Zooid

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pyrosoma atlanticum, sebuah tunicata, adalah sebuah koloni zooid.

Zooid adalah satu hewan yang merupakan bagian dari suatu hewan koloni. Gaya hidup ini sudah digunakan dari berbagai jenis hewan dari takson-takson berbeda dan tidak berkerabat. Zooid merupakan organisme multisel, dengan struktur yang mirip dengan hewan soliter lainnya. Zooid-zooid tersebut dapat terhubung melalui jaringan (seperti pada koral, Catenulida, Siphonophorae, Pyrosoma dan Ectoprocta) atau memiliki eksoskeleton bersama (seperti pada Bryozoa dan Pterobranchia).[1] Organisme koloni secara keseluruhan disebut sebagai zoon /ˈz.ɒn/, jamaknya adalah zoa. (dari kata bahasa Yunani Kuno ζῷον/ζῷα, berarti "hewan")

Zooid dapat memiliki ciri polimorfis. Sebagai contoh, bryozoa hidup dapat memiliki zooid-zooid berbeda yang masing-masing beradaptasi untuk suatu fungsi berbeda, seperti mencari makan, menjangkarkan koloni ke substratum, dan sebagai embrio.[2] Namun, bryozoa fosil adalah satu-satunya organisme koloni yang zooidnya terbentuk pada saat hidup.[3]

Terdapat hubungan antara ukuran beberapa zooid dengan suhu.[4] Variasi pada ukuran zooid pada fosil-fosil koloni dapat digunakan sebaga indikator suhu dan musiman laut pada masa prasejarah.[5][6]

Istilah zooid juga pernah digunakan untuk merujuk suatu sel organik atau sebuah tubuh yang terorganisir yang memiliki pergerakan independen pada suatu organisme hidup, seperti gamet motil seperti spermatozoon (dalam alga, sekarang dikenal sebagai zoid), atau suatu organisme independen mirip hewan yang dihasilkan secara aseksual seperti oleh tunas atau fisi.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Thorp, James H.; Wood, Timothy S. (2019). "Chapter 13 - Phylum Ectoprocta". Thorp and Covich's Freshwater Invertebrates: Volume 4: Keys to Palaearctic Fauna (dalam bahasa English) (edisi ke-4th). hlm. 519–529. ISBN 978-0-12-385024-9. 
  2. ^ Fish, J. D. (1989). "Bryozoa". A Student's Guide to the Seashore. hlm. 356–366. ISBN 978-94-011-5888-6. 
  3. ^ Prothero, Donald R. (2013). Bringing fossils to life : an introduction to paleobiology (edisi ke-Third). New York: Columbia University Press. hlm. 339–340. ISBN 978-0-231-53690-5. OCLC 863683957. 
  4. ^ Amui-Vedel, Ann-Margret; Hayward, Peter J.; Porter, Joanne S. (21 December 2007). "Zooid size and growth rate of the bryozoan Cryptosula pallasiana Moll in relation to temperature, in culture and in its natural environment". Journal of Experimental Marine Biology and Ecology. 353 (1): 1–12. doi:10.1016/j.jembe.2007.02.020. 
  5. ^ Okamura, Beth; O'Deaa, Aaron (October 2000). "Intracolony variation in zooid size in cheilostome bryozoans as a new technique for investigating palaeoseasonality". Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology. 162 (3–4): 319–332. Bibcode:2000PPP...162..319O. doi:10.1016/S0031-0182(00)00136-X. 
  6. ^ Okamura, Beth; Bishop, John D. D. (August 1988). "Zooid size in cheilostome bryozoans as an indicator of relative palaeotemperature". Palaeogeography, Palaeoclimatology, Palaeoecology. 66 (3–4): 145–152. Bibcode:1988PPP....66..145O. doi:10.1016/0031-0182(88)90197-6.