Ultimatum Juli

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Ultimatum habsburg. Pada pukul enam sore, 23 Juli 1914, hampir satu bulan setelah pembunuhan Pangeran Austria Franz Ferdinand dan istrinya oleh seorang nasionalis muda Serbia di Sarajevo, Bosnia, duta Kekaisaran Austria-Hungaria untuk Serbia, Baron Giesl von Gieslingen menyampaikan ultimatum kepada kementerian luar negeri Serbia. Ultimatum yang berisi sejumlah tuntutan Austria-Hungaria kepada Serbia menjadi kejadian yang mengawali pecahnya Perang Dunia I. Bertindak dengan dukungan penuh dari sekutunya di Berlin, Austria-Hungaria telah memutuskan setelah pembunuhan Franz Ferdinand untuk mengejar kebijakan garis keras terhadap Serbia. Rencana mereka, yang dikoordinasikan dengan kantor luar negeri Jerman, adalah untuk memicu sebuah konflik militer yang diharapkan berakhir dengan cepat dan pasti dengan kemenangan Austria sebelum negara-negara Eropa lain yaitu sekutu kuat Serbia, Rusia - sempat bereaksi. Ultimatum yang dikirimkan oleh Baron Giesl itu menuntut Pemerintah Serbia untuk menerima penyelidikan Austria-Hungaria atas pembunuhan Franz Ferdinand. Serbia juga harus menekan semua propaganda anti-Austria dan mengambil langkah-langkah untuk membasmi dan menghapuskan organisasi teroris di wilayah perbatasannya. Austria-Hungaria menuntut jawaban atas tuntutan tersebut dalam waktu 48 jam. Pada saat itu, Baron Giesl yang telah mengantisipasi penolakan Serbia telah mengemasi tasnya dan bersiap untuk meninggalkan kedutaan di Sarajevo. Sementara dunia menunggu tanggapan Serbia, Jerman bekerja secara diplomatis untuk meminimalisir dampak ultimatum tersebut. Namun, kekuatan besar lainnya tidak ada yang percaya bahwa Austria-Hungaria dengan kekuatan militer yang relatif lemah, hanya bertindak sendiri.

Pada tahun 1914, garis pertempuran telah ditarik di Eropa: jika Jerman mendukung Austria-Hungaria melawan Serbia dan sekutunya, Rusia maka sekutu Rusia yaitu Prancis dan Inggris, kemungkinan akan turut terjun ke dalam perang. Mendapat ultimatum tersebut, Serbia segera berkonsultasi dengan Rusia yang segera meyakini bahwa Jerman memanfaatkan pembunuhan Franz Ferdinand untuk memicu perang guna mempertahankan kepentingannya. Pada 24 Juli, Dewan Menteri Rusia setuju untuk memerintahkan empat distrik militer untuk bersiap melakukan mobilisasi.

Pada 25 Juli 1914 sore, Perdana Menteri (PM) Serbia Nicola Pasic mengirimkan jawaban atas ultimatum Austria-Hungaria kepada Baron Giesldi di Kedutaan Austria sebelum batas waktu pukul enam sore. Serbia menyatakan menyetujui semua tuntutan Austria-Hungaria kecuali partisipasi dual monarki itu dalam penyelidikan internal dengan alasan tindakan tersebut merupakan pelanggaran undang-undang dasar dan hukum kriminal Serbia. Jawaban Serbia tersebut tidak membuat perbedaan terhadap respons Austria-Hungaria. Baron Giesl segera meninggalkan Serbia dan memutuskan hubungan diplomatik antara Wina dengan Sarajevo. Tiga hari kemudian, pada 28 Juli 1914, Austria-Hungaria menyatakan perang terhadap Serbia, mengawali pecahnya Perang Dunia I.