arab. dll.. dan yg kedua adalah Kerajaan2 wilayah barat jg sedang unjuk gigi, seperti portugis, spnyol, inggris, Belanda, yg juga membawa penyebaran agama Kristen.. Menurut sy, inilah sebenarnya yg menjadi motivasi sumpah seorang Gajah Mada yg menjembatani politik Bangsa Mongol..Kelihatan sangat merangkul..Dgn persatuan ini akan mendapatkan pencitraan baik oleh bangsa majapahit dan juga Politik Kaisar'pun bs dJembatani.. 8. Bentuk gelungan kepala Gajah Mada tdk'lah lazim dg adat nuswantara pada jaman'nya..Gelungan Budha yg asalnya dr dataran cina 9. Bhinneka Tunggal Ika, menyatakan 2 keyakinan adalah satu adanya, artinya adanya penerimaan terhadap keyakinan baru ( Budha) oleh orang2 majapahit yg berkeyakinan Hindu..dengan adanya kitab tersebut kemungkinannya sebagai pengesahan secara hukum kerajaan..Jadi diterimanya secara de Jure..Sangat brilian.. 10. Perang Bubat..Berawal dr peminangan putri Raja Pajajaran yg disiasati sebagai perkawinan politik oleh kerajaan Majapahit..Sayang sekali tdk sesuai dengan rencana Gajah Mada, dan menimbulkan perang besar.. Dari sini mulai kemerosotan Majapahit, hingga Hawam Wuruk jatuh sakit dan Gajah Mada'pun sebenarnya diam2 kembali pulang ke Mongol lewat jalur rahasia..Mengingat umur sdh tua dan ingin meninggal diTanah kelahirannya, Mongol..dan membiarkan Majapahit menata kembali dari kehancuran akibat perang..Artinya Gajah Mada sebelumnya sdh dpt menilai bahwa Majapahit tdk bs diperbaiki lg dalam rangka mendukung Kekaisaran..Adalah sangat mungkin diPihak Pajajaran dBantu oleh kaum2 ulama islam yg mumpuni..Artinya beliau sdh menerawang bertambah besarnya penyebaran agama islam yg sdh tdk dpt dibendung lagi. arya Damar yg dikirim ke Sumatera sdh masuk Islam. Siap untuk membalas sakit hati lewat anak2nya Raden Hasan/ Raden Patah dan Raden Husen..Gajah Mada cuci tangan n pulang.. 11. Mulailah terjadi suksesi2 dMajapahit..Perang paregreg..sdh dtebak oleh Gajah Mada.. Demikianlah tafsir2 nyleneh yg ada diBenak sy..Memang kurang ada'nya pembuktian, sebagaimana halnya sebuah konspirasi tingkat tinggi, tiadalah boleh banyak orang yg tahu anggaplah data top secret..Hanya untuk kalangan pemegang kekuasaan..Itupun kemungkinan Raja Majapahit tdk punya kuasa bahkan dilarang untuk mengungkapkan hal ini, bahkan untuk mengingat'nya melalui tulisan-tulisan.. Tafsir ini sy tulis murni untuk menambah khasanah pikiran dan ide..Tiada sedikitpun didasari untuk merendahkan SARA.. Terima kasih..Agung Surya_Trah Damar di Bali.

Patih=PM[sunting sumber]

Kenapa di dalam artikel tidak langsung gunakan saja jabatan pati dan maha patih? Mungkin jika bisa ada arikel khusus mengenai patih, tumenggung, maupun mahapatih. Bolehkah diganti?Aditthegrat 07:28, 6 April 2006 (UTC)

Silahkan jika anda memiliki informasi tambahan. Meursault2004 07:57, 6 April 2006 (UTC)
maaf ya kalau ikutan nimbrung :) nampaknya para penulis sejarah disini dengan sangat ringannya menukar atau bahkan menurut saya sdh agak nekat kalau di alih bahasakan padahal istilah-istilah itu mempunyai akar budaya, sejarah bagaimana kemunculannya istilah tsb ikut melekat menjadi hilang bahkan bisa membuat bingung, apakah anda setuju ? Geyol (bicara) 13:47, 15 Januari 2010 (UTC)

Bung Geyol, terus terang saya bingung untuk menyatakan setuju atau tidak. Sebaiknya dijelaskan secara terperinci kalimat atau bagian mana yang anda maksudkan salah dialih-bahasakan oleh para penulis lain. Anda juga dapat membantu dengan cara langsung menyuntingnya menjadi istilah yang menurut anda lebih sesuai dengan akar budaya/sejarah, tentunya sangat baik bila dapat dicantumkan pula rujukannya. Salam, Naval Scene (bicara) 03:10, 19 Februari 2010 (UTC)

Halo Naval Scene, kalimat itu mempunyai keterbatasan oleh karena itu dengan penamaan yang betul akan lebih menjelaskan, saya ambil contoh yang paling mudah saja, Rajo Nan Tigo apakah bisa diganti dengan Raja Nan Tiga, apakah tidak akan menimbulkan kebingungan ? bahkan saya melihat terdapat editor yang begitu semangatnya sampai gelar2 bangsawan antara lain eropa ikut terganti (maaf saya gunakan kata digantikan bukan alih bahasa) apakah tidak akan lebih menimbulkan kebingungan ? akan tetapi bila semisalnya gelar2 lokal tsb hanya dipakai sebagai penjelas yang kurang lebih mirip mungkin masih dapat diterima, menurut saya, apakah sebaiknya kita terima sajalah semua penamaan itu sebagaimana bawaan budayanya yang mengambarkan begitu uniknya budaya2 dari manusia, salam Geyol (bicara) 04:37, 19 Februari 2010 (UTC)
Oh, begitu maksudnya. Tadinya saya kira anda bicara tentang sesuatu di artikel ini. Pembicaraan umum tentang gelar asing dan penggunaannya di WBI mungkin lebih tepat bila dilanjutkan di Wikipedia:Warung kopi. Salam, Naval Scene (bicara) 08:49, 19 Februari 2010 (UTC)

Sumpah Palapa[sunting sumber]

Untuk sumpah Palapa saya akui saya mengambil dari artikel bahasa inggris yang tampak lebih mudah dimengerti (organisasi artkelnya, bukan bahasanya). Saya menerjemahkan ring dengan pulau, benar atau salahkah? Di situ Tumasik (singapura) tidak disebut ring, apakah karena dulu Tumasuk memiliki wilayah di semenanjung Malaka?

Dalam bahasa Jawa (Kuna) ring artinya tidak lain adalah "di" dan bukan pulau. Meursault2004 08:16, 6 April 2006 (UTC)

Ke Madagascar?[sunting sumber]

Perginya Gajah Mada ke Pulau Madagascar merupakan pendapat siapa ya? Sepertinya cukup spekulatif, hanya berdasarkan kemiripan nama belaka. Menurut ahli bahasa, kosakata dasar bahasa Madagascar justru lebih mirip bahasa Dayak Manyaan (70%-90%? kalau tidak salah). Lagipula Gajah Mada hidup sekitar abad ke-14, sedangkan kedatangan penduduk Asia ke Madagascar diperkirakan terjadi antara abad ke-5 s/d ke-10. Salam, Naval Scene 05:05, 29 Mei 2007 (UTC)

Keterangan ini: Gajah Mada adalah nama jabatan setingkat perdana menteri asalnya dari mana, ya? Setahu saya di masa Majapahit nama-nama binatang (Gajah, Lembu, Kuda, Hayam, dll.) digunakan sebagai nama pribadi atau julukan; sedangkan nama-nama jabatan pemerintahan adalah benar-benar istilah nama pangkat dalam bahasa Jawa Kuno atau bahasa Sansekerta (Mahamantri, Senapati, Adhyaksa, Purohita, dll.). Salam, Naval Scene 01:40, 22 Juni 2007 (UTC)

Saya pernah membuka kamus bahasa madagaskar, ternyata memang memiliki banyak persamaan dengan bahasa yang kami gunakan (Bahasa Dayak Ma'anyan) di alur sungai barito....salam (armen Kalteng)

Hal-hal yang spekulatif dan tanpa rujukan dihapus saja mas Naval Scene. Meursault2004ngobrol 21:50, 1 Juli 2007 (UTC)

Sebenarnya baik Sejarah Melayu maupun Hikayat Hang Tuah memperlakukan nama Gajah Mada sebagai nama generik buat semua patih Majapahit. Namun di Majapahit sendiri tentu tidak seperti itu. --Gombang 13:04, 30 April 2008 (UTC)

Memang benar, orang indonesia pertama kali ke Madagascar sekitar 1500 - 2000 tahun yang lalu. Ada beberapa gelombang kedatangan jadi tidak sekali jalan. Ini kira-kira terjadi pada jaman Srivijaya atau mungkin pada jaman keruntuhan Srivijaya. Ada beberapa gelombang dengan kapal-kapal kecil dan sedang. Dari history of Madagascar juga disebutkan ada rombongan yang besar datang dari Indonesia dengan kapal-kapal layar besar dan megah sekitar 600 tahun yang lalu, yang kemudian menjadi etnis terbesar : suku Merina. Kalau dilihat 600 tahun yang lalu kira-kira abad 14-15. Majapahit berdiri pada abad 12-15. Kalau dirunut lagi Gajahmada hidup pada masa Tribuana Tungga Devi sampai masa Hayam Wuruk. yang berarti pada sekitar abad 13-14. Pada akhir kejayaan Gajahmada yaitu peristiwa Bubat yang mengakibatkan Gajahmada di non aktifkan oleh Prabu Hayamwuruk dan dikasih tempat peristirahatan di Madakaripura (Probolinggo). Disebutkan Gajahmada lalu melakukan ekspedisi ke barat dengan membawa banyak kapal besar (kapal layar besar khas majapahit). Rombongan ini sempat singgah di Lampung lalu melanjutkan perjalanan ke barat dan tak terdengar lagi dan juga tak kembali. Tidak ada yang tau pasti Gajahmada dan rombongan besarnya sampai dimana. Silakan para pembaca sendiri yang menyimpulkan. Satu lagi mungkin bisa sebagai pertimbangan, di madagascar sekarang ini ada Radio Mada. Apakah sebenarnya ada hubungannya dengan Gajahmada?? tidak ada yang tau pasti. Salam (Zamor)

Bung Zamor, terima kasih atas pendapat anda. Namun untuk artikel ensiklopedia harus ada sumber tepercaya, yang bukan riset asli atau opini, serta netral. Jadi bila tidak ada yang tahu pasti dan rujukannya tidak jelas/kuat, maka seyogyanya memang tidak dituliskan saja. Salam, Naval Scene (bicara) 00:19, 18 April 2009 (UTC)

Kata Gajah tidak dikenal di Jawa?[sunting sumber]

Pernyataan berikut ini sumbernya dari mana : '"Diduga kuat ia berasal dari luar Jawa, karena kata Gajah pada masa itu tidak dikenal di Jawa."?. Salam, Naval Scene (bicara) 11:21, 8 Oktober 2008 (UTC)

Saya lihat Pararaton, ternyata ada nama-nama panglima Raden Wijaya yang bernama Gajah Sora, Gajah Pagon, dan Gajah Biru. Jadi, setidak-tidaknya di masa itu kata Gajah sudah dipakai sebagai nama. Nah, kalimat di atas akan saya hilangkan. Thx & Salam, Naval Scene (bicara) 10:43, 21 Oktober 2008 (UTC)

Mungkin karena Gajah sendiri tidak punya habitat di Jawa? Gombang (bicara) 05:20, 2 Februari 2010 (UTC)

Masalah habitat sepertinya bukan alasan yang kuat. Adanya penggunaan nama singha yang jelas tidak berhabitat di Jawa menurut saya mematahkan argumentasi tersebut. Naval Scene (bicara) 03:15, 19 Februari 2010 (UTC)

Biografi Gajah Mada karya Agus Aris Munandar mengatakan bahwa gajah sendiri berarti sebagai makhluk besar pelindung raja. Apa yang menghalangi akan dihabisi. Buku tersebut juga malah menyebutkan bahwa (kemungkinan) Gajah Pagon adalah ayah dari Gajah Mada.  Mimihitam  08:10, 20 Juli 2010 (UTC)

Etimologi[sunting sumber]

Menurut saya referensi pada subbagian artikel Etimologi yang berasal dari forum komunitas maya kaskus dan blog WordPress, tidak sesuai dengan panduan Wikipedia:Sumber tepercaya. Bagaimana pendapat rekan-rekan lainnya? Salam, Naval Scene (bicara) 05:59, 23 Desember 2009 (UTC)

Setuju. Sebaiknya forum (apa pun) diban dari daftar sumber.
Bennylin
15:24, 25 Desember 2009 (UTC)

Sumber tepercaya[sunting sumber]

Hiks. Artikel ini semakin tidak karuan dan dipenuhi dengan pendapat pribadi tetapi tanpa referensi yang jelas. Butuh perombakan besar untuk menaikkan kualitasnya. Untuk sementara saya tambahkan templat tak akurat. Naval Scene (bicara) 15:03, 12 Januari 2010 (UTC)

Maaf ya, itu salah saya. Erik 08:11, 17 Januari 2010 (UTC)

Hai Bung Erik. Sebenarnya maksud saya kontribusi dari banyak pengguna anonim, utamanya yang mengklaim daerah tertentu sebagai asal sang patih namun umumnya tidak berreferensi. Naval Scene (bicara) 08:58, 17 Januari 2010 (UTC)
Trend terbaru dari penyunting anonim di artikel ini: menyuruh pembaca melihat berbagai prasasti. Himbauan kepada penyunting anonim: Terima kasih atas banyaknya upaya anda untuk meningkatkan kualitas artikel Gajah Mada ini. Namun, mohon agar anda memberikan kutipan dari buku/dokumen ilmiah/penerbitan, sebagai referensi tepercaya terhadap tulisan anda. Menambahkan kutipan "Lihat Prasasti X" tidak akan meningkatkan kualitas artikel dan membuat tulisan menjadi relevan. Salam, Naval Scene (bicara) 01:50, 19 Januari 2010 (UTC)

Ya sih, tapi tidak seharusnya pada bagian yang dibegitukan harus dihapus (Ikhtiar). Seharusnya Anda biarkan saja sampai ada yang dapat memperbaikinya. Seperti halnya pada artikel berjudul Hanoman. Erik 06:56, 21 Januari 2010 (UTC)

Saya sebenarnya hanya menyembunyikannya saja, tidak menghapus. Perbaikan tidak hanya dalam bentuk menghapus lho, bisa juga menyembunyikan bagian yang tidak sesuai, menambah rujukan/sumber tepercaya, memperbaiki tata bahasa atau ejaan, memasang tag perbaikan, dan lain-lain. Salam, Naval Scene (bicara) 03:22, 19 Februari 2010 (UTC)

Tapi saya rasa memperbaiki dengan cara menyembunyikan (jika tak ada niat buat ngapus) karena hanya 3,25% bisa diperbaiki pengguna lain. Dipajang justru merupakan hal yang paling bagus karena akan dapat diperbaiki oleh pengguna lain bahkan hingga 1.000%. Memang apa sih ruginya wong cuman 1 artikel saja. -- INRI  08:03, 7 Mei 2010 (UTC)

Karena sekian lama tidak ada perubahan berarti dan penambahan rujukan, maka bagian yang disembunyikan sekarang sudah dihapus. Salam, Naval Scene (bicara) 08:30, 7 Mei 2010 (UTC)

Mahapatih Amangkubhumi[sunting sumber]

Dapat referensi dari mana ? memang ada kepangkatan Mahapatih Amangkubhumi krn baik menurut lempeng, piagam atau pupuh sepertinya tdk pernah disebutkan Omdo (bicara) 19:21, 15 Januari 2010 (UTC)

Berkas yang meragukan[sunting sumber]

Saya aneh terhadap gambar dibawah ini:

Pada artikel ini kok gambar ini merupakan "contoh Sumpah Palapa dalam teks Sanskrit" dan sementara pada sebuah artikel berjudul bahasa Sansekerta yang ternyata juga menggunakan gambar yang sama dan disebutkan merupakan gambar "Naskah Devimahatmya pada daun lontar menggunakan aksara Bhujimol awal yang berasal dari Bihar atau Nepal pada abad ke-11." Ini tampak aneh karena Sumpah Palapa saya kira mana mungkin bisa sampai ke Nepal. Saya beranggapan bahwa seorang pengguna di Wikipedia bernama Omdo ternyata telah mengganti Berkas:Sumpah Palapa (Sanskrit).jpg yang kebetulan sebelum dihapus gambarnya terlihat sama dengan berkas yang seperti diatas menjadi berkas yang seperti diatas. Sebelumnya saya sudah menanyakan hal ini kepada Omdo dan Omdo menjawab di halaman pembicaraan saya bahwa berkas tersebut (Berkas:Sumpah Palapa (Sankrit).jpg) merupakan sebuah contoh yang diambil dari media yang sama. Tapi kenapa ini dapat terjadi ? Mohon para pengguna yang lain tolong perdebatkan ini bersama Omdo karena saya sudah puyeng mikirin beliau. Erik 22:20, 28 Januari 2010 (UTC)

Silahkan lain kali anda sunting saja (Wikipedia:Jangan ragu menyunting artikel). Setiap pengguna mempunyai hak yang sama. Salam, Naval Scene (bicara) 04:22, 2 Februari 2010 (UTC)

Tanya tentang Sumpah Palapa[sunting sumber]

Gue bingung artinya kenikmatan duniawi itu apa? Apa menikah itu juga trmasuk kenikmatan duniawi?Ario202.152.171.25 25 Maret 2012 12.21 (UTC)[balas]

Itu sih mungkin saja, namun hanya suatu penafsiran. Yang jelas-jelas tertulis ialah Gajah Mada berpantang makan palapa (rempah-rempah). Salam, Naval Scene (bicara) 12 April 2012 04.54 (UTC)[balas]

palapa (rempah2), dalam hikayat kerajaan di seraN (seraM barat/huamual) dan guruN(goroM, Seram timur,beberapa tuturan lisan merujuk pada asal usul gajah mada, tp kami tdk yakin klo itu memilki kaitan.

Gelar Gajah Mada[sunting sumber]

Gelar 'mahapatih' itu tidak pernah ada. Adanya rakryan mapatih atau apatih, dengan bentuk umumnya adalah 'patih'. 'Mahapati' memang ada, tapi itu adalah nama seorang tokoh di Pararaton yang sampai sekarang belum bisa diidentifikasi secara pasti dan jelas tidak menjabat sebagai patih.

Jabatan Gajah Mada adalah Patih Majapahit atau Patih Amangkubhumi. Tidak perlu ditambahi gelar fiksi 'Mahapatih' yang walaupun populer namun salah. Patih daerah memang ada dan Gajah Mada sendiri pernah menjabat Patih di Daha dan Kahuripan. Tetapi dia tidak lantas menjadi 'Mahapatih' ketika di Majapahit dan tidak ada sumber primer yang menyebutnya demikian, malah dia pernah disebut 'Patih Janggala dan Kadiri".

Gelar 'Mahapatih' harus diganti dan tidak boleh diberi gelar Mahapatih lagi, ini namanya membelokkan sejarah. ArgaAkhmada37 (bicara) 14 Januari 2024 00.57 (UTC)[balas]