Konvergensi jurnalistik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Konvergensi Jurnalistik adalah cara berpikir yang baru dalam menghasilkan sebuah berita dan menyampaikannya ke khalayak menggunakan sebaik-baiknya semua potensi media yang ada dengan tujuan pesan dapat tersampaikan kepada publik yang lebih beragam dan meningkatkan kecerdasan masyarakat. Konvergensi jurnalistik memfokuskan pada cara terbaik bagi publik untuk mendapatkan berita atau informasi. Saat ini, informasi tidak lagi hanya bisa didapatkan lewat satu bentuk media saja namun dalam semua bentuk media. Para jurnalis saat ini diharapkan dapat menghasilkan karya jurnalistik yang dapat dikonsumsi publik melalui semua format media (cetak, elektronik, online) pada saat yang bersamaan. Untuk mencapai kesuksesan dalam konvergensi, para jurnalis harus mengerti terlebih dahulu kekuatan dari setiap medium berita, dan bekerja untuk mengembangkan dan menyediakan karya-karya jurnalistik yang cocok untuk setiap medium berita tersebut.

Latar Belakang Konvergensi Jurnalistik[sunting | sunting sumber]

Ada tiga unsur yang melatarbelakangi lahirnya konvergensi jurnalistik, yaitu perkembangan teknologi, ekonomi dan gaya hidup masyarakat di dunia.

  1. Teknologi komunikasi di masa modern meliputi temuan mesin cetak (1455),pesawat telepon dan fotografi (1877), televisi tabung (1923), komputer digital (1946), dan internet (1973-1990). Dalam konvergensi teknologi, berbagai bentuk teknologi komunikasi seperti komputer, televisi, pesawat telepon, stereo dan pemutar film, semuanya dipadukan dalam satu perangkat keras. Penemuan terbesar di zaman modern adalah teknologi internet yang konvergensinya meliputi komputer, satelit, dan teknologi digital, sehingga dapat mengatasi masalah geografis dan politis dalam mendapatkan informasi. Konvergensi teknologi membuka cara baru dalam menyampaikan berita dengan penyajian multimedia, salah satunya internet yang memungkinkan berita-berita dalam berbagai platform (cetak, radio, gambar, grafik, film, televisi, animasi) dikombinasikan menjadi cara baru dalam menyediakan informasi.
  2. Konvergensi ekonomi menurut Henry Jenkins yaitu perpaduan dalam industri media. Sinergi dalam cara kerja dan mengambil keuntungan di berbagai media termasuk online, televisi, majalah, film dan buku. Pensinergian dalam industri film dipelopori oleh The Warner Bros pada tahun 1999 dalam film yang berjudul Eyes Wide Shut. Film yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Nicole Kidman itu meraih keuntungan besar dan kedua bintang film tersebut menjadi sampul majalah Time, dan muncul sebagai bintang tamu dalam program acara televisi terkenal Larry King Live di stasiun televisi publik ternama di Amerika, CNN. Perpaduan promosi yang dilakukan pada film tersebut merupakan contoh dalam implementasi konvergensi ekonomi: lintas promosi dari sebuah brand dalam berbagai industri media yang dipadukan menjadi satu sistem. Saat ini, lintas promosi berarti promosi lintas media atau melalui beberapa media pada saat yang bersamaan dan bersumber pada satu industri. Salah satu televisi amerika, MSNBC, tidak hanya menayangkan iklan komersial dan promosi program-program acara dalam MSNBC, namun juga mempromosikan situs MSN dan program berita NBC. Konsep konvergensi ekonomi terkait langsung dengan konvergensi jurnalistik karena di zaman modern ini, semua organisasi media sudah beralih ke digitalisasi media dengan tujuan menyediakan berita atau informasi pada target audiens yang tepat dari setiap medium atau format yang digunakan dalam mendistribusikan berita-berita tersebut.
  3. Lifestyle atau gaya hidup masyarakat saat ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan teknologi sehingga gaya hidupnya menjadi lebih bervariasi, Tuntutan ekonomi yang semakin meningkat membuat masyarakat dunia di zaman modern cenderung untuk melakukan lebih dari satu kegiatan atau aktivitas dalam waktu yang bersamaan. Publik mulai resah dengan tingkat kesibukan dalam kehidupan sehari-hari sehingga sulit untuk membagi waktu bagi keluarga, waktu senggang, liburan, dan berbagai aspek lain dalam hidup mereka. Di tengah kesibukan masyarakat itu, mereka tetap menginginkan dan membutuhkan informasi dalam berbagai hal dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Isu-isu inilah yang mengakibatkan ingin memilih berita dan cara berita itu disajikan. Konvergensi menjawab kebutuhan masyarakat ini dengan menyajikan berita dalam berbagai format dengan hitungan waktu perdetik. Biro sensus Amerika Serikat memiliki data sebanyak 28 persen orang Amerika yang berumur di atas 16 tahun bekerja selama 40 jam dalam satu minggu dan 8 persen bekerja lebih dari 60 jam perminggu, sehingga rata-rata jam kerja orang Amerika meningkat 20 persen. Dengan kesibukan masyarakat itu, para jurnalis harus betul-betul mengerti dan harus dapat mengakomodir kebutuhan mereka akan berita tanpa mengabaikan kualitas dari karya jurnalistik yang mereka hasilkan. Survei dua tahun sekali mengenai kebiasaan membaca berita yang dilakukan oleh Pew Research Center for the People and the Press mendapati bahwa masyarakat menginginkan berita di pagi hari, siang dan malam hari. Dengan adanya teknologi internet, kebutuhan masyarakat ini pun dapat terpenuhi. Pada tahun 2004, survei lain mendapati bahwa hampir tiga perempat masyarakat Amerika membaca, menonton dan mendengarkan berita di siang hari.

Dampak Konvergensi Media[sunting | sunting sumber]

Dampak postif konvergensi media:

1. Konvergensi media dapat memperkaya informasi secara meluas tentang seluruh dunia karena ada akses internet.

2. Memberikan banyak pilihan kepada masyarakat pengguna untuk dapat memilih informasi yang diinginkan sesuai selera, contohnya saja adalah televisi interaktif dan televisi multisaluran dimana pengguna memilih sendiri program siaran yang disukai. Sehingga penggunaan teknologi konvergensi menjadi lebih personal.

3. Timbulnya demokratisasi informasi dimana semua orang bisa mengakses informasi secara bebas dan luas dengan berbagai cara dan bentuk.

4. Dalam implikasi ekonomi, konvergensi berpengaruh terhadap perusahaan dan industri teknologi komunikasi karena mengubah perilaku bisins. Keuntungan yang didapat dari hasil konvergensi media sangat menguntungkan dan memajukan perusahaan. Selain itu, mudahnya akses informasi membuat industri dan perusahaan semakin mudah dan cepat mengantisipasi tantangan, kebutuhan baru konsumen serta persaingan yang mengetat.

5. Di bidang pekerjaan, di zaman sekarang ini jenis-jenis pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi banyak orang berminat seperti hal-hal yang berbau IT atau sistem informasi, menurut saya hal ini menjadi bukti kuatnya teknologi dalam kehidupan manusia.

Dampak negatif Konvergensi media:

1. Perubahan gaya hidup masyarakat yang menjadi kecanduan teknologi (cybermedia dan cyber society). Adanya ketergantungan teknologi dimana segala sesuatu menjadi serba praktis dan otomatis. Menurut saya teknologi yang praktis memang bagus karena mempercepat dan memudahkan, namun hal ini juga bisa menjadi buruk jika kita tidak bijak menggunakannya. Karena dengan adanya praktis kita cenderung menjadi orang yang malas dimana segala yang otomatis akan mempercepat hilangnya pekerjaan karena pekerjaan manusia sudah bisa digantikan dengan teknologi yang canggih.

2. Media cetak/media tradisional/media konvensional mulai kalah dengan media modern/media baru/ media online.

3. Kesenjangan sosial yang semakin besar.[1]

Perkembangan Konvergensi Jurnalistik[sunting | sunting sumber]

Dimulai dengan kata konvergensi yang berarti hasil perpaduan dari dua hal atau lebih. Sebelum adanya konvergensi jurnalistik, dikenal terlebih dahulu istilah konvergensi media menurut Henry Jenkins adalah proses yang berlangsung di antara berbagai macam perkembangan teknologi media, industri, isi, dan khalayak. Pembahasan konvergensi media merujuk pada teknologinya, yaitu komputer dan digitalisasi. Menurut Ithiel de Sola Pool pada tahun 1983 mengenai mode konvergensi adalah teknologi elektronik yang memungkinkan semua bentuk komunikasi berlangsung dalam satu sistem. Seiring berkembangnya teknologi dan masyarakat itu sendiri, penemuan terbesar seperti telepon, televisi, radio dan komputer menjadi suatu kebutuhan yang tak terelakkan. Konvergensi teknologi terdiri dari audio dan visual. Hingga ditemukannya internet yang terus berkembang nyaris tanpa batas yang kemudian menjadi salah satu pemicu munculnya konvergensi media. Teknologi internet mendapat respons yang sangat positif dari masyarakat bahkan sekarang sudah menjadi salah satu kebutuhan primer bagi kalangan pengusaha industri media. Konvergensi jurnalistik diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan informasi yang aksesnya lebih mudah, cepat dan tak terbatas ruang dan waktu.

Konvergensi: Para Jurnalis Masa Depan[sunting | sunting sumber]

Konvergensi jurnalisme menyajikan informasi dan berita dalam lebih dari satu bentuk media menggunakan kekuatan dari setiap format media itu sendiri dengan tujuan menyediakan kualitas dan kuantitas terbaik bagi publik. Konvergensi jurnalisme menghasilkan berita atau informasi pada satu media atau lebih yang dapat mengubah cara bisnis dalam perindustrian media. Industri media yang sebelumnya mengalami kekacauan dan kekusutan dalam manajemen sumber daya manusia, peralatan dan teknologi memang harus mengubah cara kerjanyan dengan memberi ruang bagi para jurnalis independen untuk menghasilkan dan menyajikan karya jurnalistiknya. Yang disebut sebagai jurnalis masa depan adalah jurnalis yang bekerja independen dan dapat menghasilkan sebuah karya jurnalistik yang dapat dimuat di semua bentuk media. Para jurnalis ini dikenal dengan istilah video-journalist (VJ) dan kontributor yang dapat bekerja secara mandiri atau independen tanpa terikat dengan perusahaan media manapun ataupun dapat juga dipekerjakan oleh satu perusahaan atau organisasi media. Namun saat ini, organisasi atau perusahaan media di Indonesia belum ada yang menyediakan ruang untuk para jurnalis masa depan ini agar dapat bekerja sesuai dengan konsep konvergensi jurnalistik. Organisasi media yang menginginkan konsep konvergensi jurnalistik harus mengganti strategi perusahaan mereka dengan menyediakan newsroom bagi para jurnalis independen ini. Perusahaan media memandang publik sebagai raja bagi usaha yang mereka lakukan selama ini. Dalam survei yang diadakan pada tahun 2003 bagi empat jurnalis yang berorientasi pada kebutuhan newsroom, mendapati bahwa para reporter, editor, produser, dan manajer percaya bahwa masyarakat membaca, mendengarkan, menonton, dan mempergunakan hasil karya jurnalistik lebih efektif dengan konsep konvergensi. Manajer newsroom termasuk produser dan editor yang bekerja perusahaan media Amerika seperti MSNBC, ESPN, Ohio News Network dan Lawrence (KS) Journal World sudah menerima konsep konvergensi jurnalistik. Namun belum banyak perusahaan maupun organisasi media yang ingin mengadopsi konsep konvergensi jurnalistik karena terbentur dengan kepentingan para pemilik perusahaan yang hanya menginginkan keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa mau mengeluarkan biaya lebih untuk menyediakan peralatan bagi para jurnalis masa depan tersebut. Untuk itu mengubah cara berpikir atau mindset para pemilik dan pengusaha media agar mau menerima dan mengembangkan konsep baru yaitu konvergensi jurnalistik.

Kesimpulan[sunting | sunting sumber]

Konvergensi adalah ide baru dalam dunia jurnalistik yang bergantung pada keragaman, keterbukaan, dan ide-ide yang dapat didiskusikan secara terbuka di antara berbagai macam jenis media dengan berbagai risiko yang harus ditanggung dalam menyajikan informasi yang lebih berkualitas bagi khalayak penerima informasi di berbagai belahan dunia. Fokus dari konvergensi jurnalistik adalah mendapatkan keuntungan dengan biaya yang rendah dari konsolidasi para pemilik media, dan memenuhi kebutuhan informasi bagi publik. Konvergensi jurnalistik merujuk pada cara baru dalam menghasilkan, menyajikan dan mendistribusikan karya jurnalistik dari para jurnalis independen yang bekerja mandiri tidak terikat maupun terikat dengan satu atau lebih perusahaan atau organisasi media. Perkembangan industri media di zaman modern ini menuntut para jurnalis untuk dapat bekerja dan menghasilkan karya jurnalistik yang dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat dari tingkat pendidikan, pekerjaan dan ekonomi bawah, menengah, sampai atas. Perkembangan teknologi seperti globalisasi, digitalisasi, peningkatan teknologi internet, dan komunikasi tanpa kabel telah meningkatkan ekspektasi masyarakat akan kebutuhan dalam kemudahan mendapatkan berita dan informasi yang layak dan mengedukasi. Konvergensi jurnalistik harus dapat mengakomodir kebutuhan akan berita dan informasi yang beragam mulai dari tuna karya, pengusaha sampai kalangan elit politis. Pergeseran nilai-nilai ekonomi, budaya, dan politik membuat perubahan besar dalam kebiasaan manusia dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk itu kebutuhan akan informasi yang aktual, tepercaya, dan cepat dengan mengandalkan perkembangan teknologi tanpa batas yaitu internet lah yang merupakan kunci dari konsep konvergensi jurnalistik. Misi utama dari konvergensi jurnalistik adalah untuk memberikan informasi kepada publik tentang segala fenomena yang terjadi di dunia dengan cara yang paling tepat sehingga kepada audiens yang tepat pula. Cara terbaik yang bisa dilakukan saat ini hanyalah lewat satu bentuk media seperti cetak atau elektronik saja, namun cara terbaik yang ditawarkan oleh konsep konvergensi jurnalistik adalah multimedia atau semua medium berita yang difungsikan secara optimal.

Referensi[sunting | sunting sumber]