Antigen: Perbedaan antara revisi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Konten dihapus Konten ditambahkan
RianHS (bicara | kontrib)
Hasil terjemahan dari en.wp
RianHS (bicara | kontrib)
Hasil terjemahan dari en.wp
Baris 30: Baris 30:


[[Sel penyaji antigen]] menghadirkan antigen dalam bentuk peptida kepada [[Kompleks histokompatibilitas utama|molekul histokompatibilitas]]. Sel T secara selektif mengenali antigen, dan tergantung pada antigen serta jenis molekul histokompatibilitas, berbagai jenis sel T akan diaktifkan. Untuk dapat dikenali oleh reseptor sel-T (TCR), peptida harus diproses menjadi fragmen-fragmen kecil di dalam sel dan disajikan oleh [[kompleks histokompatibilitas utama]] (MHC).<ref>Parham, Peter. (2009). ''The Immune System'', 3rd Edition, p. G:2, Garland Science, Taylor and Francis Group, LLC.</ref> Antigen tidak dapat menimbulkan respons imun tanpa bantuan [[Pembantu|adjuvan imunologis]].<ref name="ReferenceA2">{{Cite journal|last=Gavin|first=AL|last2=Hoebe|first2=K|last3=Duong|first3=B|last4=Ota|first4=T|last5=Martin|first5=C|last6=Beutler|first6=B|last7=Nemazee|first7=D|date=22 December 2006|title=Adjuvant-enhanced antibody responses in the absence of toll-like receptor signaling|journal=Science|volume=314|issue=5807|pages=1936–38|bibcode=2006Sci...314.1936G|doi=10.1126/science.1135299|pmc=1868398|pmid=17185603}}</ref> Demikian pula, komponen adjuvan dari vaksin berperan penting dalam aktivasi sistem kekebalan bawaan.<ref>{{Cite journal|last=Janeway CA|first=Jr|date=1 November 2013|title=Pillars article: approaching the asymptote? Evolution and revolution in immunology. Cold spring harb symp quant biol. 1989. 54: 1–13|journal=Journal of Immunology|volume=191|issue=9|pages=4475–87|pmid=24141854}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Gayed|first=PM|date=June 2011|title=Toward a modern synthesis of immunity: Charles A. Janeway Jr. and the immunologist's dirty little secret|journal=The Yale Journal of Biology and Medicine|volume=84|issue=2|pages=131–38|issn=1551-4056|pmc=3117407|pmid=21698045}}</ref>
[[Sel penyaji antigen]] menghadirkan antigen dalam bentuk peptida kepada [[Kompleks histokompatibilitas utama|molekul histokompatibilitas]]. Sel T secara selektif mengenali antigen, dan tergantung pada antigen serta jenis molekul histokompatibilitas, berbagai jenis sel T akan diaktifkan. Untuk dapat dikenali oleh reseptor sel-T (TCR), peptida harus diproses menjadi fragmen-fragmen kecil di dalam sel dan disajikan oleh [[kompleks histokompatibilitas utama]] (MHC).<ref>Parham, Peter. (2009). ''The Immune System'', 3rd Edition, p. G:2, Garland Science, Taylor and Francis Group, LLC.</ref> Antigen tidak dapat menimbulkan respons imun tanpa bantuan [[Pembantu|adjuvan imunologis]].<ref name="ReferenceA2">{{Cite journal|last=Gavin|first=AL|last2=Hoebe|first2=K|last3=Duong|first3=B|last4=Ota|first4=T|last5=Martin|first5=C|last6=Beutler|first6=B|last7=Nemazee|first7=D|date=22 December 2006|title=Adjuvant-enhanced antibody responses in the absence of toll-like receptor signaling|journal=Science|volume=314|issue=5807|pages=1936–38|bibcode=2006Sci...314.1936G|doi=10.1126/science.1135299|pmc=1868398|pmid=17185603}}</ref> Demikian pula, komponen adjuvan dari vaksin berperan penting dalam aktivasi sistem kekebalan bawaan.<ref>{{Cite journal|last=Janeway CA|first=Jr|date=1 November 2013|title=Pillars article: approaching the asymptote? Evolution and revolution in immunology. Cold spring harb symp quant biol. 1989. 54: 1–13|journal=Journal of Immunology|volume=191|issue=9|pages=4475–87|pmid=24141854}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Gayed|first=PM|date=June 2011|title=Toward a modern synthesis of immunity: Charles A. Janeway Jr. and the immunologist's dirty little secret|journal=The Yale Journal of Biology and Medicine|volume=84|issue=2|pages=131–38|issn=1551-4056|pmc=3117407|pmid=21698045}}</ref>

Imunogen adalah zat antigen (atau [[Aduk (kimia)|produk tambahan]]) yang mampu memicu respons imun humoral (alami/bawaan) atau respons imun yang dimediasi sel.<ref>Parham, Peter. (2009). ''The Immune System'', 3rd Edition, p. G:11, Garland Science, Taylor and Francis Group, LLC.</ref> Pertama-tama, ia memulai respons imun bawaan, yang kemudian menyebabkan aktivasi respons imun adaptif. Sebuah antigen mengikat produk imunoreseptor yang sangat bervariasi (reseptor sel B atau reseptor sel T) setelah produk tersebut dihasilkan. Imunogen merupakan jenis antigen tersebut, yang disebut [[Imunogenisitas|imunogenik]], yang mampu memicu respons imun.<ref>{{Cite book|year=2006|title=Kuby Immunology|publisher=Macmillan|isbn=978-1-4292-0211-4|edition=6th|pages=77}}</ref>

Pada tingkat molekuler, antigen dapat dicirikan oleh kemampuannya untuk mengikat ke [[Fragmen pengikat antigen|wilayah Fab variabel]] pada antibodi. Antibodi yang berbeda memiliki potensi untuk membedakan epitop spesifik yang ada di permukaan antigen. [[Hapten]] adalah molekul kecil yang mengubah struktur epitop antigenik. Untuk menginduksi respons imun, ia perlu dilekatkan pada molekul pembawa besar seperti [[protein]] (kompleks peptida). Antigen biasanya dibawa oleh [[protein]] dan polisakarida, dan lebih jarang, oleh [[lipid]]. Antigen juga termasuk bagian (mantel, kapsul, dinding sel, flagela, fimbriae, dan racun) dari [[bakteri]], [[virus]], dan [[mikroorganisme]] lainnya. Lipid dan [[asam nukleat]] bersifat antigenik hanya jika dikombinasikan dengan protein dan polisakarida.{{Butuh rujukan|date=October 2012}} Antigen non-mikroba bukan-diri dapat mencakup serbuk sari, putih telur, serta protein dari jaringan dan organ yang ditransplantasikan atau pada permukaan sel darah yang ditransfusikan.

== Sumber ==
Antigen dapat diklasifikasikan menurut sumbernya.

=== Antigen eksogen ===
Antigen eksogen adalah antigen yang masuk ke dalam tubuh dari luar, misalnya melalui [[inhalasi]], [[Proses menelan|konsumsi]] atau [[Penyuntikan|injeksi]]. Respons sistem imun terhadap [[antigen]] eksogen seringkali subklinis. Dengan [[endositosis]] atau [[fagositosis]], antigen eksogen dibawa ke dalam [[sel penyaji antigen]] (APC) dan diproses menjadi fragmen. APC kemudian menyajikan fragmen ke [[sel T pembantu]] ([[CD4]]<sup>+</sup>) dengan menggunakan molekul [[MHC kelas II|histokompatibilitas kelas II]] yang ada di permukaannya. Beberapa sel T bersifat spesifik untuk peptida: kompleks MHC. Mereka menjadi aktif dan mulai mengeluarkan sitokin, zat yang mengaktifkan [[Sel T pembunuh|limfosit T sitotoksik]] (CTL), [[Sel B|sel B yang]] mensekresi antibodi, [[Makrofaga|makrofag]], dan partikel lainnya.

Beberapa antigen dimulai sebagai eksogen dan kemudian menjadi endogen (misalnya virus intraseluler). Antigen intraseluler dapat dikembalikan ke sirkulasi setelah sel yang terinfeksi rusak.

=== Antigen endogen ===
Antigen endogen dihasilkan dalam sel yang normal sebagai akibat dari [[metabolisme]] normal sel, atau karena [[infeksi]] virus atau bakteri intraseluler. Fragmen-fragmen tersebut kemudian disajikan pada permukaan sel dalam kompleks dengan [[MHC kelas I|molekul MHC kelas I.]] Jika [[Sel T pembunuh|sel CD8<sup>+</sup> T sitotoksik]] yang teraktivasi lalu mengenali mereka, sel T mengeluarkan berbagai [[Toksin|racun]] yang menyebabkan [[lisis]] atau [[apoptosis]] sel yang terinfeksi. Untuk menjaga agar sel sitotoksik tidak membunuh sel hanya untuk menyajikan protein-diri, sel sitotoksik (sel T yang reaktif sendiri) dihapus sebagai akibat dari [[Toleransi sentral|toleransi]] (seleksi negatif). Antigen endogen meliputi antigen [[Xenobiotika|xenogenik]] (heterolog), [[Autologous|autolog]], dan [[idiotipe|idiotipik]] atau [[Alotipe imunoglobulin|alogenik]] (homolog). Kadang-kadang antigen merupakan [[Autoimunitas|bagian dari inang itu sendiri]] dalam [[penyakit autoimun]].<ref name="mlp4">{{Cite web|date=28 September 2020|title=Immune system and disorders|url=https://medlineplus.gov/immunesystemanddisorders.html|publisher=MedlinePlus, US National Institute of Medicine|access-date=13 October 2020}}</ref>

=== Autoantigen ===
[[Autoimunitas|Autoantigen]] biasanya merupakan protein atau kompleks protein yang normal (dan terkadang DNA atau RNA) yang dikenali oleh sistem imun pasien yang menderita [[penyakit autoimun]] tertentu. Dalam kondisi normal, antigen ini tidak boleh menjadi target sistem imun, tetapi pada penyakit autoimun, sel T yang terkait tidak dihapus dan malah menyerang.

=== Neoantigen ===
Neoantigen adalah antigen yang sama sekali tidak ada dalam genom normal manusia. Dibandingkan dengan antigen-diri yang tidak bermutasi, neoantigen memiliki relevansi dengan pengendalian tumor, karena kualitas kumpulan sel T yang tersedia untuk antigen ini tidak dipengaruhi oleh toleransi sel T pusat. Teknologi untuk menganalisis reaktivitas sel T secara sistematis terhadap neoantigen baru tersedia belakangan ini.<ref name="ss15">{{Cite journal|last=Schumacher|first=Ton N.|last2=Schreiber|first2=Robert D.|date=April 3, 2015|title=Neoantigens in cancer immunotherapy|journal=Science|volume=348|issue=6230|pages=69–74|bibcode=2015Sci...348...69S|doi=10.1126/science.aaa4971|pmid=25838375}}</ref> Neoantigen dapat langsung dideteksi dan diukur melalui metode yang disebut MANA-SRM yang dikembangkan oleh perusahaan diagnostik molekuler, Complete Omics Inc., melalui kerja sama dengan tim di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.<ref name="ss16">{{Cite journal|last=Wang|first=Qing.|last2=Douglass|first2=Jacqueline|date=September 16, 2019|title=Direct Detection and Quantification of Neoantigens|journal=Cancer Immunol Res.|volume=7|issue=11|pages=1748–54|doi=10.1158/2326-6066.CIR-19-0107|pmc=6825591|pmid=31527070}}</ref>

==== Antigen virus ====
Untuk tumor terkait virus, seperti [[Kanker leher rahim|kanker serviks]] dan subset [[kanker kepala dan leher]], [[epitop]] yang berasal dari [[rangka baca terbuka]] dari virus berkontribusi pada kumpulan neoantigen.<ref name="ss152">{{Cite journal|last=Schumacher|first=Ton N.|last2=Schreiber|first2=Robert D.|date=April 3, 2015|title=Neoantigens in cancer immunotherapy|journal=Science|volume=348|issue=6230|pages=69–74|bibcode=2015Sci...348...69S|doi=10.1126/science.aaa4971|pmid=25838375}}</ref>

==== Antigen tumor ====
''[[Antigen tumor]]'' adalah antigen yang disajikan oleh [[MHC kelas I|molekul MHC kelas I]] atau [[MHC kelas II]] pada permukaan [[Neoplasma|sel tumor]]. Antigen yang hanya ditemukan pada sel-sel tersebut disebut [[Antigen spesifik tumor|antigen spesifik-tumor]] (TSA) dan umumnya dihasilkan dari [[mutasi]] spesifik-tumor. Jenis yang lebih umum adalah antigen yang disajikan oleh sel tumor dan sel normal, yang disebut [[Antigen terkait tumor|antigen terkait-tumor]] (TAAs). [[Sel T pembunuh|Limfosit T sitotoksik]] yang mengenali antigen ini mungkin dapat menghancurkan sel tumor.<ref name="ss153">{{Cite journal|last=Schumacher|first=Ton N.|last2=Schreiber|first2=Robert D.|date=April 3, 2015|title=Neoantigens in cancer immunotherapy|journal=Science|volume=348|issue=6230|pages=69–74|bibcode=2015Sci...348...69S|doi=10.1126/science.aaa4971|pmid=25838375}}</ref>

Antigen tumor dapat muncul di permukaan tumor dalam bentuk, misalnya, reseptor yang bermutasi, dalam hal ini mereka dikenali oleh [[Sel B|sel B.]]<ref name="ss154">{{Cite journal|last=Schumacher|first=Ton N.|last2=Schreiber|first2=Robert D.|date=April 3, 2015|title=Neoantigens in cancer immunotherapy|journal=Science|volume=348|issue=6230|pages=69–74|bibcode=2015Sci...348...69S|doi=10.1126/science.aaa4971|pmid=25838375}}</ref> Bagi tumor manusia tanpa etiologi virus, [[peptida]] baru (neo-epitop) dibuat oleh perubahan DNA spesifik-tumor.<ref name="ss154" />


== Referensi ==
== Referensi ==

Revisi per 22 Desember 2020 20.00

Ilustrasi yang menunjukkan bagaimana antigen menginduksi respons sistem imun dengan berinteraksi dengan antibodi yang sesuai dengan struktur molekul antigen

Dalam imunologi, antigen (Ag) adalah sebuah zat yang merangsang respons imun, terutama dalam menghasilkan antibodi. Antigen berupa molekul atau struktur molekul, seperti yang berada di bagian luar suatu patogen, yang dapat diikat oleh antibodi yang spesifik terhadap antigen tertentu atau oleh reseptor antigen sel B.[1] Kehadiran antigen dalam tubuh biasanya memicu respons imun.[2] Singkatan Ag adalah kepanjangan dari antibody generator.[3]

Antigen "dijadikan sasaran" oleh antibodi.[4] Setiap antibodi diproduksi secara khusus oleh sistem imun untuk disesuaikan dengan antigen setelah sel-sel dalam sistem imun bersentuhan dengan antigen tersebut; proses ini digunakan untuk mengidentifikasi antigen secara tepat, memproduksi antibodi yang sesuai, dan menginisiasi timbulnya respons imun adaptif.[4][5] Antibodi dikatakan "sesuai" dengan antigen dalam arti bahwa ia dapat mengikatnya akibat adaptasi molekuler pada fragmen pengikat antigen.[4] Dalam kebanyakan kasus, antibodi hanya dapat bereaksi dan mengikat satu antigen tertentu; dalam beberapa kasus lain, antibodi dapat bereaksi silang dan mengikat lebih dari satu antigen.

Antigen dapat berupa molekul protein, peptida (rantai asam amino), dan polisakarida (rantai monosakarida/gula sederhana), sementara lipid dan asam nukleat menjadi antigen hanya jika dikombinasikan dengan protein dan polisakarida.[6]

Antigen dapat berasal dari dalam tubuh ("antigen-diri") atau dari lingkungan luar ("bukan-diri" atau "benda asing").[7] Sistem imun mengidentifikasi dan menyerang antigen eksternal berupa "benda asing" dan biasanya tidak bereaksi terhadap antigen-diri karena seleksi negatif dari sel T dalam timus.[8]

Vaksin adalah contoh dari antigen dalam bentuk imunogenik, yang sengaja diberikan kepada penerima untuk menginduksi fungsi memori dari sistem imun adaptif terhadap antigen dari patogen yang menyerang penerima tersebut. Vaksin terhadap virus flu musiman adalah contoh yang umum.[9]

Etimologi

Paul Ehrlich menciptakan istilah antibodi (dalam bahasa Jerman Antikörper) dalam teori rantai sampingnya pada akhir abad ke-19.[10] Pada tahun 1899, Ladislas Deutsch (László Detre) (1874–1939) menamai zat hipotetis yang berada di antara konstituen bakteri dan antibodi sebagai "substances immunogenes ou antigenes" (zat antigenik atau imunogenik). Dia awalnya percaya bahwa zat tersebut menjadi prekursor antibodi, sama seperti zimogen yang merupakan prekursor enzim. Namun, pada tahun 1903, ia memahami bahwa antigen menginduksi produksi badan kekebalan (antibodi) dan menulis bahwa kata antigen adalah singkatan dari antisomatogen (Immunkörperbildner). Kamus Bahasa Inggris Oxford menunjukkan bahwa konstruksi logisnya harusnya "anti(body)-gen".[11]

Terminologi

  • Epitop – ciri-ciri permukaan yang berbeda dari suatu antigen, yang menjadi penentu antigeniknya.

Molekul antigenik, normalnya polimer biologis "besar", biasanya memiliki fitur permukaan yang dapat bertindak sebagai titik interaksi bagi antibodi tertentu. Fitur seperti itu merupakan epitop. Sebagian besar antigen berpotensi untuk diikat oleh beberapa antibodi, yang masing-masing bersifat spesifik untuk salah satu epitop antigen. Dengan menggunakan metafora "gembok dan kunci", antigen dapat dilihat sebagai rangkaian kunci (epitop) yang masing-masing cocok dengan gembok yang berbeda (antibodi). Idiotipe antibodi yang berbeda, masing-masing memiliki wilayah penentu-komplementaritas yang jelas.

  • Alergen – Zat yang mampu mengakibatkan reaksi alergi. Reaksi (merugikan) dapat terjadi setelah terpapar melalui konsumsi, inhalasi, injeksi, atau kontak dengan kulit.
  • Superantigen – Kelas antigen yang mengakibatkan aktivasi nonspesifik dari sel T, yang menghasilkan aktivasi sel T poliklonal dan pelepasan sitokin secara masif.
  • Tolerogen – Zat yang memicu kekebalan nonresponsif tertentu karena bentuk molekulnya. Jika bentuk molekulnya berubah, suatu tolerogen dapat menjadi suatu imunogen.
  • Protein pengikat-imunoglobulin – Protein seperti protein A, protein G, dan protein L yang mampu mengikat antibodi pada posisi di luar situs pengikatan antigen. Sementara antigen adalah "target" dari antibodi, protein pengikat-imunoglobulin "menyerang" antibodi.
  • Antigen bergantung-T – Antigen yang membutuhkan bantuan sel T untuk menginduksi pembentukan antibodi spesifik.
  • Antigen independen-T – Antigen yang merangsang sel B secara langsung.
  • Antigen imunodominan – Antigen yang mendominasi (dibandingkan semua antigen lain dari suatu patogen) dalam kemampuannya menghasilkan respons imun. Respons sel T biasanya diarahkan terhadap epitop imunodominan yang relatif sedikit, meskipun dalam beberapa kasus (misalnya infeksi patogen malaria Plasmodium spp.), jenis ini tersebar pada sejumlah besar antigen parasit.[12]

Sel penyaji antigen menghadirkan antigen dalam bentuk peptida kepada molekul histokompatibilitas. Sel T secara selektif mengenali antigen, dan tergantung pada antigen serta jenis molekul histokompatibilitas, berbagai jenis sel T akan diaktifkan. Untuk dapat dikenali oleh reseptor sel-T (TCR), peptida harus diproses menjadi fragmen-fragmen kecil di dalam sel dan disajikan oleh kompleks histokompatibilitas utama (MHC).[13] Antigen tidak dapat menimbulkan respons imun tanpa bantuan adjuvan imunologis.[14] Demikian pula, komponen adjuvan dari vaksin berperan penting dalam aktivasi sistem kekebalan bawaan.[15][16]

Imunogen adalah zat antigen (atau produk tambahan) yang mampu memicu respons imun humoral (alami/bawaan) atau respons imun yang dimediasi sel.[17] Pertama-tama, ia memulai respons imun bawaan, yang kemudian menyebabkan aktivasi respons imun adaptif. Sebuah antigen mengikat produk imunoreseptor yang sangat bervariasi (reseptor sel B atau reseptor sel T) setelah produk tersebut dihasilkan. Imunogen merupakan jenis antigen tersebut, yang disebut imunogenik, yang mampu memicu respons imun.[18]

Pada tingkat molekuler, antigen dapat dicirikan oleh kemampuannya untuk mengikat ke wilayah Fab variabel pada antibodi. Antibodi yang berbeda memiliki potensi untuk membedakan epitop spesifik yang ada di permukaan antigen. Hapten adalah molekul kecil yang mengubah struktur epitop antigenik. Untuk menginduksi respons imun, ia perlu dilekatkan pada molekul pembawa besar seperti protein (kompleks peptida). Antigen biasanya dibawa oleh protein dan polisakarida, dan lebih jarang, oleh lipid. Antigen juga termasuk bagian (mantel, kapsul, dinding sel, flagela, fimbriae, dan racun) dari bakteri, virus, dan mikroorganisme lainnya. Lipid dan asam nukleat bersifat antigenik hanya jika dikombinasikan dengan protein dan polisakarida.[butuh rujukan] Antigen non-mikroba bukan-diri dapat mencakup serbuk sari, putih telur, serta protein dari jaringan dan organ yang ditransplantasikan atau pada permukaan sel darah yang ditransfusikan.

Sumber

Antigen dapat diklasifikasikan menurut sumbernya.

Antigen eksogen

Antigen eksogen adalah antigen yang masuk ke dalam tubuh dari luar, misalnya melalui inhalasi, konsumsi atau injeksi. Respons sistem imun terhadap antigen eksogen seringkali subklinis. Dengan endositosis atau fagositosis, antigen eksogen dibawa ke dalam sel penyaji antigen (APC) dan diproses menjadi fragmen. APC kemudian menyajikan fragmen ke sel T pembantu (CD4+) dengan menggunakan molekul histokompatibilitas kelas II yang ada di permukaannya. Beberapa sel T bersifat spesifik untuk peptida: kompleks MHC. Mereka menjadi aktif dan mulai mengeluarkan sitokin, zat yang mengaktifkan limfosit T sitotoksik (CTL), sel B yang mensekresi antibodi, makrofag, dan partikel lainnya.

Beberapa antigen dimulai sebagai eksogen dan kemudian menjadi endogen (misalnya virus intraseluler). Antigen intraseluler dapat dikembalikan ke sirkulasi setelah sel yang terinfeksi rusak.

Antigen endogen

Antigen endogen dihasilkan dalam sel yang normal sebagai akibat dari metabolisme normal sel, atau karena infeksi virus atau bakteri intraseluler. Fragmen-fragmen tersebut kemudian disajikan pada permukaan sel dalam kompleks dengan molekul MHC kelas I. Jika sel CD8+ T sitotoksik yang teraktivasi lalu mengenali mereka, sel T mengeluarkan berbagai racun yang menyebabkan lisis atau apoptosis sel yang terinfeksi. Untuk menjaga agar sel sitotoksik tidak membunuh sel hanya untuk menyajikan protein-diri, sel sitotoksik (sel T yang reaktif sendiri) dihapus sebagai akibat dari toleransi (seleksi negatif). Antigen endogen meliputi antigen xenogenik (heterolog), autolog, dan idiotipik atau alogenik (homolog). Kadang-kadang antigen merupakan bagian dari inang itu sendiri dalam penyakit autoimun.[19]

Autoantigen

Autoantigen biasanya merupakan protein atau kompleks protein yang normal (dan terkadang DNA atau RNA) yang dikenali oleh sistem imun pasien yang menderita penyakit autoimun tertentu. Dalam kondisi normal, antigen ini tidak boleh menjadi target sistem imun, tetapi pada penyakit autoimun, sel T yang terkait tidak dihapus dan malah menyerang.

Neoantigen

Neoantigen adalah antigen yang sama sekali tidak ada dalam genom normal manusia. Dibandingkan dengan antigen-diri yang tidak bermutasi, neoantigen memiliki relevansi dengan pengendalian tumor, karena kualitas kumpulan sel T yang tersedia untuk antigen ini tidak dipengaruhi oleh toleransi sel T pusat. Teknologi untuk menganalisis reaktivitas sel T secara sistematis terhadap neoantigen baru tersedia belakangan ini.[20] Neoantigen dapat langsung dideteksi dan diukur melalui metode yang disebut MANA-SRM yang dikembangkan oleh perusahaan diagnostik molekuler, Complete Omics Inc., melalui kerja sama dengan tim di Fakultas Kedokteran Universitas Johns Hopkins.[21]

Antigen virus

Untuk tumor terkait virus, seperti kanker serviks dan subset kanker kepala dan leher, epitop yang berasal dari rangka baca terbuka dari virus berkontribusi pada kumpulan neoantigen.[22]

Antigen tumor

Antigen tumor adalah antigen yang disajikan oleh molekul MHC kelas I atau MHC kelas II pada permukaan sel tumor. Antigen yang hanya ditemukan pada sel-sel tersebut disebut antigen spesifik-tumor (TSA) dan umumnya dihasilkan dari mutasi spesifik-tumor. Jenis yang lebih umum adalah antigen yang disajikan oleh sel tumor dan sel normal, yang disebut antigen terkait-tumor (TAAs). Limfosit T sitotoksik yang mengenali antigen ini mungkin dapat menghancurkan sel tumor.[23]

Antigen tumor dapat muncul di permukaan tumor dalam bentuk, misalnya, reseptor yang bermutasi, dalam hal ini mereka dikenali oleh sel B.[24] Bagi tumor manusia tanpa etiologi virus, peptida baru (neo-epitop) dibuat oleh perubahan DNA spesifik-tumor.[24]

Referensi

  1. ^ "Antibody". National Human Genome Research Institute, US National Institutes of Health. 2020. Diakses tanggal 13 October 2020. 
  2. ^ "Immune system and disorders". MedlinePlus, US National Institute of Medicine. 28 September 2020. Diakses tanggal 13 October 2020. 
  3. ^ Male, David K. (2006). Immunology (dalam bahasa Inggris). Elsevier Health Sciences. hlm. 10. ISBN 978-0323033992. 
  4. ^ a b c "Antibody". National Human Genome Research Institute, US National Institutes of Health. 2020. Diakses tanggal 13 October 2020. 
  5. ^ "Immune system and disorders". MedlinePlus, US National Institute of Medicine. 28 September 2020. Diakses tanggal 13 October 2020. 
  6. ^ Gavin, AL; Hoebe, K; Duong, B; Ota, T; Martin, C; Beutler, B; Nemazee, D (22 December 2006). "Adjuvant-enhanced antibody responses in the absence of toll-like receptor signaling". Science. 314 (5807): 1936–38. Bibcode:2006Sci...314.1936G. doi:10.1126/science.1135299. PMC 1868398alt=Dapat diakses gratis. PMID 17185603. 
  7. ^ "Immune system and disorders". MedlinePlus, US National Institute of Medicine. 28 September 2020. Diakses tanggal 13 October 2020. 
  8. ^ Gallucci, S; Lolkema, M; Matzinger, P (November 1999). "Natural adjuvants: endogenous activators of dendritic cells". Nature Medicine. 5 (11): 1249–55. doi:10.1038/15200. PMID 10545990. 
  9. ^ "Antigenic characterization". US Centers for Disease Control and Prevention. 15 October 2019. Diakses tanggal 13 October 2020. 
  10. ^ Strebhardt, Klaus; Ullrich, Axel (Jun 2008). "Paul Ehrlich's magic bullet concept: 100 years of progress". Nature Reviews Cancer. 8 (6): 473–80. doi:10.1038/nrc2394. ISSN 1474-1768. PMID 18469827. 
  11. ^ Lindenmann, Jean (1984). "Origin of the Terms 'Antibody' and 'Antigen'". Scand. J. Immunol. 19 (4): 281–85. doi:10.1111/j.1365-3083.1984.tb00931.x. PMID 6374880. Diakses tanggal 2008-10-31. [pranala nonaktif]
  12. ^ Doolan DL, Southwood S, Freilich DA, Sidney J, Graber NL, Shatney L, Bebris L, Florens L, Dobano C, Witney AA, Appella E, Hoffman SL, Yates JR, Carucci DJ, Sette A (August 2003). "Identification of Plasmodium falciparum antigens by antigenic analysis of genomic and proteomic data". Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America. 100 (17): 9952–57. Bibcode:2003PNAS..100.9952D. doi:10.1073/pnas.1633254100. PMC 187898alt=Dapat diakses gratis. PMID 12886016. 
  13. ^ Parham, Peter. (2009). The Immune System, 3rd Edition, p. G:2, Garland Science, Taylor and Francis Group, LLC.
  14. ^ Gavin, AL; Hoebe, K; Duong, B; Ota, T; Martin, C; Beutler, B; Nemazee, D (22 December 2006). "Adjuvant-enhanced antibody responses in the absence of toll-like receptor signaling". Science. 314 (5807): 1936–38. Bibcode:2006Sci...314.1936G. doi:10.1126/science.1135299. PMC 1868398alt=Dapat diakses gratis. PMID 17185603. 
  15. ^ Janeway CA, Jr (1 November 2013). "Pillars article: approaching the asymptote? Evolution and revolution in immunology. Cold spring harb symp quant biol. 1989. 54: 1–13". Journal of Immunology. 191 (9): 4475–87. PMID 24141854. 
  16. ^ Gayed, PM (June 2011). "Toward a modern synthesis of immunity: Charles A. Janeway Jr. and the immunologist's dirty little secret". The Yale Journal of Biology and Medicine. 84 (2): 131–38. ISSN 1551-4056. PMC 3117407alt=Dapat diakses gratis. PMID 21698045. 
  17. ^ Parham, Peter. (2009). The Immune System, 3rd Edition, p. G:11, Garland Science, Taylor and Francis Group, LLC.
  18. ^ Kuby Immunology (edisi ke-6th). Macmillan. 2006. hlm. 77. ISBN 978-1-4292-0211-4. 
  19. ^ "Immune system and disorders". MedlinePlus, US National Institute of Medicine. 28 September 2020. Diakses tanggal 13 October 2020. 
  20. ^ Schumacher, Ton N.; Schreiber, Robert D. (April 3, 2015). "Neoantigens in cancer immunotherapy". Science. 348 (6230): 69–74. Bibcode:2015Sci...348...69S. doi:10.1126/science.aaa4971. PMID 25838375. 
  21. ^ Wang, Qing.; Douglass, Jacqueline (September 16, 2019). "Direct Detection and Quantification of Neoantigens". Cancer Immunol Res. 7 (11): 1748–54. doi:10.1158/2326-6066.CIR-19-0107. PMC 6825591alt=Dapat diakses gratis. PMID 31527070. 
  22. ^ Schumacher, Ton N.; Schreiber, Robert D. (April 3, 2015). "Neoantigens in cancer immunotherapy". Science. 348 (6230): 69–74. Bibcode:2015Sci...348...69S. doi:10.1126/science.aaa4971. PMID 25838375. 
  23. ^ Schumacher, Ton N.; Schreiber, Robert D. (April 3, 2015). "Neoantigens in cancer immunotherapy". Science. 348 (6230): 69–74. Bibcode:2015Sci...348...69S. doi:10.1126/science.aaa4971. PMID 25838375. 
  24. ^ a b Schumacher, Ton N.; Schreiber, Robert D. (April 3, 2015). "Neoantigens in cancer immunotherapy". Science. 348 (6230): 69–74. Bibcode:2015Sci...348...69S. doi:10.1126/science.aaa4971. PMID 25838375.