Pantai Ora

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pantai Ora

Bungalow di atas air, pantai Ora
Pantai Ora di Maluku
Pantai Ora
Informasi
Lokasi Pantai Ora, Saleman, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku
Negara  Indonesia
Koordinat 2°57′34″S 129°08′21″E / 2.9594981°S 129.1391631°E / -2.9594981; 129.1391631Koordinat: 2°57′34″S 129°08′21″E / 2.9594981°S 129.1391631°E / -2.9594981; 129.1391631
Pengelola Masyarakat Negeri Saleman
Jenis objek wisata Wisata pantai
Gaya Alami
Fasilitas  • Rumah Darat
 • Rumah Panggung
 • Spot Foto
Peta Pulau Seram
Bungalow di atas air, pantai Ora
Terumbu karang, pantai Ora

Pantai Ora adalah suatu pantai yang terletak Pulau Seram, kecamatan Seram Utara, Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Pantai yang berlokasi di ujung barat teluk Sawai ini berada di sebelah Desa Saleman dan Desa Sawai, di tepi hutan Taman Nasional Manusela. Pantai Ora memiliki karakteristik pantai yang berpasir putih dengan air yang sangat jernih dan tenang dengan kekayaan terumbu karang, ikan dan aneka ragam biota laut lainnya. Pantai Ora dan negeri Sawai merupakan objek wisata di teluk Sawai yang setiap tahunnya dapat menyedot sekitar 500 wisatawan dari dalam dan luar negeri (2013).[1] Pantai Ora memiliki resor penginapan yang mengambang di atas pantai. Sementara di Desa Sawai terdapat pondok wisata yang berada di antara pemukiman penduduk yang juga terapung di pantai. Berbagai kegiatan wisata yang dapat dilakukan di Pantai Ora antara lain wisata alam, wisata tirta, selam permukaan, selam, wisata kuliner, jelajah gua dan fotografi.

Geografis[sunting | sunting sumber]

Pantai Ora terletak di kabupaten Maluku Tengah, Maluku, Indonesia. Secara geografis Kabupaten Maluku Tengah pada umumnya beriklim laut tropis dan iklim musim. Hal ini disebabkan karena Maluku Tengah dikelilingi oleh laut yang luas, maka iklim laut tropis di daerah ini berlangsung seirama dengan iklim musim yang ada.[2]

Wilayah Pantai Ora tidak memiliki daratan yang luas, karena daratan berupa tebing atau bukit batu yang cukup curam, walaupun bisa didaki. Alam di sekitar Pantai Ora dibentuk oleh tebing-tebing Sawai yang menjulang, hutan tropis dan rangkaian pegunungan yang merupakan kawasan Taman Nasional Manusela. Tebing dan teluk Sawai yang mengelilingi pantai Ora terbentuk dari proses tektonik pada zaman purba dimana kawah vulkanik yang terbentuk kemudian terendam air laut menjadi Teluk Sawai.[3] Pantai Ora sendiri cukup kecil, karena di sekeliling kawasan teluk tersebut, selain terdapat Pantai Ora juga terdapat pantai-pantai lain sebagai tempat wisata, seperti Mata Air Belanda, dan Bukit Batu.

Penduduk[sunting | sunting sumber]

Pantai Ora bersebelahan dengan dua desa, yaitu Desa Saleman dan Desa Sawai. Kedua negeri tersebut juga lazim disebut sebagai Negeri yang artinya negeri adat. Desa Saleman dan Sawai berada di Kecamatan Seram Utara, Kabupaten Maluku Tengah.

Desa Sawai memiliki luar 15 hektar, dengan penduduk 4000 jiwa. Desa Sawai merupakan negeri penyangga Taman Nasional Manusela yang memiliki luas 189.000 hektar.[4] Desa Saleman adalah negeri adat sekaligus negeri wisata yang dipimpin oleh kepala negeri dan kepala adat. Sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai petani dan nelayan.

Pantai Ora, negeri Saleman dan negeri Sawai berada di teluk Sawai yang merupakan wilayah Seram Utara dan Seram Utara Barat. Secara umum penduduk asli pulau Seram adalah suku Alifuru yang berada di pegunungan namun terdapat juga suku-suku primitif lain seperti suku Hoaulu yang bermukim di pedesaan di Seram Utara. Namun demikian sekarang telah banyak pendatang dari berbagai pulau di sekitarnya, terutama suku bangsa Tionghoa dan Arab.[5]

Lingkungan Hidup[sunting | sunting sumber]

Pantai Ora terletak di tepi hutan Taman Nasional Manusela yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati, diantaranya tumbuhan seperti tancang (Bruguiera sexangula), bakau (Rhizo acuminate), ketapang (Terminalia catappa), meranti (Shorea selanica). Sementara untuk jenis burung diantaranya terdapat burung kesturi ternate (Lorius garrulous), nuri tengkuk ungu/nuri kepala hitam (L. domicella), kakatua Seram (Cacatua moluccensis).[6]

Keindahan pantai Ora dengan pasir putih dan air laut yang jernih mencerminkan panorama laut dengan keanekaragaman warna terumbu karang.[7] Keanekaragaman biota laut Pantai Ora diantaranya ikan kaisa, losi, samanda, gaca, sikuda, ikan tato, kaluna, ikan singaro. Terumbu karang yang terdapat di sekitar Pantai Ora umumnya adalah terumbu karang dengan kontur tipe landai, karena lautnya yang dangkal. Ketika surut hamparan terumbu karang dapat dilihat tanpa harus menyelam. Bulu babi (Sea urchin - Echinoidea) dan bintang laut berduri (Acanthaster planci)[8] masih banyak terdapat di laut sekitar Pantai Ora. Bintang laut berduri selain berbahaya juga menjadi ancaman bagi keberlangsungan terumbu karang.

Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Pantai Ora merupakan satu tujuan wisata alam di Maluku, Indonesia yang telah menarik minat banyak wisatawan baik dalam maupun luar negeri. Keindahan pantai yang banyak disebut sebagai surga duniawi, sering kali disandingkan dengan keindahan pantai di Maladewa, Pantai Boracay di Filipina atau Pantai Bora-Bora di Samudera Pasifik.[9] Meski relatif baru terkenal sebagai tujuan wisata namun kegiatan wisata di Pantai Ora dan sekitarnya tercatat telah menyedot sekitar 500 wisatawan setiap tahunnya dan terus bertambah. Wisatawan luar negeri terbanyak berasal dari Belanda, Amerika Serikat dan Jepang.[1]

Keunggulan Pantai Ora adalah pasirnya yang putih bersih, air laut yang berwarna biru dan jernih, serta kekayaan terumbu karang dan biota lautnya. Eksotisme Pantai Ora yang belum banyak tersentuh tangan manusia ini merupakan potensi besar untuk dapat dikembangkan sebagai tempat wisata unggulan di Indonesia.

Untuk aktivitas turisme, para wisatawan dapat menikmati aktivitas selam permukaan dan menyelam. Wisatawan tidak perlu menyelam terlalu dalam, bahkan di kedalaman 2-3 meter pun, kecantikan dan keindahan berbagai terumbu karang dan ikan kecil dapat dinikmati di bawah laut Pantai Ora. Kegiatan selam permukaan juga dapat dilakukan di lokasi yang berdekatan dengan tebing, yang menjadi hal yang langka dan mengasyikan.

Selain selam permukaan, masih banyak aktivitas lain yang dapat dilakukan di Pantai Ora. Berkunjung ke Taman Nasional Manusela yang terletak di belakang Ora Beach Resort, dapat menjadi salah satu opsi menarik. Di Taman Nasional Manusela ini terdapat sekitar 117 spesies burung, di mana 14 di antaranya merupakan spesies endemik, seperti nuri bayan, kasturi tengkuk-ungu, raja udang, dan kakatua Maluku.[9] Para wisatawan dapat menggunakan perahu bermotor atau kapal nelayan untuk menikmati pemandangan di sekitar Taman Nasional Manusela. Wisatawan juga dapat berkeliling (island hooping) ke beberapa pulau kecil di Teluk Sawai dengan menggunakan perahu. Ada Pulau Sawai, Pulau Raja, Pulau Kelelawar, Pulau Tujuh, Pulau Tengah, dan Pulau Sapalewa. Untuk mengelilingi pulau-pulau ini diperlukan waktu hanya sekitar 30 menit saja. Selain itu, para wisatawan juga dapat mengunjungi mata Air Belanda (Dutch springs) yang berupa sungai kecil yang mengalir dari gunung dan bermuara di pantai Teluk Saleman. Mata air ini dinamakan Mata Air Belanda karena dulu Belanda menemukan sumber mata air di tepi pantai yang airnya dingin dan rasanya tawar.[9] Menikmati suasana di sekitar mata air ini ditemani tegukan air kelapa menjadi pengalaman yang menyenangkan.

Para wisatawan yang berkunjung ke Pantai Ora juga dapat menikmati tinggal di penginapan rumah panggung kayu yang eksotis. Terdapat berbagai resort yang menyediakan penginapan berbentuk rumah panggung kayu yang diantaranya langsung dibangun di atas air.

Cara mencapai pantai Ora[sunting | sunting sumber]

Untuk mencapai Pantai Ora dari Jakarta, perjalanan udara dilakukan menuju Kota Ambon. Beberapa penerbangan komersial Indonesia menawarkan beberapa alternatif jadwal penerbangan Jakarta—Ambon.

Dari kota Ambon, pintu menuju Pantai Ora adalah Pelabuhan Hulnara, Tulehu. Di pelabuhan yang lebih dikenal Pelabuhan Tulehu ini terdapat feri dengan kapasitas penumpang 350 kursi menuju pelabuhan Amahai, pulau Seram dengan jadwal 2 (dua) kali pada setiap harinya. Tulehu—Amahai pukul 09.00 dan 16.00 Senin—Sabtu, sementara hari Minggu hanya satu kali perjalanan pukul 11.00. Untuk jadwal kembali Amahai—Tulehu, pukul 08.00 dan 14.00 Senin—Sabtu, sementara hari Minggu 15.00.

Dari pelabuhan Amahai hingga saat ini belum ada transportasi umum menuju pelabuhan Desa Saleman yang menghubungkan dengan Pantai Ora. Alternatif transportasi darat dari Pelabuhan Amahai menuju Desa Saleman adalah melalui trans Seram (sewa kendaraan). Waktu tempuh perjalananan Amahai—Desa Saleman melalui Trans Seram sekitar 2,5 jam dengan menyusuri wilayah kota Masohi dan wilayah Teon, Nila, dan Serua (TNS) serta melewati liku-liku jalur pegunungan yang indah dan wilayah Taman Nasional Manusela. Setelah mencapai pelabuhan Desa Saleman, perahu bermesin kecil sekitar 15 menit akan mengantarkan wisawatan menguak keindahan Pantai Ora yang tersembunyi. Bagi penduduk setempat, dari negeri Saleman menuju Pantai Ora dapat dilakukan dengan jalan kaki menyusuri tebing dengan jalan setapak di pesisir Teluk Sawai.

Referensi[sunting | sunting sumber]