Wikipedia:Warung Kopi (Bahasa)/Arsip/2017/3

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Transportasi vs. Angkutan[sunting sumber]

MRT Singapura kini tengah menjadi artikel pilihan yang ditampilkan di Halaman Utama. Di dalamnya terdapat pranala menuju Angkutan rel di Singapura tetapi setelah saya lihat, ternyata artikel tentang subjek yang terkait memiliki judul Transportasi rel seperti Transportasi rel di India, Transportasi rel di Indonesia, dan Transportasi rel di Jepang. Saya ingin menyeragamkan nama artikelnya agar dapat ditampilkan menggunakan {{Topik Asia}}, tapi sebaiknya mana yang harus digunakan, Transportasi atau Angkutan? Trims. Sersan Mayor Kururu (bicara) 8 Februari 2017 14.39 (UTC)[balas]

Saya lebih sepakat dengan "transportasi". Salam, Muhraz (bicara) 13 Februari 2017 16.31 (UTC)[balas]
Saya juga setuju dengan transportasi. Meursault2004ngobrol 8 Maret 2017 23.59 (UTC)[balas]

Istilah-istilah Katolik[sunting sumber]

Saya minta bantuannya bagi yang tau istilah-istilah Katolik, dalam hal ini mungkin @Ign christian: atau @Albertus Aditya:, pasalnya saya baru saja menemukan istilah-istilah baru ini

Pertama, saya baru menemukan istilah Eparchy yakni perwujudan dari suatu Keuskupan (Diocese) tapi dari Ritus Katolik Timur (CMIIW) cuman yang jadi pertanyaan enaknya diterjemahin begimana ya ? Eparkhi ? Eparki ? Keeparkhian ? Keeparkian ? atau Keuskupan ? Pasalnya ada beberapa artikel yang baru-baru ini memakai kata tersebut:

Kedua, saya juga baru menemukan istilah Grand Master (ordo) yakni semacam gelar/jabatan pada seorang pemimpin ordo/organisasi. Sama kaya yang diatas, yang jadi pertanyaan enaknya juga diterjemahin begimana ya ? Master Besar ? Pemimpin Besar ? atau tetep dipertahanin aja dengan sebutan bahasa Inggrisnya, Grand Master ?

& mungkin masih ada lagi yang masih belum saya pantau

--Erik Fastman (bicara) 1 Maret 2017 08.03 (UTC)[balas]

Menurut saya:
  • Ya, eparchy dalam tradisi Timur (khususnya Bizantin) sama dan setara dengan keuskupan/diosis dalam tradisi Barat. Sebaiknya diterjemahkan menjadi "eparki", contoh penggunaannya di: Kamus Teologi terbitan Kanisius, blog GOI. Dalam literatur Katolik di Indonesia, huruf "h" dalam gabungan huruf "kh" atau "ch" dari bahasa Yunani seringkali dihilangkan ketika diserap ke dalam bahasa Indonesia.
  • Kata major yang digunakan dalam major archeparchy atau major archbishop sebaiknya diterjemahkan menjadi "mayor", kata "besar" terasa janggal ya. Contoh penggunaanya di: situs Katolik, blog Katolik Timur, artikel majalah Hidup, salah satu buku.
  • "Siria-Malankara" sebaiknya diseragamkan dengan "Siro-Malabar" menjadi "Siro-Malankara". Contoh penggunaannya di: blog Katolik Timur, artikel majalah Hidup.
  • Mengenai Grand Master (ordo), ini sulit. Kalau dalam konteks non-Katolik, mungkin dibiarkan saja dalam bahasa Inggris. Kalau dalam konteks Katolik, mungkin dapat juga menggunakan istilah Magister generalis sebagaimana kebiasaan kalangan Katolik di Indonesia yang tetap menggunakan istilah dalam bahasa Latin untuk kata-kata asing yang sulit diterjemahkan. Ign christian (bicara) 1 Maret 2017 09.57 (UTC)[balas]

Oh ya, saya baru ingat lagi, kalo kata Immaculate Conception itu juga enaknya diterjemahin jadi apa ya ? Kalo diterjemahkan berdasarkan pada rujukan judulnya di WBI (Dikandung Tanpa Noda) juga sepertinya rancu, pasalnya beberapa artikel menggunakan kata tersebut sebagai sebutan personifikasi (pelindung dan semacemnya):

Kalo diterjemahin jadi "Konsepsi Imakulata" juga rasanya rancu soalnya terkesan neologisme yang tentunya suatu tindakan yang perlu dihindari menurut M. Adiputra. Keliatan cocoknya sih "Perawan Tak Bernoda" soalnya saya rasa kata tersebut rada umum. Tapi menurut Anda begimana ? --Erik Fastman (bicara) 1 Maret 2017 10.55 (UTC)[balas]

Sepertinya memang tidak ada keseragaman penyebutan istilah ini dalam bahasa Indonesia, ada banyak versi. Meski tidak umum, menurut saya sih "Konsepsi Imakulata" sah-sah saja digunakan, karena kata "konsepsi" sendiri terdaftar di KBBI dan memang sinonimnya adalah pembuahan atau fertilisasi. Kalau menyebut doktrinnya, sering disebut "Dikandung Tanpa Noda" atau "Dikandung Tanpa Dosa" saja (mis. dalam Kompendium KGK). Kalau menyebut pribadinya, sejumlah gereja/paroki menggunakan nama "Maria Imakulata" (lih. Google search); bisa juga tambahkan saja kata "Maria" di depannya menjadi "Maria Dikandung Tanpa Noda" (mis. artikel di Katolisitas, kendati dalam artikel tersebut juga tidak konsisten dalam penyebutan istilahnya). "Perawan Tak Bernoda" boleh juga, ada paroki yang menggunakan versi panjangnya (Paroki Hati Santa Perawan Maria Tak Bernoda, Putussibau). Kalau menurut saya pribadi, sebutan "(Santa) (Perawan) / (Bunda) Maria", atau "Perawan" saja seperti usulan Anda, ditambahkan di depan kalau dalam bahasa Inggris juga ada sebutan "Our Lady" di depannya. Bagaimanapun, rasanya tidak perlu terlalu kaku dalam penggunaan istilah ini karena sudah terlanjur banyak versi yang digunakan dalam bahasa Indonesia, tampak sulit untuk menyeragamkannya. Ign christian (bicara) 1 Maret 2017 14.47 (UTC)[balas]
Baru muncul lagi saat ini. Untuk "eparchy" saya sepakat untuk diterjemahkan menjadi "eparki" (dan saya sudah menggunakannya beberapa kali di WBI saat membahas terkait keuskupan di beberapa negara). Untuk "Immaculate Conception" saya juga tidak menganjurkan "Konsepsi Imakulata" namun ke "Dikandung Tanpa Noda". Dalam konteks Katedral Manila, saya lebih mengarah ke Gereja Katedral Basilika Dikandung Tanpa Noda Manila. Salam. Albertus Aditya (bicara) 4 Maret 2017 05.07 (UTC)[balas]

Penghalusan kalimat[sunting sumber]

Bahasa sebagai alat komunikasi sangat penting dalam menyampaikan pesan kepada orang lain. Wikipedia sebagai ensiklopedia berbasis gotong-royong sangat menjunjung tinggi etika berbahasa. Tujuannya, agar pengguna lain tetap memiliki semangat berkontribusi meskipun ditegur karena telah melakukan kesalahan. Tidak dapat kita pungkiri, penggunaan kalimat kasar saat menegur atau memberi peringatan kepada pengguna lain, sangat rawan terjadi pada pengguna dengan temperamen tinggi, atau karena statusnya sebagai pengurus. Untuk itu, saya ingin membagikan beberapa contoh kalimat yang merupakan penghalusan dari "kalimat kasar" sebagai wujud ketegasan sikap seorang pengguna biasa dan pengurus kepada pengguna lain.

Contoh kalimat kasar Penghalusan
Dilarang mengirim barnstar di halaman pembicaraan saya Dengan hormat, jika berkenan, waktu lain tidak mengirim barnstar di halaman pembicaraan saya, karena sudah saya sediakan halaman khusus. Terima kasih. Salam.
Permohonan pengguna ini ditolak Pengguna ini perlu diberikan kesempatan lebih lama untuk berkontribusi
Artikel berbahasa asing yang tidak diterjemahkan atau diterjemahkan secara buruk Artikel berbahasa asing yang diterjemahkan kurang memadai.
Kenapa Anda menghapus artikel saya? Jika tidak keberatan, saya mohon penjelasan alasan penghapusan artikel saya. Terima kasih. Salam.
Artikel Anda buruk! Terima kasih telah berkontribusi di Wikipedia. Melalui kesempatan ini saya beritahukan bahwa artikel Anda berjudul Bla bla bla tampaknya perlu koreksi. Jika tidak keberatan, lengkapilah dengan referensi yang Anda miliki. Terima kasih. Salam.

Masih banyak contoh kalimat kasar yang dapat kita haluskan, agar pengguna lain tidak tersinggung, sehingga yang bersangkutan tetap semangat dalam berkontribusi di Wikipedia bahasa Indonesia. Demikian berbagi dari saya kali ini. Semoga bermanfaat. Salam. gigho (bicara) 3 Maret 2017 - 00.05 WIB

Tidak ada salahnya melakukan hal ini. Siapa tahu ke depannya Wikipedia bahasa Indonesia juga akan menghasilkan pengguna yang lebih sopan dan santun. よろしくね. ··· 🌸 Rachmat04 · 3 Maret 2017 14.58 (UTC
Sangat setuju dengan usul mas Igho, terdengar lebih bersahabat, mudah-mudahan bisa terlaksana. ibensis (What’s the Story?) 5 Maret 2017 06.25 (UTC)[balas]

Penaklukan[sunting sumber]

Halo, saya mau numpang tanya. Di Wikipedia Bahasa Inggris ada berbagai artikel tentang penaklukan, seperti Spanish conquest of the Aztec Empire, Mataram conquest of Surabaya atau French conquest of Algeria. Saya lihat di Wikipedia Indonesia ada tiga padanan yang digunakan:

Saya rasa sebaiknya tiga padanan ini diseragamkan. Kira-kira mana yang lebih tepat ya? Terima kasih sebelumnya. @Pengguna:Meursault2004  Mimihitam  8 Maret 2017 17.58 (UTC)[balas]

Kalo ane Penaklukan Perancis terhadap Aljazair --Erik Fastman (bicara) 8 Maret 2017 18.02 (UTC)[balas]

Saudara Mimihitam, yang benar ialah yang pertama: Penaklukan Aljazair oleh Perancis. Takluk itu kata kerja intransitif. Imbuhan -kan membuatnya transitif dan memiliki objek langsung. "Perancis menaklukkan Aljazair". Maka kalau diputar menjadi kalimat pasif menjadi "Ditaklukkannya Aljazair oleh Perancis" -> Penaklukan Aljazair oleh Perancis. Meursault2004ngobrol 8 Maret 2017 20.03 (UTC)[balas]

Terima kasih mas atas penjelasannya. Kalau tidak ada yang menentang, saya akan pindahkan semua halaman yang memakai varian lain menjadi "penaklukan (tempat yang ditaklukan) oleh (negara yang menaklukkan)."  Mimihitam  8 Maret 2017 20.20 (UTC)[balas]

Oh ya, trus kalo Penjajahan, Penaklukan, Invasi, (negara A) di bawah pemerintahan (negara B), (negara A) di bawah kekuasaan (negara B), kolonisasi (negara A) di (negara B), mana yang bener ?

NB: Menurut saya selama ini kata Penjajahan itu berkonotasi negatif dan standar ganda. Seperti di pelajaran sejarah di sekolah-sekolah Indonesia misalnya, Porto, Spanyol, Inggris, Perancis, Belanda & Jepang disebutnya ngejajah sementara bangsa-bangsa lain macem Tiongkok, Ottoman, Arab, Mongol, Majapahit & Sriwijaya dibilangnya cuman menaklukan/menguasai (kata yang cenderung netral). Apa sebab suatu bangsa dikatakan menjajah atau menaklukan/menguasai juga tidak jelas. Apa karena negara tersebut dianggap melakukan perbuatan tak menyenangkan (pembunuhan, perampasan, perbudakan) Mongol juga melakukan pembantaian, lebih besar malah ngelebihin bangsa-bangsa Barat & terbukti dari mereka sekarang kena karmanya sekarang negaranya cuman jadi landlocked diantara Rusia & Tiongkok. Apa karena negara tersebut tidak disenangi oleh negara yang pernah ia kuasai, Arab & Ottoman juga dicemberutin ama kali ama Balkan & Spanyol, Majapahit juga dicemberutin kali sama orang-orang Sunda, makanya nama jalan Gajah Mada & Hayam Wuruk nggak ada disana.

Menurut saya sih ini lebih ke arah sentimen aja terhadap bangsa-bangsa Barat (kek kasusnya sentimen terhadap Freeport milik Amrik di Papua gitu) Mungkin dalam hal ini WBI juga harusnya bersikap netral kali ya dalam hal ini mengontrol penggunaan antara kata menjajah & menguasai/menaklukan --Erik Fastman (bicara) 9 Maret 2017 03.59 (UTC)[balas]

Terbesit juga sebenarnya pertanyaan soal "kolonisasi". Contoh: kolonisasi Spanyol di Amerika, apakah lebih baik diubah menjadi kolonisasi Amerika oleh Spanyol? Terkait penjajahan/penaklukan, bung Erik ada benarnya. Indonesia tidak pernah berada di bawah kekuasaan Utsmaniyah, jadinya tidak pakai istilah "penjajahan", tapi kalau kita orang Bulgaria atau Serbia pasti akan memakai kata serupa, bahkan ada salah satu orang Bulgaria yang saya kenal yang mengeluh kalau mereka "diperbudak" oleh Utsmaniyah selama ratusan tahun. Jadi tergantung perspektif saja, dan saya setuju kalau WBI sebaiknya memakai istilah yang lebih netral seperti "penaklukan". Salam.  Mimihitam  9 Maret 2017 09.08 (UTC)[balas]

Jaman dulu kata jajahan atau penjajahan sebenarnya tidak berkonotasi negatif. Artinya hanya daerah yang dikuasai saja. Tapi memang benar sih ada semacam standar ganda. Mungkin karena sejarah penjajahan oleh Portugis, Spanyol, Belanda dan Inggris masih dikenal dengan baik. Jepang itu sebenarnya tidak menjajah Indonesia, tetapi menduduki. Orang Monggol malah kalah sama orang Jawa, karena mereka tidak biasa berperang di laut dan di hutan. Sebab saat itu adalah masa perang. Kalau bangsa Tiongkok, India dan Arab kan tidak diketahui apakah mereka benar-benar menjajah Indonesia? Yang terjadi ada migrasi. Masalah Majapahit dan Sunda itu sebenarnya perseteruan atau rivalitas. Majapahit kan tidak pernah menguasai Jawa Barat. Malah Mataram pernah. Meursault2004ngobrol 9 Maret 2017 11.43 (UTC)[balas]

Yaws terjemahan bahasa Indonesianya apa ya? Hanif Al Husaini (bicara) 24 Maret 2017 07.12 (UTC)[balas]

Frambusia atau Patek. -- Bagas Chrisara (bicara) 24 Maret 2017 10.25 (UTC)