Pemandu lalu lintas udara
Pemandu Lalu Lintas Udara (bahasa Inggris: Air Traffic Controller, ATC) adalah profesi yang memberikan layanan pengaturan lalu lintas di udara terutama pesawat udara untuk mencegah antarpesawat terlalu dekat satu sama lain, mencegah tabrakan antarpesawat udara dan pesawat udara dengan rintangan yang ada di sekitarnya selama beroperasi. ATC atau yang disebut dengan Air Traffic Controller juga berperan dalam pengaturan kelancaran arus lalu lintas, membantu Pilot dalam mengendalikan keadaan darurat, memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (seperti informasi cuaca, informasi navigasi penerbangan, dan informasi lalu lintas udara). ATC adalah rekan terdekat pilot selama di udara, peran ATC sangat besar dalam tercapainya tujuan penerbangan. Semua aktivitas pesawat di dalam Manoeuvring Area diharuskan mendapat mandat terlebih dahulu dari ATC, yang kemudian ATC akan memberikan informasi, instruksi, Clearance/mandat kepada Pilot sehingga tercapai tujuan keselamatan penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan memenuhi aturan. ATC merupakan salah satu media strategis untuk menjaga kedaulatan suatu wilayah/suatu negara.[1]
.
Bahasa
Sesuai yang disyaratkan oleh International Civil Aviation Organization (ICAO), Operasi pemanduan lalu lintas udara menggunakan English language atau bahasa yang digunakan oleh Ground Station.[2] Bahasa ibu suatu wilayah sering juga digunakan dalam pelaksanaannya, namun English language diatur dalam standar bahasa yang dikenal sebagai Phraseologies harus digunakan jika diminta untuk menghindari kesalahpahaman dalam berkomunikasi.[2]. Setiap petugas pelayanan dan pemanduan lalu lintas udara wajib mengenal dan mahir menggunakan standar Phraseologies.
Sertifikasi
Di Indonesia, Pemandu lalu lintas udara akan diberikan lisensi atau sertifikat kecakapan apabila berusia sekurang-kurangnya 21 tahun, lulus pemeriksaan kesehatan sekurang-kurangnya level 3, lulus pelatihan yang tidak kurang dari 3 bulan di tempat yang diakui secara hukum dan telah menguasai beberapa pengetahuan berikut ini selama menempuh pendidikan dan pelatihan[3]:
- Hukum Udara (bahasa Inggris: Air Law); Petunjuk dan peraturan yang relevan dengan Pemandu lalu lintas udara
- Peralatan pemanduan lalu lintas udara (bahasa Inggris: Air Traffic Control Equipment); Prinsip dasar, penggunaan, dan keterbatasan peralatan yang dugunakan dalam pemanduan lalu lintas udara.
- Pengetahuan Umum (bahasa Inggris: General Knowledge); Prinsip dasar penerbangan, prinsip dasar operasi dan fungsi pesawat udara, powerplants and systems; performa pesawat yang relevan dengan operasi pemanduan lalu lintas udara.
- Kinerja Manusia (bahasa Inggris: Human Performance); Kinerja Manusia termasuk prinsip-prinsip dasar manajemen keadaan darurat dan manajemen resiko
- Meteorologi (bahasa Inggris: Meteorology); Meteorologi Penerbangan: penggunaan dan apresiasi terhadap dokumentasi dan informasi meteorologi; asal mula dan karateristik dari fenomena cuaca, yang mempengaruhi terhadap operasi dan keselamatan penerbangan; altimeter
- Navigasi Penerbangan (bahasa Inggris: Air Navigation); Prinsip dasar navigasi udara; kaidah, keterbatasan dan akurasi sistem navigasi dan peralatan visual
- Prosedur Operasi (bahasa Inggris: Operational procedures); Pemanduan lalu lintas udara, komunikasi penerbangan, radio telephony and prosedur phraseology (routine, non-routine dan keadaan darurat); metode dokumentasi penerbangan; budaya keselamatan yang terkait dengan penerbangan.
Sertifikat Kecakapan tersebut akan diberikan oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara, setelah memenuhi persyaratan-persyaratan yang ditentukan sesuai dengan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil bagian 69.
Tujuan Pelayanan Lalu Lintas Udara
Berikut ini adalah tujuan pelayanan lalu lintas udara yang diberikan oleh ATC berdasarkan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) bagian 170[4]:
- Mencegah tabrakan antarpesawat.
- Mencegah tabrakan antarpesawat di area pergerakan rintangan di area tersebut.
- Mempercepat dan mempertahankan pergerakan lalu lintas udara.
- Memberikan saran dan informasi yang berguna untuk keselamatan dan efisiensi pengaturan lalu lintas udara.
- Memberitahukan kepada organisasi yang berwenang dalam pencarian pesawat yang memerlukan pencarian dan pertolongan sesuai dengan organisasi yang dipersyaratkan.
atau disebut dengan istilah 5 objective of ATS dalam ICAO dokumen ANNEX 11 tentang Air Traffic Service [5]:
- Prevent collisions between aircraft;
- Prevent collisions between aircraft on the manoeuvring area and obstructions on that area;
- Expedite and maintain an orderly flow of air traffic;
- Provide advice and information useful for the safe and efficient conduct of flights;
- Notify appropriate organizations regarding aircraft in need of search and rescue aid, and assist such organizations as required.
Ruang Operasi
ATC melakukan pengaturan lalu lintas udara di Menara/(Tower) untuk Aerodrome Control Tower, agar dapat melihat dengan jelas keadaan runway Landas pacu, sedangkan untuk Approach Control Unit dan Area Control Centre berada di ruangan yang letaknya berdekatan dengan Menara/(''Tower'') untuk memudahkan koordinasi. Namun tidak semua bandar udara menerapkan kondisi demikian, disesuaikan dengan kondisi lalu lintas udara dan kepadatannya.
Beban Kerja
Disiplin dan tanggung jawab yang tinggi, jam kerja di ATC diatur secara bergiliran berdasarkan "possition log" atau “shift” [6]. Pada Aerodrome Control Tower, bidang pekerjaannya yang dibagi dalam beberapa unit, di antaranya Clearance Delivery, unit yang memberi informasi semua Rute Pelayanan Lalu Lintas Udara/ ATS Route, ketinggian pesawat yang diminta atau diizinkan untuk terbang ke tujuan. Ground Control, mengatur semua pergerakan mulai pesawat itu push back, sampai pesawat ke taxiway, menanti di ujung runway untuk take off. Assistant Tower Controller, tugasnya membantu aktivitas tower controller. Tower Controller sendiri mengatur take off dan landing pesawat.
Sekalipun jam kerja sudah diatur, setiap rutinitas pasti ada kejenuhannya. Namun karena pekerjaan yang mempertaruhkan nyawa penumpang pesawat, dengan fokus dan tanggung jawab profesi, ATC diharuskan untuk tidak merasakan kejenuhan ketika bekerja. Pada hal ini Penyedia layanan pemanduan lalu lintas udara wajib menerapkan pola manajemen stress pada beban kerja ATC dan manajemen keselamatan. Menurut Dokumen 9426 Air Trafic Planning Manual, pemimpin unit pemandu lalu lintas udara (unit chief controllers) dan para petugas evaluasi (evaluation officers) perlu selalu waspada atas tanda–tanda stres pada anggota stafnya dan mestinya tidak ragu–ragu untuk membantu meringankannya. Pada langkah ini, suatu diskusi informal supervisor dengan pegawai pelaksana sering dapat menghindari hilangnya kecakapan secara progresif. Ini dapat juga meningkatkan keselamatan operasi unit yang terkait. [7]
Air Traffic Control Pertama Di Dunia[8]
Bila ditarik ke belakang, sejarah air traffic control mungkin dimulai 2 dekade setelah Wright bersaudara menemukan pesawat pada tahun 1903. Tidak lama setelah Perang Dunia Pertama (PD I) berakhir orang mulai menyadari bahwa pesawat terbang memiliki potensi keuntungan dan komersial. Pada saat inilah beberapa perusahaan penerbangan komersial terbentuk. Pada akhir tahun 1920, telah terdapat beberapa perusahaan penerbangan komersial di Eropa seperti KLM di Belanda, dua perusahaan penerbangan Perancis, satu di Belgia, dan delapan di Inggris.
Tahun 1922 setelah terjadi minor collision di Bandara Croydon, London, pihak DGCA Inggris mengeluarkan Notam 62/1922 yang isinya memberitahukan kepada Pilot yang akan berangkat untuk mendapat urutan keberangkatan dan sinyal sebagai izin take off dari ‘controller’. Sinyal ini adalah lambaian bendera merah. Segera setelah ditemukan bahwa bendera ini tidak dapat terlihat pada beberapa tempat di Croydon karena memiliki slope miring pada satu sisi, posisi bendera ini dipindahkan ke salah satu balkon pada gedung tertinggi. Pada bulan Juli 1922 di Croydon dibangun sebuah tempat observasi yang sekelilingnya bermaterial kaca. Bangunan ini sebenarnya dimaksudkan untuk menguji arah peralatan komunikasi nirkabel. Selanjutnya, ‘tower’ ini menjadi pusat komunikasi bagi seluruh penerbangan di bandara Croydon. Sang operator menusukkan pin pada peta yang tersedia tidak lama setelah menerima laporan posisi pesawat, dan berdasarkan perhitungannya sendiri, menjalankan pin tersebut sesuai dengan rute pesawat yang bersangkutan.
Apabila diperkirakan dua pesawat akan saling melewati, sang operator akan menginformasikan hal tersebut kepada pilot. Inilah lahirnya ‘Advisory Service’ yang pertama. Selanjutnya pada Notam 109/1924 mengenai peraturan untuk take off berbunyi “When the aircraft is visible from the control tower, permission to depart will be given from the tower…”. Inilah pertama kali terminologi control tower dipakai. Pada tahun 1926 sistem pengendalian lalu lintas udara mendapat nama baru yaitu Wireless Traffic Control dan petugasnya disebut Control Officers. Mulai saat itu terminologi ‘control’ secara resmi digunakan, tetapi hubungan Pilot/Controller masih berupa gentlements agreements. Hal ini berubah pada tahun 1927 saat disepakati bahwa controller tidak hanya memberi informasi pada pilot mengenai keberadaan traffic lain, tetapi berhak memberikan arah terbang (direction) untuk menghindari traffic lawan. Jadi siapakah air traffic controller pertama di dunia?
Jika melihat pada salah satu prinsip tugas air traffic control yaitu menjaga keselamatan pesawat terbang di bandara dan sekitarnya, sekiranya sah-sah saja jika menyebut Wilbur Wright sebagai air traffic controller pertama dunia. Dan Orville Wright menjadi yang kedua. Karena sementara Orville Wright melakukan 12 detik penerbangan pertama dalam sejarah manusia pada tanggal 17 Desember 1903 di Kitty Hawk, California, Wilbur Wright melakukan apa yang mungkin saat ini kita sebut sebagai ‘operational watch’. Untuk dapat take off pada kecepatan 20 mil/jam, Wilbur berlari mengikuti pesawat terbang pertama dunia itu sambil memegang wingtips-nya dan menyeimbangkan pesawat tersebut sampai airborne. Kemudian Wilbur memerhatikan dengan sangat saksama penerbangan tersebut sampai akhirnya Orville mendarat kurang lebih 120 kaki di depannya. Selanjutnya saat Wilbur bertindak sebagai pilot, dan terbang selama 59 detik, giliran Orville Wright yang memerhatikan penerbangan yang dilakukan saudaranya dengan saksama sampai akhirnya mendarat 852 kaki di depannya!
Pembagian Pelayanan Lalu Lintas Udara
Sesuai dengan tujuan pemberian Air Traffic Services, Annex 11, International Civil Aviation Organization (ICAO), 1998, Pelayanan Lalu Lintas Udara terdiri dari 3 (tiga) layanan [4], yaitu:
- Pelayanan Pengendalian Lalu Lintas Udara (Air traffic control service), pada ruang udara terkontrol/Controlled Airspace terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu:
- Aerodrome Control Service
- Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting Service yang diperuntukkan bagi pesawat terbang yang beroperasi atau berada di bandar udara dan sekitarnya (vicinity of aerodrome) seperti take off, landing, taxiing, dan yang berada di kawasan manoeuvring area, yang dilakukan di menara pengawas (control tower). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Aerodrome Control Tower (ADC).
- Approach Control Service
- Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting Service, yang diberikan kepada pesawat yang berada di ruang udara sekitar bandar udara, baik yang sedang melakukan pendekatan maupun yang baru berangkat, terutama bagi penerbangan yang beroperasi terbang instrumen yaitu suatu penerbangan yang mengikuti aturan penerbangan instrumen atau dikenal dengan Instrument Flight Rule (IFR). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Approach Control Office (APP).
- Area Control Service
- Memberikan layanan Air Traffic Control Service, Flight Information Service, dan Alerting Service, yang diberikan kepada penerbang yang sedang menjelajah (en-route flight) terutama yang termasuk penerbangan terkontrol (controlled flights). Unit yang bertanggung jawab memberikan pelayanan ini disebut Area Control Centre (ACC).
- Pelayanan Informasi Penerbangan (Flight Information Service)
- Flight Information Service adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberikan berita dan informasi yang berguna dan bermanfaat untuk keselamatan, keamanan, dan efisiensi bagi penerbangan.
- Pelayanan keadaan darurat (alerting service)
- Pelayanan keadaan darurat adalah pelayanan yang dilakukan dengan memberitahukan instansi terkait yang tepat, mengenai pesawat udara yang membutuhkan pertolongan search and rescue unit dan membantu instansi tersebut, apabila diperlukan.
Air Traffic Control Indonesia di mata dunia
- Pada Tahun 2008 Indonesia terpilih sebagai salah satu pemenang Air Traffic Control (ATC) Global Awards. Hadiah tersebut diterima oleh DR. Budi Muliawan Suyitno, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Departemen Perhubungan pada tanggal 11 Maret 2008 di Amsterdam. lndonesia ditetapkan sebagai pemenang atas upaya lndonesia dalam merealisasikan penggunaan penemuan teknologi baru, yaitu pembangunan stasiun “automatic dependent surveillance” (ADS) guna memantau dan melacak posisi pesawat terbang yang melintasi wilayah lndonesia secara akurat dan terintegrasi. Dengan metode tersebut keterbatasan jangkauan radar dapat teratasi, karena pesawat secara otomatis dapat melaporkan posisinya meialui pengenalan kombinasi sistem antara teknologi GPS dan data untuk melacak posisi pesawat. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Dephub bersama dengan perusahaan IT bandara “SITA” terpilih sebagai pemenang pada kategori “Enabling Technology Award” - kontribusi dalam peningkatan kapasitas dan kesetamatan penerbangan. Saingan lndonesia dalam mendapatkan penghargaan pada kategori tersebut yaitu Thales ADS-B dan Adacel lnc.[9]
- Organisasi Profesi Air Traffic Control Indonesia, Indonesia Air Traffic Controllers Association - (IATCA) dikukuhkan sebagai anggota organisasi International Federation of Air Traffic Controllers' Associations ( IFATCA ) pada tanggal 23 Maret 2001 di Gedung PBB Geneva - Switzerland.[10]
- Albania - Agjencia Nacionale e Trafikut Ajror
- Armenia - Armenian Air Traffic Services (ARMATS)
- Austria - Austro Control
- Australia - Airservices Australia (State Owned Corporation) and Royal Australian Air Force.
- Belarus - Republican Unitary Enterprise "Белаэронавигация (Belarusian Air Navigation)"
- Belgium - Belgocontrol
- Brazil - Departmento de Controle do Espaço Aéreo (ATC/ATM Authority) and ANAC - Agência Nacional de Aviação Civil (Civil Aviation Authority)
- Bulgaria - Air Traffic Services Authority
- Canada - NAV CANADA - formerly provided by Transport Canada and Canadian Forces
- Central America - Corporación Centroamericana de Servicios de Navegación Aérea
- Chile - (DGAC) Dirección General de Aeronáutica Civil
- Colombia - (UAEAC) Aeronáutica Civil Colombiana
- Croatia - Hrvatska kontrola zračne plovidbe (Croatia Control Ltd.)
- Cuba - IACC (Instituto de Aeronáutica Civil de Cuba)
- Czech Republic - Řízení letového provozu ČR
- Denmark - Naviair (Danish ATC)
- Dominican Republic - IDAC (Instituto Dominicano de Aviación Civil) "Dominican Institute of Civil Aviation"
- Estonia - Estonian Air Navigation Services
- Europe - Eurocontrol - (European Organisation for the Safety of Air Navigation)
- Finland - Finavia
- France - Direction Générale de l'Aviation Civile (DGAC) : Direction des Services de la Navigation Aérienne (DSNA) (Government body)
- Georgia - SAKAERONAVIGATSIA, Ltd. (Georgian Air Navigation)
- Germany - Deutsche Flugsicherung (German ATC - State-owned company)
- Greece - Hellenic Civil Aviation Authority (HCAA)
- Hong Kong - CAD (Civil Aviation Department)
- Hungary - HungaroControl Magyar Légiforgalmi Szolgálat Zrt. (HungaroControl Hungarian Air Navigation Services Pte. Ltd. Co.)
- Iceland - ISAVIA
- Indonesia - Angkasa Pura II , Direktorat Jendral Pehubungan Udara, Angkasa Pura I
- Irlandia - IAA (Irish Aviation Authority)
- India - Airports Authority of India (AAI) (under Ministry of Civil Aviation, Government Of India)
- Italy - ENAV (Italian ATC)(Ente Nazionale Assistenza al Volo - Italian ATC)
- Jamaica - JCAA (Jamaica Civil Aviation Authority)
- Latvia - LGS (Latvian ATC)
- Lithuania - ANS (Lithuanian ATC)
- Luxembourg - Luxembourg ATC
- Macedonia - DGCA (Macedonian ATC)
- Malaysia - DCA-Department of Civil Aviation
- Malta - Malta Air Traffic Services Ltd
- Mexico - Servicios a la Navegación en el Espacio Aéreo Mexicano
- Nepal - Civil Aviation Authority of Nepal
- Netherlands - Luchtverkeersleiding Nederland (LVNL) (Dutch ATC) http://www.eurocontrol.nl Eurocontrol (European area control ATC)
- New Zealand - Airways New Zealand (State Owned Enterprise)
- Norway - Avinor (State-owned private company)
- Oman - Directorate General of Meteorology & Air Navigation (Government of Oman)
- Pakistan - Civil Aviation Authority (under Government of Pakistan)
- Peru - Centro de Instrucción de Aviación Civil CIAC Civil Aviation Training Center
- Philippines - Civil Aviation Authority of the Philippines (CAAP) (under the Philippine Government)
- Poland - PANSA - Polish Air Navigation Services Agency
- Portugal - NAV - NAV (Portuguese ATC)
- Romania - Romanian Air Traffic Services Administration - (ROMATSA)
- Russia - Federal State Unitary Enterprise "State ATM Corporation" - (State ATM Corporation)
- Saudi Arabia - General Authority of Civil Aviation (GACA)
- Singapore - CAAS (Civil Aviation Authority of Singapore)
- Serbia - Serbia and Montenegro Air Traffic Services Agency Ltd. (SMATSA)
- Slovakia - Letové prevádzkové služby Slovenskej republiky
- Slovenia - Slovenia Control
- South Africa - Air Traffic and Navigation Services. (ATNS)
- Spain - AENA (Spanish ATC and Airports)
- Sweden - The LFV Group (Swedish ATC)
- Switzerland - Skyguide
- Taiwan - ANWS Civil Aeronautical Administration
- Thailand - AEROTHAI (Aeronautical Radio of Thailand)
- Trinidad and Tobago - TTCAA (Trinidad and Tobago Civil Aviation Authority)
- Turkey - DGCA (Turkish Directorate General of Civil Aviation)
- United Arab Emirates - General Civil Aviation Authority (GCAA)
- United Kingdom - National Air Traffic Services (49% State Owned Public-Private Partnership)
- United States - Federal Aviation Administration (Government Body)
- Ukraine - Ukrainian State Air Traffic Service Enterprise (UkSATSE)
- Venezuela - INAC (Instituto Nacional de Aviación Civil)
Referensi
- ^ "Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang Penerbangan". Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 January 2009. Diakses tanggal 2011-09-02.
- ^ a b "ICAO FAQ". Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 February 2009. Diakses tanggal 2011-09-02.
- ^ "Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil bagian 69". Diarsipkan dari versi asli tanggal 17 February 2009. Diakses tanggal 2012-07-17.
- ^ a b "PKPS 170 - Peraturan Lalu Lintas Udara". Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 February 2009. Diakses tanggal 2011-09-02.
- ^ "ICAO Document Annex 11 - Air Traffic Services" (PDF). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal July 2011. Diakses tanggal 2011-12-03.
- ^ Kehidupan di Tower "Kehidupan di Tower. Tabloid Aviasi" Periksa nilai
|url=
(bantuan). Kehidupan di Tower Diarsipkan Periksa nilai|archiveurl=
(bantuan) dari versi asli tanggal 6 July 2010. Diakses tanggal 2011-02-17. - ^ "Stress Pada Air Traffic Controller. http://angkasasena.blogspot.com". Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 April 2008. Diakses tanggal 2012-07-05. Hapus pranala luar di parameter
|title=
(bantuan) - ^ Acil's Column
- ^ "INDONESIA PEMENANG AIR TRAFIC CONTROL GLOBAL AWARDS 2008. http://www.id.indonesia.nl". Diarsipkan dari versi asli tanggal 13 March 2008. Diakses tanggal 2012-07-05. Hapus pranala luar di parameter
|title=
(bantuan) - ^ "IATCA Manual Edisi 2011". Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 October 2010. Diakses tanggal 2012-07-05.
- ^ http://en.wikipedia.org/wiki/Air_traffic_control
Pranala luar
- (Indonesia) Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil bagian 69
- (Indonesia) Indonesia Air Traffic Controllers Assosiation
- (Indonesia) Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia
- (Indonesia) Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Medan
- (Indonesia) Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Makassar
- (Indonesia) Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya
- (Indonesia) Acil's Column