Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 14

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Poin ke-14 dari 17 adalah menjaga kesehatan ekosistem laut dan memanfaatkan sumber daya laut secara berkelanjutan. Hal ini penting untuk memastikan kelestarian laut dan manfaatnya bagi manusia, baik sekarang maupun di masa depan.[1]

Target[sunting | sunting sumber]

Adapun target yang ingin dicapai oleh pemerintah Indonesia untuk Melestarikan dan memanfaatkan secara berkelanjutan sumber daya kelautan dan samudera untuk pembangunan yang berkelanjutan:

  1. Tahun 2025: Bebaskan laut dari polusi Pada tahun 2025, tujuannya adalah untuk mencegah dan mengurangi secara signifikan semua jenis polusi laut. Fokus utamanya adalah pada polusi yang disebabkan oleh aktivitas di darat, seperti sampah laut dan polusi nutrisi. Hal ini penting untuk menciptakan laut yang bersih dan sehat. [2]
  2. Tahun 2020: Menjaga Kelestarian Laut dan Pesisir untuk Masa Depan yang Sehat dan Berkelanjutan. Pada tahun 2020, fokus utamanya adalah pada pengelolaan berkelanjutan dan perlindungan ekosistem laut dan pesisir. Hal ini bertujuan untuk mencegah dampak buruk yang signifikan terhadap laut dan pantai, misalnya dengan memperkuat ketahanan terhadap berbagai bahaya. Selain itu, pemulihan ekosistem laut dan pesisir harus dilaksanakan untuk menciptakan lautan yang sehat dan produktif bagi generasi sekarang dan mendatang.[2]
  3. Mengatasi Pengasaman Laut: Upaya Bersama untuk Melestarikan Lautan. Meminimalkan dan mengatasi dampak pengasaman laut. Pengasaman laut adalah salah satu ancaman terbesar terhadap kesehatan laut dan keanekaragaman hayati. Untuk mengatasi masalah ini, upaya harus dilakukan untuk meningkatkan kerjasama ilmiah di semua tingkatan.[2]
  4. Tahun 2020: Menuju Perikanan Berkelanjutan dan Pemulihan Stok Ikan Pada tahun 2020, fokusnya adalah pada regulasi perikanan yang efektif untuk mencegah penangkapan ikan yang berlebihan, ilegal dan destruktif. Hal ini harus dilakukan dengan menerapkan rencana pengobatan berbasis sains. Tujuannya adalah memulihkan stok ikan dengan baik dalam waktu sesingkat mungkin, setidaknya ke tingkat yang memungkinkan hasil maksimal yang berkelanjutan berdasarkan karakteristik biologisnya.[2][2]
  5. Melestarikan 10% Wilayah Pesisir dan Laut untuk Masa Depan yang Berkelanjutan Pada tahun 2020, targetnya adalah melestarikan minimal 10% wilayah pesisir dan laut. Upaya ini harus dilakukan sesuai dengan hukum nasional dan internasional, serta berdasarkan informasi ilmiah terbaik yang tersedia. Pelestarian ini penting untuk menjaga kesehatan laut dan manfaatnya bagi manusia.[2]
  6. Melarang Subsidi Perikanan yang Berbahaya untuk Menjaga Keberlanjutan Laut Pada tahun 2020, fokusnya adalah melarang bentuk-bentuk subsidi perikanan tertentu yang menyebabkan kelebihan kapasitas dan penangkapan ikan berlebihan. Subsidi yang mendukung penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur juga harus dihilangkan. Selain itu, penghentian subsidi baru perlu dilakukan. Diakui bahwa perlakuan khusus dan berbeda yang tepat dan efektif untuk negara berkembang dan negara kurang berkembang harus menjadi bagian integral dari negosiasi subsidi perikanan di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).[2]
  7. Memaksimalkan Potensi Ekonomi Laut untuk Negara Berkembang Pada tahun 2030, targetnya adalah meningkatkan manfaat ekonomi bagi negara berkembang kepulauan kecil dan negara kurang berkembang dari pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut. Upaya ini harus dilakukan melalui pengelolaan perikanan, budidaya air, dan pariwisata yang berkelanjutan.[2] {{sedang ditulis}}

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Media, Kompas Cyber (2023-05-22). "Mengenal Tujuan 14 SDGs: Ekosistem Lautan". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-02-17. 
  2. ^ a b c d e f g h Badan Pusat Statistik, Badan Pusat Statistik (2023). "Potret Awal Transisi Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca di Indonesia" (PDF).