Pantang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pantang[1] berarti "tidak melakukan sesuatu dalam kehidupan" baik untuk jangka pendek ataupun jangka panjang. Hal ini dilakukan karena alasan kesehatan, kebiasaan ataupun keyakinan tertentu. Seperti Pantang Menyerah Banyak Pantangan

Pantang dalam kesehatan[sunting | sunting sumber]

Orang yang menderita penyakit tertentu, atau yang ingin menghindari akibat-akibat yang tidak diinginkan atas kesehatannya, sering kali melakukan praktik berpantang. Misalnya, seseorang yang menderita diabetes sering memilih atau dianjurkan untuk berpantang gula ataupun makanan yang terlalu banyak mengandung karbohidrat. Orang yang menderita tekanan darah tinggi (hipertensi) dianjurkan menghindari garam. Untuk menghindarkan penyakit kanker dokter sangat menganjurkan orang untuk menghentikan merokok atau menghindari tempat-tempat di mana banyak orang yang merokok.

Pantang karena kebiasaan[sunting | sunting sumber]

Di daerah-daerah tertentu di Indonesia (misalnya, di Kuningan, Jawa Barat, Lombok, dll.), terdapat kolam yang berisi ikan-ikan yang tidak boleh ditangkap dan dimakan. Bila pantangan ini dilanggar, si pelakunya akan mengalami malapetaka.

Pantang karena keyakinan[sunting | sunting sumber]

Agama-agama atau keyakinan tertentu mengajarkan pemeluknya untuk berpantang atau menghindari makanan tertentu.

Di daerah pantai selatan pulau Jawa ada keyakinan bahwa laki-laki tidak boleh mengenakan pakaian berwarna hijau. Bila pantangan ini dilarang, orang tersebut dapat ditelan ombak; menurut keyakinan masyarakat setempat, orang itu diambil menjadi suami Nyai Roro Kidul, penguasa pantai selatan.

Agama Hindu melarang pengikutnya memakan daging sapi, karena sapi (Nandi) adalah kendaraan dewa Syiwa.

Agama Yahudi menuntut berbagai pantangan dari para pengikutnya: menaati hari Sabat, memakan makanan yang kosyer, dll.

Dalam agama Islam, pemeluknya berpantang memakan makanan yang haram, mengenakan atau mengambil riba, memperlihatkan aurat kepada seseorang yang bukan muhrimnya, dll.

Umat Katolik mempraktikkan pantang sebagai kombinasi dengan puasa yang dilakukan pada masa Lenten (pra-Paskah, yaitu 40 hari sebelum Hari Raya Paskah). Dalam melakukan pantang, seseorang dapat memilih kegiatan atau makanan yang akan dihindari selama masa pra-Paskah itu. Misalnya, seorang memilih untuk berpantang merokok selama 40 hari. Sangat dianjurkan hal yang dihindari adalah hal yang amat disukai pada masa biasa.

Umat Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh berpantang memakan daging babi, binatang laut yang tidak bersisik (mis. ikan hiu, udang, kepiting, kerang, dll.), meminum minuman keras atau bahkan juga kopi,teh dan tembakau.

Banyak orang sekarang memilih untuk berpantang memakan daging dan hidup sebagai vegetarian karena keyakinannya bahwa membunuh binatang itu salah, atau keyakinan bahwa sayur-sayuran lebih menyehatkan tubuh daripada daging. Jainisme adalah salah satu agama yang secara ketat menuntut pemeluknya menjalani kehidupan sebagai vegetarian.

  1. ^ Bahasa Dan Sastra Indonesia. Ciracas Jakarta: Erlangga.