Wikipedia:Artikel bagus/Usulan/Aksara Jawa

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
CATATAN PENUTUP

aku hitung ada 6 setuju, 1 tidak setuju tetapi sarannya sudah ditanggapi, dan saran-saran lain yang ada juga telah ditanggapi. Aku rasa sudah kuorum dan memenuhi syarat untuk diluluskan. HaEr48 (bicara) 14 Juni 2020 13.34 (UTC)

Diskusi di bawah adalah arsip dari pengusulan artikel bagus. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.

Artikel ini disetujui. 14 Juni 2020 13.34 (UTC)


Aksara Jawa[sunting sumber]

Pengusul: Alteaven (b • k • l) · Status:    Selesai

Menata ulang keseluruhan artikel sehingga terdapat lebih banyak gambar dan referensi yang memadai. Mohon bantuannya apabila ada kekurangan, terima kasih Alteaven (bicara) 9 Mei 2020 03.51 (UTC)[balas]

Alteaven (bicara) 9 Mei 2020 03.51 (UTC)[balas]

  • Setuju Setuju --Nicholas Michael Halim (bicara) 9 Mei 2020 05.34 (UTC)[balas]
  • Komentar Komentar Secara umum sudah sangat bagus, cuma mungkin bisa diperhatikan lagi kalau ada frasa atau kalimat yang tidak efektif, seperti "namun begitu" (seharusnya "walau(pun)/meski(pun) begitu" atau "namun" atau "akan tetapi"). Kosa kata asing yang belum masuk KBBI juga perlu dicetak miring. Saran juga, kurangi penggunaan cetak tebal karena biasanya penebalan hanya diperlukan untuk sinonim bagi judul artikel (seperti di kalimat pembuka). Cetak tebal sebaiknya tidak dipakai untuk mengenalkan istilah baru atau memberi penekanan. Masjawad99💬 9 Mei 2020 09.30 (UTC)[balas]
Baik, saya akan perbaiki redaksi dan penulisannya Alteaven (bicara) 9 Mei 2020 10.08 (UTC)[balas]
Sudah saya coba kurangi kalimat2 yang tidak efektif, silahkan diperiksa Alteaven (bicara) 10 Mei 2020 02.15 (UTC)[balas]
@Alteaven: Terima kasih, sepertinya sudah tidak ada lagi masalah, saya Setuju Setuju artikel ini jadi AB. Kalau sempat, mungkin bisa dipertimbangkan untuk dikembangkan sedikit lagi untuk jadi AP, karena ini sudah lengkap sekali. Masjawad99💬 10 Mei 2020 04.59 (UTC)[balas]
  • Komentar Komentar Terima kasih kepada bung Alteaven yang telah memperbaiki artikel aksara Jawa sedemikian rupa. Saya lihat di suntingan-suntingan baru ini kalau fonnya diubah menjadi gambar. Alangkah baiknya di bawah gambar aksara tersebut ditambah karakter Unicode-nya juga. Sebab tidak semua perangkat menggunakan fon Tuladha Jejeg dan ini juga akan memudahkan para pelajar untuk menyalin aksara dari artikel. Gambarnya juga terlalu besar + ngeblur (soalnya berkas PNG, bukan SVG). Pendapatku, ukuran gambarnya diselaraskan seperti ukuran fon aksara Jawa pada artikel. Di tabel Aksara Wyanjana (deret baru), tabelnya terlalu panjang, sampai-sampai halaman artikel bisa digulir secara horizontal. Diki Ananta Bicara 9 Mei 2020 09.58 (UTC)[balas]
Jadi lebih baik ada gambar dan unicode y? tadinya saya unicode saja untuk sementara kemudian ganti dengan gambar semua, agar seperti yg anda bilang di gawai yg fontnya masih belum bagus bisa tetap dilihat bentuk aksaranya. Saya akan coba tambahi tabelnya sehingga dua-duanya ada Alteaven (bicara) 9 Mei 2020 10.08 (UTC)[balas]
Sudah saya tambahi sehingga ada gambar dan unicode, silahkan diperiksa Alteaven (bicara) 10 Mei 2020 02.15 (UTC)[balas]
@Alteaven: Saya cek gambarnya, berikut komentar dari saya
  • Di tabel "Aksara dan Pasangan" pada karakter unicode pasangan Mahaprana tha itu bukan pasangan ( ꧀ꦜ) tetapi aksaranya. (SS)
  • Gambar rerenggan di tabel pada menjadi dua baris alih-alih satu baris. (SS).
  • Gambar isèn-isèn di tabel pada menjadi dua baris alih-alih satu baris. (SS). Diki Ananta Bicara 10 Mei 2020 22.11 (UTC)[balas]
@Diki Ananta: sudah Alteaven (bicara) 10 Mei 2020 23.41 (UTC)[balas]
@Hanamanteo: tolong spesifikasi "beberapa" nya itu yang mana saja untuk dilengkapi, karena beberapa sumbernya sudah jelas tapi karena formatnya bukan buku fisik jadi memang tidak ada halaman. Misal:
  • Istilah hanacaraka, carakan, dan dentawyanjana semuannya ada di kamus <Poerwadarminta, W.J.S (1939). Baoesastra Djawa (dalam bahasa Jawa). Batavia: J.B. Wolters. ISBN 0834803496. > namun versi onlinenya tidak menyebutkan halaman entrinya, hanya sumber kamusnya
Kalau dirasa perlu, Poerwadarminta (1939) versi digital di sastra.org ada nomor halamannya, kok. Masjawad99💬 26 Mei 2020 08.20 (UTC)[balas]
Sudah kutambahkan nomor halamannya menurut versi digital. — Diki Ananta (bicara) 29 Mei 2020 02.08 (UTC)[balas]
  • Setuju Setuju {sangat bagus pembahasannya dan referensinya juga sangat bagus. Pertanyaan untuk Alteaven:
    • Dalam kalimat "adalah aksara yang digunakan untuk menulis vokal murni", apakah vokal murni di sini artinya suku kata yang hanya terdiri dari satu vokal?
@HaEr48: Ya benar, maksud saya di situ suku kata yang vokal saja, tanpa konsonan di awal.Alteaven (bicara) 10 Juni 2020 13.13 (UTC)[balas]
@HaEr48: Karena dalam penggunaan asli Sansekerta-Kawi, re dan le dianggap sebagai konsonan silabis yang setara dan dibahas dalam tabel vokal. Pengkategorian sebagai vokal ini juga dapat dilihat dalam Serat Mardi Kawi hal ꧑꧑ (hal 11, tapi buku itu halamannya menggunakan angka Jawa). Hal ini juga tercermin pada urutan unicode, yang mana pa cerek dan nga lelet diletakkan di antara aksara-aksara swara lainnya sebagaimana aksara Indik turunan brahmi lainnya. Alteaven (bicara) 10 Juni 2020 13.13 (UTC)[balas]
@Alteaven: Terima kasih penjelasannya. apa kedua hal ini bisa ditambahkan ke artikel, karena pembaca biasa mungkin tidak mengerti konteksnya. HaEr48 (bicara) 10 Juni 2020 13.58 (UTC)[balas]
Baik, sudah saya tambahkan Alteaven (bicara) 12 Juni 2020 07.40 (UTC)[balas]

Diskusi di atas adalah arsip. Terima kasih atas partisipasi Anda. Mohon untuk tidak menyunting lagi halaman ini. Komentar selanjutnya dapat diberikan di halaman pembicaraan artikel.