Tari Bidu

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Tari Bidu merupakan tarian yang berasal dari suku haran dari masyarakat desa Umakalaka, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur.[1]

Tari ini diciptakan oleh Albertus Bria yang bersifat hiburan dan pengisi pada acara gembira dan sebagai tarian pergaulan muda-mudi. Adapun penarinya terdiri dari pria dan wanita. Usia penari antara 14-35 tahun dengan jumlah penari selalu genap sekitar 4 atau 6 pasang.[1]

Alur tarian bidu diawali dengan penari wanita tampil ke tengah arena dengan membawa kaboo (tempat sirih). Mereka menunggu-nunggu kunjungan pacarnya. Dan para penari pria menyusul dan memerankan peran mereka sebagai tokoh pencari jodoh. Mereka menari sambil mengamat-amati gadis mana yang akan dijadikan pasangannya.[1]

Setelah tokoh pria mendapatkan pasangannya masing-masing, mereka menghampiri penari wanita untuk memperoleh tempat sirihnya sebagai tanda si pria memilih si gadis sebagai calon istrinya. Tetapi para penari wanita tidak segera menyerahkan tempat sirihnya sebagai gambaran mereka masih merasa malu dan segan. Setelah beberapa saat mereka berdua mulai akrab segeralah tempat sirih diserahkan kepada si pria yang menghampirinya sebagai tanda penyerahan dirinya kepada calon suaminya.[1]

Adapun gerakan tari bidu terdiri dari gerak leak limau (lambaian tangan), gerak feur izin (memutar badan), dan gerak foti ain (gerakan mengangkat kaki). Dan gerakan ke muka dilakukan dengan mengangkat sebelah kaki dan kemudian disusul dengan kaki lainnya; badan bersikap tegap, gerakan tangan penari pria menggenggam dan membuka berulang kali, penari wanita menggerakkan lengannya, kepala dimiringkan ke kiri lalu kembali tegak seirama dengan gerakan kaki.[1]

Alat musik yang mengiringi tarian ini adalah rararum (sejenis gitar dan biola) dan lagu yang dimainkan Elele. Untuk tempat menarinya di halaman terbuka biasanya di depan rumah tempat tinggal salah gadis yang ikut menari. Pertunjukkan menari ini bisa dilakukan pada malam hari selama dua hari berturut-turut. Pakaian penari pria dan wanita terdiri dari hiasan kepala, hiasan kaki, gelang, kalung, sabuk dan selempang. Khusus untuk penari wanita mengenakan selendang yang disebut tais sakit.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f Ensiklopedia Tari Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan. 1980/1981. hlm. 96–97.