Truntum Kuta
Truntum Kuta | |
---|---|
Jaringan hotel | Truntum |
Informasi umum | |
Lokasi | Bali, Indonesia |
Alamat | Jl. Pantai Kuta No.1, Kuta, Kuta, Badung |
Koordinat | 8°43′23″S 115°10′12″E / 8.72311°S 115.17001°E |
Pembukaan | 1961 |
Pemilik | Wijaya Karya Realty |
Manajemen | Injourney Hospitality |
Data teknis | |
Jumlah lantai | 4 |
Informasi lain | |
Jumlah kamar | 322 |
Jumlah rumah makan | 6 |
Situs web | |
truntumhotels |
Truntum Kuta, sebelumnya dikenal dengan nama Grand Inna Kuta, adalah hotel berbintang 4 yang terletak di tepi Pantai Kuta, Bali. Hotel ini dimiliki Pemerintah Indonesia melalui Wijaya Karya Realty, sementara pengelolaannya berada di tangan Injourney Hospitality. Injourney dan para pendahulunya sudah mengelola hotel ini sejak tahun 1961, dan lahan di mana hotel ini berdiri sudah memiliki sejarah sebagai penginapan sejak tahun 1930-an.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Pada tahun 1937, Bob dan Louise Koke, sepasang kekasih dari Amerika Serikat, membentuk kerja sama dengan K'tut Tantri untuk mendirikan Kuta Beach Hotel, penginapan pertama yang ada di kawasan Kuta. Tantri mulai berseteru dengan pasangan tersebut, sehingga dia memilih untuk minggat ke seberang Jalan Kuta dan mendirikan hotel baru, Swara Segara. Setelah Kekaisaran Jepang menguasai Hindia Belanda, Tantri ditangkap oleh pasukan Jepang karena aktivitasnya dalam gerakan kemerdekaan Indonesia, dan Swara Segara dihancurkan. Bob and Louise juga meninggalkan usaha mereka di Bali pada waktu yang sama, dan, ketika Bob kembali ke Bali pasca Perang Dunia II, dia mendapati hotelnya sudah habis dilalap oleh api. Meskipun tidak ada yang tersisa dari kedua hotel tersebut, kedua lahan masih digunakan sebagai hotel hingga sekarang; bekas Kuta Beach Hotel saat ini ditempati oleh Hard Rock Hotel Bali, sementara Swara Segara ditempati oleh Truntum Kuta.[1][2]
Pada tahun 1950, Agus Djaya menyewa lahan milik Tantri dari tuan tanahnya pada saat itu, I Nyoman Nyongnyong, untuk membuka Sanggar Wisma Samudra Beach Kuta, sebuah penginapan untuk seniman. Pada tahun 1961, Sunaria Prawira Diraja, Ketua PT Natour, membayar hak sewa Agus atas lahan tersebut seharga Rp750 ribu. Ketika masa sewa habis pada tahun 1967, Natour memutuskan untuk membeli keseluruhan lahan dari Nyongnyong dengan harga Rp4,5 juta dan mulai membangun sebuah hotel berbintang di sana. Pada tahun 1974, penginapan itu dibuka kembali dengan nama Natour Kuta Beach.[3] Nama tersebut digunakan hingga Natour bergabung dengan PT Hotel Indonesia International untuk membentuk PT Hotel Indonesia Natour (HIN). Mengikuti strategi pemasaran baru HIN, hotel bersalin nama menjadi Inna Kuta Beach pada tahun 2001.[4]
Pada tahun 2012, hotel mengalami renovasi dengan investasi sebesar Rp173 miliar, 60% persennya dibiayai melalui kredit pinjaman dari Bank Mandiri, untuk mengubah standarnya menjadi hotel berbintang 4. Lanskap hotel dirombak total dengan pembangunan tepas baru yang terletak di sebelah barat tepas lama dan perobohan kamar bertipe bungalow untuk digantikan dengan bangunan berlantai 3, sehingga melipat gandakan jumlah kamar yang semula 132 menjadi 317.[5] Renovasi selesai pada tahun 2013 bersamaan dengan pergantian nama hotel menjadi Grand Inna Kuta.[4]
Pada tahun 2020, Pemerintah Indonesia menyerahkan kepemilikan hotel kepada Wijaya Karya Realty.[6] HIN, yang masih dipercaya untuk mengelola hotel, mengganti namanya sekali lagi menjadi Truntum Kuta pada tahun 2023.[7]
Fasilitas
[sunting | sunting sumber]Truntum Kuta terdiri atas 3 bangunan besar yang masing-masing memiliki kolam renang. Jumlah kapasitas kamar hotel ini adalah 322 dengan bermacam-macam tipe, mulai dari Deluxe Room hingga Grand Suite. Hotel juga menyediakan fasilitas 6 rumah makan (HQ Resto, Kelapa Pool Bar, Mentari Beach Bar, Sunken Pool Bar, Truntum Gelato, Warung Senggol), spa, sejumlah balai pertemuan, dan akses langsung ke Pantai Kuta.[8]
Rujukan
[sunting | sunting sumber]- ^ "Bali's First Surfers". The Surfer's Journal. Diakses tanggal 10 Agustus 2024.
- ^ "Mencari Jejak Sejarah Ktut Tantri dari Kuta Hingga Swara Segara". Suara Bali. 17 Agustus 2022. Diakses tanggal 10 Agustus 2024.
- ^ Vickers, Adrian (2011). "Bali rebuilds its tourist industry". Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde. 167 (4): 459–481. Diakses tanggal 10 Agustus 2024.
- ^ a b "Penuh Sentuhan Budaya Puncak Perayaan Rebranding Reveal Truntum Kuta Berlangsung Meriah". HIG. 26 Oktober 2023. Diakses tanggal 10 Agustus 2024.
- ^ "Renovasi hotel Grand Inna Kuta tuntas September". Kontan. 25 Juli 2012. Diakses tanggal 10 Agustus 2024.
- ^ "Sah! Wika Realty Jadi Holding Hotel BUMN, Kelola 22 Hotel". CNBC Indonesia. 29 Desember 2020. Diakses tanggal 10 Agustus 2024.
- ^ "Grand Inna Kuta Resmi Ganti Nama Jadi Truntum Kuta". CNBC Indonesia. 14 Oktober 2023. Diakses tanggal 10 Agustus 2024.
- ^ "Merayakan Transformasi Menjadi "Truntum", Truntum Kuta Menawarkan Paket Menginap dengan Keuntungan Menarik". Truntum Hotels. 3 November 2023. Diakses tanggal 10 Agustus 2024.