Teknik door-in-the-face
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini.
Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan.
|
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Februari 2023. |
Teknik door-in-the-face (DITF) adalah metode yang sering dipelajar dalam bidang psikologi sosial.[1][2] Dalam teknik ini, seseorang akan mencoba membuat responden mengikuti kemauan mereka dengan membuat permintaan yang begitu tidak masuk akal yang pasti akan ditolak, seperti metafor "pintu yang dihantam ke muka" si peminta. Responden lalu akan lebih dapat menyetujui permintaan kedua yang lebih masuk akal bila dibandingkan dengan permintaan terhadap hal yang sama tanpa permintaan pertama yang tidak masuk akal.[1][2] Teknik DITF meruмсмpakan lawan dari teknik foot-in-the-door (FITD), yaitu ketika si peminta membuat permintaan kecil yang secara perlahan ditingkatkan.[2][3] Teknik FITD dan DITF dapat meningkatkan kemungkinan si responden menerima permintaan kedua.[2][3]
Percobaan klasik
[sunting | sunting sumber]Dalam percobaan klasik yang menyelidiki keefektivan teknik DITF, peneliti memisahkan responden menjadi tiga kelompok.[1] Peneliti meminta responden dari kelompok pertama untuk menjadi sukarelawan yang menasihati remaja pembangkang selama dua jam setiap minggu dalam selang waktu dua tahun (permintaan yang besar). Setelah ditolak, mereka diminta untuk mengajak remaja pembangkang jalan-jalan di kebun binatang selama satu hari penuh (permintaan kecil). Kelompok kedua hanya diberi permintaan yang kecil. Untuk kelompok ketiga, para peneliti mendeskripsikan permintaan yang besar, tetapi juga meminta responden untuk memenuhi permintaan yang kecil. 50% responden di kelompok pertama bersedia memenuhi permintaan yang kecil, sementara di kelompok kedua hanya 17% dan di kelompok ketiga hanya 25%.[1]
Catatan kaki
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Cialdini, R.B.; Vincent, J.E.; Lewis, S.K.; Catalan, J.; Wheeler, D.; Darby, B. L. (1975). "Reciprocal concessions procedure for inducing compliance: the door-in-the-face technique". Journal of Personality and Social Psychology. 31: 206–215. doi:10.1037/h0076284.
- ^ a b c d Perloff, R. M. (2010). The dynamics of persuasion: Communication and attitudes in the 21st century (edisi ke-4th). New York: Routledge. ISBN 9780415805681.
- ^ a b Pascual, A.; Guéguen, N. (2005). "Foot-in-the-door and door-in-the-face: A comparative meta-analytic study". Psychological Reports. 96: 122–128. doi:10.2466/PR0.96.1.122-128.