Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang, Luak, Lima Puluh Kota

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang
Negara Indonesia
ProvinsiSumatera Barat
KabupatenLima Puluh Kota
KecamatanLuak
Kode Kemendagri13.07.04.2001
Luas13,87 km²
Jumlah penduduk5334 jiwa
Kepadatan384,57 jiwa/km²
Situs webtanjungharosikabukabupadangpanjang.desa.id

[[Kategori:Nagari di {{{provinsi}}}]]

Tanjung Haro Sikabu-kabu Padang Panjang merupakan salah satu Nagari di kecamatan Luak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia.

Sejarah [1][sunting | sunting sumber]

Nama kenagarian Sikabu-kabu Tanjung Haro, telah mengalami perubahan beberapa kali, antara lain Sikabu-kabu (masa Belanda sampai PRRI), Sikabu-kabu Tanjung Haro (masa Orla dan Orba), Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang ( era reformasi / tahun 2000).

Pada masa era otonomi daerah, Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro terdiri dari 3 jorong, yaitu: Jorong Sikabu-kabu, Jorong Tanjung Haro dan Jorong Padang Panjang. Namun sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman, sekarang Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang telah berjumlah menjadi 6 (enam) wilayah jorong sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 171 Tahun 2009 tanggal 25 Maret 2009 tentang Perubahan Nama dan Jumlah Jorong dalam Wilayah Pemerintahan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang Kecamatan Luak, Jorong dimaksud antara lain: Jorong Sikabu-kabu, Jorong Lakuak Dama, Jorong Bukik Kanduang, Jorong Tanjung Haro Utara, Jorong Tanjung Haro Selatan dan Jorong Padang Panjang. Semenjak dulu, secara umum nagari ini lebih dikenal namanya dengan sebutan Kenagarian Sikabu-kabu Tanjung Haro.

Dalam sejarahnya, Kenagarian Sikabu-kabu Tanjung Haro telah dipimpin oleh beberapa orang walinagari/kepala desa. Asal mula sejarah Kenagarian Sikabu-kabu Tanjung Haro yang bersumberkan dari beberapa legenda dan pendapat adalah seperti berikut ini.

  1. Sikabu-kabu adalah sebatang pohon kayu besar yang mirip dengan pohon kapuk. Konon kabarnya kayu tersebut telah berumur ratusan tahun dengan tinggi batang hampir mencapai 70 m. Sekitar tahun 2000 kayu dimaksud disambar petir dan akhirnya tumbang. Sampai sekarang nama pohon Sikabu-kabu masih merupakan bagian dari nama Kenagarian Sikabu-kabu Tj. Haro Pd.Panjang.
  2. Tanjuang Haro adalah suatu hamparan berupa tanjuang yang konon ditumbuhi oleh kayu aro (sampai sekarang kayu aro masih ada di beberapa tempat di wilayah Gunung Sago). Kemudian akibat perkembangan bahasa dan interaksi sosial masyarakat, maka Tanjuang Aro menjadi Tanjung Haro.
  3. Padang Panjang adalah suatu daerah yang semulanya dirintis dengan menggunakanan pedang yang tergolong panjang lalu daerah rintisan tersebut dalam masa perkembangan menjadi hamparan padang/ladang yang membujur dari utara sampai ke selatan yang terdapat di Jorong Padang Panjang.

Aspek Geografi Dan Demografi[sunting | sunting sumber]

Aspek Geografis[1][sunting | sunting sumber]

Luas dan Batas Wilayah Administrasi[sunting | sunting sumber]

Nagari SIkabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang merupakan satu dari tujuh puluh sembilan Nagari yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota. Berdasarkan data Statisktik tahun 2010 luas wilayah Nagari adalah 1.387 Ha2 atau 13,87 Km2 , yang berarti 0,41 persen dari daratan Kabupaten Lima Puluh Kotayang luasnya mencapai 3.354,30 Km2 .

Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdiri dari 6 Jorong yaitu :

  1. Jorong Sikabu-kabu
  2. Jorong Lakuk Dama
  3. Jorong Bukik Kanduang
  4. orong Tanjung Haro Utara
  5. Jorong Tanjung Haro Selatan
  6. Jorong Padang Panjang

Sesuai dengan keputusan Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 398/LK/2001 tentang Pembentukan Pemerintahan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang Kecamatan Luak secara administratif dengan batas-batas sebagai berikut :

  1. Sebelah Utara berbatas dengan kelurahan Sicicin dan Kelurahan Balai Jaring (Kota Payakumbuh)
  2. Sebelah Selatan Berbatas dengan Gunung Malintang (Gunung Sago)
  3. Sebelah Timur berbatas dengan nagari Sungai Kamuyang
  4. Sebelah Barat berbatas dengan Nagari Situjuh Gadang dan Kelurahan Kapalo Koto Ampangan (Kota Payakumbuh)

Letak dan Kondisi Geografis[sunting | sunting sumber]

Secara geografis Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang terletak antara 100˚ 38’ 55,8” BT sampai 100˚ 40’ 3,30” BT dan 0˚ 14’ 39,2” LS sampai 0˚ 18’ 0” di Kecamatan Luak. Pusat Pemerintahan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terletak di daerah Kampung Baru (dulu disebut Parak Jua) dalam wilayah Jorong Padang Panjang yang berada pada posisi 100˚ 39’ 12,06” BT dan 0˚ 15’ 30,94” 596 m dpl.

Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang merupakan Nagari terdepan dan sekaligus gerbang utama di Kabupaten Limapuluh Kota bagian Selatan yang berbatasan langsung dengan Kota Payakumbuh. Dengan posisi tersebut, Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang memiliki posisi yang sangat strategis dan bisa dikembangkan secara maksimal, baik di sektor pariwisata dengan kondisi alam yang indah maupun dari sektor ekonomi seperti pertanian dan perkebunan maupun peternakan dan perikanan, sehingga bisa menjadi supplier bagi Kota tetangga.

Dengan luas areal lahan pertanian dan perkebunan yang mencapai lebih dari 1.000 ha, dengan akses yang tidak sulit untuk dijangkau, maka akan sangat menguntungkan bagi Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang untuk mampu bersaing dengan Nagari lainnya dalam segi pemasaran hasil bumi.

Topografi[sunting | sunting sumber]

Karakteristik fisik wilayah dapat ditemukenali melalui keadaan topografi, geologi, morfologi wilayah, jenis tanah, iklim, hidrologi, dan sebagainya. Wilayah Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang memiliki topografi yang bervariasi antara datar, bergelombang, dan berbukit-bukit dengan ketinggian dari permukaan laut antara 550 meter dan 1.100 meter. Berikut Tabel Ketinggian Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang dari Permukaan laut.

Ketinggian Nagari dari Permukaan Laut
No Jorong Interval Ketinggian
1 Sikabu-kabu 700-1.100 mdpl
2 Lakuak Dama 650-700 mdpl
3 Bukik Kanduang 650-700 mdpl
4 Tanjung Haro Selatan 600-650 mdpl
5 Tanjung Haro Utara 600-650 mdpl
6 Padang Panjang 550-600 mdpl

Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang berada pada kemiringan, ketinggian dan morfologi daratan, wilayah pegunungan, dataran tinggi dan dataran rendah memiliki kemiringan tanah berkisar antara 5 - 40 % bahkan ada yang lebih dari 40 % (lebih dominan) yang dikelompokkan dalam:

a. Kemiringan 15 - 40% terdapat pada bagian Tenggara dan Barat Daya dari Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang

b. Kemiringan 74 % terdapat dibagian Selatan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang (Pinggiran kaki Gunung Sago)

Geologi[sunting | sunting sumber]

Ditinjau dari segi geomorfologi regional Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang merupakan satu kesatuan dari daerah Kabupaten Lima Puluh Kota berada pada rangkaian perbukitan yang dikenal dengan “Bukit Barisan” dan merupakan bagian dari “Volcanic Arc” tatanan atau kerangka tektonik lempeng di daerah Sumatera. Struktur geologi regional sangat dipengaruhi oleh tatanan geologi Sumatera. Dari struktur geologi, daerah ini termasuk ke dalam daerah cekungan Payakumbuh, yang memiliki struktur sesar atau patahan berupa struktur sesar normal (sesar turun) dan sesar geser yang merupakan refleksi dari basement daerah berupa Block Faulting System (Sistem Sesar Bongkah).

Meski tidak memiliki struktur sesar melainkan neogene, Nagari Sikabu Kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang berada di kaki gunung sago dan merupakan bagian daerah Kabupaten Limapuluh Kota sangat rentan dengan pergeseran tanah karena berada dekat dengan struktur sesar normal yang dimiliki Kelok Sembilan, Solok Bio-Bio dan Batu Balang. Mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh BPN Kabupaten Lima Puluh Kota maka dapat diketahui klasifikasi tekstur tanah Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang adalah sedang dan halus dengan jenis tanah latosol/Brown Forest Soil, PH tanahnya agak masam sampai sedang yang bersifat tahan terhadap erosi dan cocok untuk pertanian.

Hidrologi[sunting | sunting sumber]

Tata air Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdiri dari air permukaan dan air bawah tanah. Air permukaan di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang mempunyai banyak sumber mata air antara lain, Kapalo Ayie, Lurah Silidih, Lurah Pincuran nan Ampek, Lurah Sibisu, Lurah Bulakan, dan Lurah Danau yang pada umumnya sumber-sumber mata air tersebut digunakankan oleh masyarakat sebagai tempat mandi umum (MCK) dan pengairan sawah.

Jika melihat peta menggunakan pesawat satelit, terdeteksi adanya air bawah permukaan yang dimiliki oleh Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang dengan jumlah tiga kali lebih besar dari air bawah tanah yang dimiliki Nagari Sungai Kemuyang. Letak air bawah permukaan yang terdeteksi tesebut berada memanjang mulai dari Talang hingga ke Lurah Sinjariang mengikuti lekuk bukik balimbiang.

Namun, air bawah permukaan ini belum termanfaatkan dengan baik dan berkemungkinan hanya menggunakan resapan melalui tempat yang lebih rendah sehingga menimbulkan sejumlah mata air seperti tersebut diatas dan dimanfaatkan sebagai sumber pengairan sawah.

Klimatologi[sunting | sunting sumber]

Suhu rata-rata di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang berada pada kisaran 22 0C – 29 0C dan kelembaban udara sekitar 81.6 % - 90.6 %. Curah hujan tertinggi 3.759 mm/tahun dan curah hujan terendah 1.834 mm/tahun. Berdasarkan data yang ada curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April sedangkan jumlah hari hujan terbanyak terjadi pada bulan Nopember. Kondisi iklim tersebut tidak memberikan berpengaruh yang signifikan terhadap aktivitas penduduk. Data jumlah curah hujan dan hari hujan Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang tahun 2010-2014 dapat di lihat pada tabel berikut ini.

Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Tahun 2010-2014
No Bulan 2010 2011 2012 2013 2014
Curah Hujan

(mm)

Hari Hujan Curah Hujan

(mm)

Hari Hujan Curah Hujan

(mm)

Hari Hujan Curah Hujan

(mm)

Hari Hujan Curah Hujan

(mm)

Hari Hujan
1 Januari 250,0 15 164,5 14 50,0 5 39,0 7 71,0 13
2 Februari 246,5 14 170,0 8 214,0 14 202,0 17 7,0 3
3 Maret 272,8 17 211,0 15 208,0 8 213,0 16 36,0 7
4 April 496,0 20 314,0 18 285,0 17 1.513 19 222,0 16
5 Mei 148,0 13 260,0 12 145,0 8 92,0 7 185,0 17
6 Juni 207,8 16 93,0 5 171,0 11 65,0 5 22,0 5
7 Juli 152,2 16 67,5 9 119,0 9 111,0 8 93,0 4
8 Agustus 195,7 15 116,0 14 865,0 8 75,0 3 155,0 10
9 September 473,8 16 283,0 14 146,0 7 207,0 21 199,0 14
10 Oktober 98,7 8 232,5 13 208,0 21 639,0 19 147,0 17
11 November 253,0 23 307,0 20 193,0 25 264,0 25 506,0 25
12 Desember 141,5 14 208,5 15 327,0 20 339,0 15 191,0 13
Jumlah 2.936 187 2.427 157 2.931 153 3.759 162 1.834 144

Penggunan Lahan[sunting | sunting sumber]

Kondisi topografi Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang sangat mempengaruhi ketersediaan lahan dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Penggunaan lahan di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang mayoritas masuk kategori Areal Penggunaan lain (APL) dan difungsikan sebagai lahan basah untuk pertanian (sawah, kolam ikan) dan lahan kering untuk perkebunan, perumahan, sarana prasarana umum, hutan tanah ulayat dan bentuk lainnya, dengan rincian sebagai berikut:

Luas Lahan (Ha) Menurut Jenis Penggunaan Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang Tahun 2010
No Jenis Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha) Persentase (%)
1. Hutan Lindung 0 0
2. Hutan Suaka Alam& Wisata 0 0

3.

Hutan Produksi
· Hutan Produksi Tetap 0 0
· Hutan Produksi Terbatas 0 0
· Hutan Dapat Dikonversi 0 0

4.

Areal Penggunaan Lain 1.387,00 100
A. Lahan Basah 873 56,39
· Sawah Irigasi Produktif 283 17,3
· Sawah Irigasi tak Produktif - 0
· Sawah Non Irigasi (tadah hujan) 587 35,88
· Rawa 3 0,18
· Kolam/Tebat/Embung 49,5 3,03
· Waduk/Danau 0 0
B. Lahan Kering 514 43,61
· Perkebunan 199,5 12,19
· Permukiman/Pekarangan 296 18,09
· Tanah Ulayat 184 11,25
· Industri - 0
· Pertambangan - 0
· Lahan Terlantar/Semak Belukar - 0
· Penggunaan Lain 34 2,08,02
Jumlah 1.387,00 100

Pada tabel di atas terlihat lahan kering yang terbesar digunakan untuk pemukiman, sementara area perkebunan masih belum optimal dikarenakan tanah ulayat belum dimanfaatkan dengan baik dan hanya ditumbuhi tanaman pinus.

Penggunaan lahan basah masih didominasi oleh sawah tadah hujan dimana luasnya melebihi jumlah total lahan kering. Jumlah sawah irigasi produktif masih lebih kecil jika dibandingkan dengan luas sawah tadah hujan. Kecilnya luas sawah irigasi produktif dibanding dengan luas sawah tadah hujan terjadi karena faktor jumlah debit air yang keluar dari sejumlah mata air tidak mencukupi untuk mengairi seluruh area sawah yang ada. Sehingga penggunaan sawah tadah hujan oleh masyarakat harus menyesuaikan dengan musim.

Aspek Demografi[1][sunting | sunting sumber]

Berdasarkan hasil pendataan keluarga program KB pada tahun 2014 diketahui Kepala Keluarga yang berada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang berjumlah 1.384 Kepala Keluarga, 1.158 Rumah Tangga dan 4,978 jiwa yang tersebar secara tidak merata. Jumlah terbesar terdapat di Jorong Sikabu-Kabu yaitu sebanyak 288 Kepala Keluarga atau sebesar 20,81%, sedangkan jumlah terendah terdapat di Jorong Bukik Kanduang dengan jumlah 129 Kepala Keluarga atau 9,32 %.

Adanya perbedaan angka jumlah rumah tangga yang lebih kecil dibandingkan dengan jumlah kepala keluarga dengan selisih angka 226 dikarenakan dalam tiap rumah tangga didapati lebih dari satu kepala keluarga. Dengan kata lain, saat ini terdapat 226 kepala keluarga yang tinggal bersama kepala keluarga lain. Disisi lain, jumlah rumah tangga dan jumlah jiwa berbanding (1:4,3) dengan terjemahan lain adalah rata-rata dalam tiap rumah tangga yang ada di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdapat 4 sampai 5 jiwa seperti terlihat pada tabel dibawah ini.

Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2014 Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Jorong Rumah Tangga Kepala Keluarga Jenis Kelamin Jumlah Jiwa
Jumlah Persen Jumlah Persen Lk Pr (Lk+Pr) Persen
1 Tanjung Haro Utara 234 20,21% 277 20,01% 479 509 988 19,85%
2 Tanjung Haro Selatan 178 15,37% 213 15,39% 366 412 778 15,63%
3 Padang Panjang 213 18,39% 283 20,45% 495 481 976 19,61%
4 Lakuak Damar 168 14,51% 194 14,02% 319 373 692 13,90%
5 Bukik Kanduang 110 9,50% 129 9,32% 233 241 474 9,52%
6 Sikabu-Kabu 255 22,02% 288 20,81% 526 544 1070 21,49%
Jumlah 1.158 100% 1.384 100% 2.418 2.560 4.978 100%

Mengacu kepada kepadatan penduduk, jika jumlah jiwa yang ada di Nagari yaitu 4.978 jiwa berbanding dengan jumlah luas area Nagari 13,87 KM2 maka dapat disimpulkan bahwa Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang memiliki kapasitas 359 jiwa/KM2. Sehingga jumlah penduduk sangat mempengaruhi terhadap penggunaan lahan yang ada di Nagri Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang.

Jumlah penduduk menurut jenis kelamin adalah sebanyak 2.418 laki-laki dan 2.560 perempuan dengan penduduk terpadat terdapat di Jorong Sikabu-kabu sebanyak 1.070 jiwa atau sekitar 21,49%. Perbandingan jumlah penduduk perempuan dengan laki-laki di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang cukup merata. Namun hal ini bukan menutup kemungkinan bahwa penduduk laki-laki cenderung untuk pergi merantau ke Kota/wilayah yang ada di Indonesia. Penduduk yang merantau rata-rata berusia 19–34 tahun, sedangkan penduduk laki-laki yang bertahan didalam Nagari memilih bekerja disektor perdagangan dan pertanian.

Jumlah Penduduk (jiwa) Berdasarkan Umur Tahun 2014 Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Jorong Jumlah jiwa menurut kelompok umur (7-15thn)
0-<1 1-<5 5-<10 10-<25 25-<60 60 Keatas Lk Pr
1 Tanjung Haro Utara 16 74 113 187 523 75 113 106
2 Tanjung Haro Selatan 22 37 79 178 424 38 65 87
3 Padang Panjang 14 84 79 258 455 86 85 73
4 Lakuak Damar 10 67 67 138 338 72 58 79
5 Bukik Kanduang 13 28 52 118 225 38 49 45
6 Sikabu-Kabu 17 69 95 314 450 125 116 80
Jumlah 92 359 485 1.193 2.415 434 486 470

Dari tabel diatas terlihat bahwa penduduk terbanyak berusia 25 sampai 60 tahun dengan jumlah 2.415 jiwa yang tersebar secara tidak merata. Usia ini adalah usia produktif dan mampu menjadi salah satu sumber daya manusia yang dapat menggerakkan pembangunan. Sedangkan usia 7 sampai dengan 15 tahun atau usia pendidikan wajib belajar 9 tahun berjumlah 956 jiwa.

Rekapitulasi Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2015 Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Jorong Rumah Tangga Kepala Keluarga Jenis Kelamin Jumlah Jiwa
Jumlah Persen Jumlah Persen Lk Pr (Lk+Pr) Persen
1 Sikabu-Kabu 268 21,51% 366 22,90% 572 576 1148 20,89%
2 Lakuak Dama 185 14,85% 243 15,21% 356 407 763 13,89%
3 Bukik Kanduang 116 9,31% 143 8,95% 275 271 546 9,94%
4 Tanjung Haro Utara 246 19,74% 320 20,03% 527 547 1074 19,55%
5 Tanjung Haro Selatan 201 16,13% 212 13,27% 499 430 929 16,91%
6 Padang Panjang 230 18,46% 314 19,65% 517 518 1035 18,84%
Total 1.246 100% 1.598 100% 2.746 2.749 5.495 100%

Dengan menggunakan pemutakhiran data tahun 2015, penduduk Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang berjumlah 5.495 jiwa, 1.598 Kepala Keluarga dan 1.246 Rumah Tangga. Dalam 1 tahun terdapat peningkatan jumlah penduduk sebesar 517 jiwa, kepala keluarga bertambah 214 KK dan rumah tangga bertambah 88 RT.

Statistik Laju pertumbuhan penduduk Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Jorong Rumah Tangga Kepala Keluarga Jiwa
2014 2015 + % 2014 2015 + % 2014 2015 + %
1 Sikabu-Kabu 255 268 13 5,10% 288 366 78 27,08% 1070 1148 78 7,29%
2 Lakuak Dama 168 185 17 10,12% 194 243 49 25,26% 692 763 71 10,26%
3 Bukik Kanduang 110 116 6 5,45% 129 143 14 10,85% 474 546 72 15,19%
4 Tanjung Haro Utara 234 246 12 5,13% 277 320 43 15,52% 988 1074 86 8,70%
5 Tanjung Haro Selatan 178 201 23 12,92% 213 212 -1 -0,47% 778 929 151 19,41%
6 Padang Panjang 213 230 17 7,98% 283 314 31 10,95% 976 1035 59 6,05%
Jumlah 1.158 1.246 88 7,60% 1.384 1.598 214 15,46% 4.978 5.495 517 10,39%

Dari tabel diatas jelas terlihat laju pertumbuhan penduduk di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang mencapai 10,39 % yang didominasi oleh Jorong Tanjung Haro Selatan dengan penambahan 151 jiwa atau memberi kontribusi sebesar 19,41% meski jumlah kepala keluarganya berkurang namun jumlah rumah tangga malah bertambah menjadi 23 RT. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 10,39% merupakan angka yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Limapuluh Kota yang hanya berada pada angka 0,48 sampai 4,35 persen. Sehingga tingginya laju pertumbuhan penduduk di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang ini harus menjadi fokus perhatian pada RPJM kali ini. Tingginya laju pertumbuhan penduduk dalam 1 tahun terakhir akan berdampak kepada tingginya kebutuhan penggunaan lahan dan berkemungkinan akan terjadi konversi lahan dikemudian hari.

Bencana Alam[1][sunting | sunting sumber]

Ada beberapa bencana alam yang berpotensi terjadi di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang diantaranya adalah :

Bencana Gempa Bumi[sunting | sunting sumber]

Gempa bumi sering tertadi di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang. Namun bukan sebagai sumber atau pusat gempa melainkan guncangan akibat berada berbatasan dengan Nagari Situjuah Limo Nagari yang memiliki sesar aktif. Dimana berdasarkan publikasi ilmiah “The Sumatera fault system, Indonesia” Januari 2001 oleh Danny Hilman Natawidjaja dan Kerry Sieh dari California Technology University menunjukkan Kabupaten Lima Puluh Kota dilewati sesar aktif. Analisis geomorfologi citra Landsat yang di-overlay peta sesar aktif dari Caltech tersebut menunjukkan sesar aktif tersebut memotong di 4 kecamatan, yaitu Situjuah Limo Nagari, Suliki, Gunuang Omeh, Harau, dan Bukit Barisan.

Bahaya Gerakan Tanah/Longsor[sunting | sunting sumber]

Tanah longsor merupakan pergerakan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran ke arah yang lebih rendah. Ada 6 (enam) jenis tanah longsor, yaitu longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerkan blok, runtuhan batu, rayapan tanah, dan aliran bahan rombakan. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu. Sedangkan faktor-faktor penyebab tanah longsor adalah hujan, lereng terjal, tanah yang kurang padat dan tebal, batuan yang tidak kompak, jenis penggunaan lahan, getaran, beban tambahan, erosi, material timbunan pada tebing, bekas longsoran lama, adanya bidang diskontinuitas dan penggundulan hutan.

Gejala umum tanah longsor diantaranya adalah munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing, munculnya mata air baru secara tiba-tiba, tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan. Peristiwa tanah longsor yang terjadi di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang pada umumnya terdapat pada daerah dengan kondisi geologi yang tidak stabil dan seringkali dipicu oleh terjadinya hujan deras yang melebihi titik tertinggi. Tanah longsor biasanya menyebabkan terganggunya fungsi infrastruktur umum seperti jalan yang pada kiri kanan adalah areal perkebunan rakyat.

Penyebab longsoran adalah curah hujan yang tinggi pada saat kejadian, kemiringan yang terjal dari lereng gunung sago menyebabkan material mudah bergerak. Adanya bidang yang lemah berupa kontak batuan yang bersifat sarang dengan batuan dasar yang kedap air dan berfungsi sebagai bidang gelincir.

Bahaya Banjir/Tanah Longsor[sunting | sunting sumber]

Pada tahun 2010 telah terjadi bencana alam galodo di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang berasal dari kaki gunung sago. Galodo atau semacam banjir bandang saat itu datang dari arah gunung sago dan terpecah kesejumlah Kecamatan seperti Luak, Lareh Sago Halaban dan Situjuah Limo Nagari. Karena besarnya jumlah air dan didukung dengan kemiringan yang terjal membuat galodo semakin berpotensi menerpa segala yang dilewatinya hingga sarana infrastruktur seperti jembatan dan area persawahan rusak parah kala itu. Selain bencana galodo di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang belum pernah mengalami bencana banjir lainnya karena posisi dan letak geografis yang berada pada interval kemiringan 0 sampai 40 derajat sehingga air dengan mudah menurun dan mencari dataran terendah.

Bahaya Kekeringan[sunting | sunting sumber]

Kekeringan merupakan bencana utama dan sering terjadi di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang. Pada musim kemarau hampir 600 hektar area persawahan mengalami kekeringan dan tidak dapat dioleh sebagai sumber pendapatan utama warga. Bencana kekeringan ini juga mengakibatkan warga sulit mendapat air bersih untuk dikonsumsi dan kebutuhan sehari-hari.

Faktor utama bahaya kekeringan ini disebabkan karena belum adanya system tahanan air yang dibangun secara tekhnis sehingga air yang cukup besar pada musim hujan terlepas begitu saja kepermukaan yang lebih rendah dikarenakan Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang berada di kemiringan.

Jika musim penghujan air dengan mudahnya mengisi dataran terendah tanpa adanya tahanan yang dibuat secara tekhnis sehingga pada musim kemarau cadangan air tidak lagi mencukupi kebutuhan warga baik untuk kebutuhan sehari-hari maupun untuk kebutuhan pengolahan sawah.

Bahaya Angin Ribut[sunting | sunting sumber]

Angin ribut sering terjadi di musim kemarau, karena berada tepat dilereng gunung sago, Nagari Sikabu kabu Tanjung Haro Padang Panjang merupakan Nagari yang rentan diterpa bahaya angin ribut. Biasanya angin ribut yang berasal dari arah utara berhembus kearah selatan dan terbentur dengan gunung sago dan mengakibatkan angin terpecah kesegala penjuru arah. Ketidak setabilan angin ribut tersebut membuat sejumlah sarana pemukiman dan sarana umum yang ada di Nagari Sikabu kabu Tanjung Haro Padang Panjang mengalami kerusakan. Bahkan sudah tidak terhitung lagi jumlah kerusakan yang disebabkan angin ribut ini.

Bukan hanya pemukiman, angin ribut juga kerap memporak porandakan tanaman warga seperti kebun jagung, mentimun dan tanaman lunak lainnya. Bahkan Angin ribut ini juga mampu menumbangkan tanaman keras seperti manggis, kelapa dan mangga. Datangnya angin ribut ini tidak bisa diprediksi. Hanya saja, masyarakat kerap menjadikan laju awan yang kencang disertai terpaan angin sebagai pertanda kehatihatian.

Bahaya Kebakaran Hutan[sunting | sunting sumber]

Kebakaran hutan juga merupakan agenda bencana yang terjadi tiap tahun di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang. Selain bahaya kekeringan, musim kemarau serta merta juga berdampak kepada rentannya hutan pinus yang tumbuh diatas tanah ulayat Nagari lebih dari 100 hektar ikut terbakar.

Kebakaran hutan pinus ini berdampak bagi kesehatan dan ekonomi warga masyarakat setempat. Selain menyebabkan penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), asap yang merupakan dampak kebakaran hutan pinus ini serta merta membuat habitat hewan yang semula tinggal dikawasan hutan pinus bermigrasi kepersawahan dan perkebunan masyarakat. Hewan seperti burung, babi dan monyet merusak tanaman yang berada disekitar area hutan pinus.

Rentannya kebakaran hutan pinus ini belum dapat ditanggulangi dengan baik karena posisi tumbuhnya berada diarea perbukitan seperti bukik kanduang, bukik silarak, bukik balimbiang dan talang yang belum dilengkapi sarana dan prasarana jalan maupun system pemadaman kebakaran. Pemerintah Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang kedepan akan menjadikan kebakaran hutan ini sebagai agenda yang harus dituntaskan baik melalui deregulasi ataupun konversi sehingga bencana kebakaran hutan dapat diminimalisir.

Potensi Pengembangan Wilayah[1][sunting | sunting sumber]

Potensi Sumber Daya Alam[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lima Puluh Kota Nomor 7 Tahun 2010, potensi sumber daya alam terdiri dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, perindustrian, pariwisata, pertambangan, dan potensi kawasan hutan. Potensi tersebut merupakan karakteristik pengembangan wilayah yang menjadi fokus utama yang dikembangkan di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang.

Sektor Pertanian[sunting | sunting sumber]

Hasil pertanian di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdiri atas tanaman pangan dan hortikultura yang dihasilkan seperti padi sawah, padi ladang, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, cabe, bawang merah, tomat, kacang panjang, ketimun, buncis, kangkung, bayam dan bawang daun. Sebagian besar areal pertanian dipergunakan oleh petani untuk areal persawahan degan menghasilkan padi (beras) berbagai varietas.

Didalam mengolah lahan pertaniannya, sebagian besar petani masih melakukan pola-pola tradisional dan sebagian lagi telah menggunakan teknologi pertanian yang diberikan oleh penyuluh pertanian lapangan (PPL) karena tergabung dalam beberapa kelompok tani. Kelompok-kelompok tani tersebut dikoordinir dalam suatu wadah yaitu Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Berikut ini adalah kelompok-kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan “Lestari” Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang.

Nama kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No NAMA KELOMPOK TANI NOMOR REGISTER ALAMAT
1 KWT. TEGUH KARYA 0033.09.04.2012.2012 LAKUAK DAMA
2 KWT. TANI NAK SUBUR 0034.09.04.2012.2012 TJ. HARO SELATAN
3 MANGANANG SAKATO 0275.09.04.2012.2012 BUKIK KANDUANG
4 DAMAI SEJAHTERA 0276.09.04.2012.2012 LAKUAK DAMA
5 SAGO SUBUR SEJATI 0344.09.04.2012.2012 LAKUAK DAMA
6 LAMKOTO INDAH 0345.09.04.2012.2012 TJ. HARO UTARA
7 HARAPAN TANI 0346.09.04.2012.2012 LAKUAK DAMA
8 BULAKAN INDAH 0356.09.04.2012.2012 TJ. HARO SELATAN
9 SEPAKAT 0360.09.04.2012.2012 BUKIK KANDUANG
10 KWT TARUKO 0469.09.04.2012.2012 PADANG PANJANG
11 KWT SAKINAH 0476.09.04.2012.2012 TJ. HARO SELATAN
12 BAROKAH 0488.09.04.2012.2012 TJ. HARO UTARA
13 BUNGO PADI 0489.09.04.2012.2012 LAKUAK DAMA
14 KWT. SAHATI 0754.09.04.2012.2012 BUKIK KANDUANG
15 SAGO SEJATI 0757.09.04.2012.2012 SIKABU-KABU
16 TALANG SUBUR 0758.09.04.2012.2012 SIKABU-KABU
17 LEMBAH TALAGO 0759.09.04.2012.2012 SIKABU-KABU
18 TUJUAH BOLEH 0760.09.04.2012.2012 SIKABU-KABU
19 KWT. PERTIWI 0775.09.04.2012.2012 SIKABU-KABU
20 SEJAHTERA 0867.09.04.2012.2012 TJ. HARO UTARA
21 KWT. CAHAYA BARU 0079.09.04.2014.2014 PADANG PANJANG
22 PANDAN WANGI 0252.09.04.2014.2014 SIKABU-KABU

Kedepan, area sawah tadah hujan yang belum tersentuh irigasi diharapkan dapat produktif dengan upaya eksploarsi mata air baru sehingga memenuhi quota kebutuhan air yang dialiri melalui pembangunan jaringan irigasi baru. Selain itu guna menjaga kebutuhan air agar mampu bertahan harus ada langkah antisipatif berupa penyedian bank air sebagai resapan dan pertahanan sehingga air tidak mudah lepas kedataran yang lebih rendah.

Penerapan tekhnologi tepat guna juga diharapkan dapat terlaksana dalam upaya pemanfaatan sumber daya maupun potensi yang dapat menunjang produktifitas hasil pertanian sebagai Nagari Mandiri Pangan.

Sektor Perkebunan[sunting | sunting sumber]

Bidang perkebunan adalah salah satu usaha perekonomian unggulan selain pertanian (sawah). Bagi masyarakat Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang, Kakao (cokelat) merupakan tanaman perkebunan unggulan. Hampir disetiap lahan kosong (pekarangan) dan tegalan masyarakat ditanami tanaman kakao, pisang, kelapa dan tanaman lainnya. Kuntitas dan kualitas produksi tanaman kakao (buah kakao) di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang cukup besar dan bagus. Secara tidak langsung, tanaman kakao ini memberikan dampak peningkatan pendapatan masyarakat petani diluar hasil pertanian.

Dengan luasnya areal yang ditanami kakao, perlu dilakukan berbagai upaya dalam menjaga kualitas dan kuantitas dari buah kakao agar tetap mengalami peningkatan mutu dari tahun ketahun. Selain itu, perluasan area perkebunan dan pemberdayaan lahan kering harus dioptimalkan termasuk pekarangan rumah.

Sektor Peternakan[sunting | sunting sumber]

Jenis peternakan yang ada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang adalah sapi potong, kerbau, kambing, ayam ras petelur, ayam ras pedaging, ayam buras, itik dan puyuh. Usaha peternakan yang paling dominan dilakukan oleh hampir sebagian besar masyarakat adalah ternak sapi yang dijadikan sebagai usaha sampingan dan sarana untuk menabung. Namun pengelolaan dan pengolahannya masih skala kecil dan belum mempergunakan teknologi dibidang peternakan.

Usaha peternakan yang berkembang dan dilakukan oleh pihak swasta (non petani) di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang adalah ternak ayam potong dan ayam petelur. Sementara usaha peternakan itik, kambing dan kerbau belum tersentuh (tergarap) secara merata oleh petani.

Kedepan kelompok peternak harus diberdayakan melalui pembinaan oleh Pemerintah, Pemerintah daerah maupun Pemerintah Nagari dalam mempergunakan tekhnologi mulai dari pengolahan pakan ternak maupun pengolahan fases (kotoran ternak) hingga kepada pemasaran produk. Keterlibatan pihak swasta diharapkan dapat berperan aktif dalam memberdayakan masyarakat melalui kemitraan sebagai wujud kepedulian sosial terhadap lingkungan.

Sektor Perikanan[sunting | sunting sumber]

Di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdapat beberapa sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan usaha dibidang perikanan. Walaupun demikian, tidak seluruh masyarakat petani mampu memanfaatkan sumber daya alam ini untuk melakukan usaha perikanan, hanya sebagian kecil dari masyarakat petani di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang memanfaatkan sumber daya alam ini untuk berusaha perikanan.

Pemerintah Nagari akan berupaya untuk menambah jumlah debit air dengan cara menjaga dan menambah sumber mata air sehingga mencukupi kebutuhan luas lahan yang diari sehingga bidang perikanan mampu optimal dimanfaatkan oleh masyarakat petani sebagai salah satu upaya dalam peningkatan pendapatan maupun peningkatan nilai gizi masyarakat.

Sektor Perindustrian dan perdagangan[sunting | sunting sumber]

Sebahagian masyarakat Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang melakoni berbagai usaha industri rumah tangga dan kerajinan dengan berbagai macam produk olahan, antara lain, pembuatan aneka olahan dari ubi seperti kerupuk ubi, keripik lado, korak kaliang, pembuatan gula enau (saka), pengolahan aneka penganan ringan (kue kering dan basah), sulaman dan bordir, perabot, bengkel sepeda motor, rice miling unit (RMU)/hueler, polyquariuam (Aquarium dengan nuansa alam laut).

Industri rumahan ini tergolong kecil (mikro) karena masih berskala lokal dengan bertumpu pada pemasaran dalam Nagari, apalagi sektor industri ini berkaitan erat dengan sektor perdagangan. Sebahagian masyarakat lebih memilih membuka kedai harian atau warung kopi sehingga hasil pengolahan industry rumahan ini bisa dipasarkan melalui kedai harian atau warung kopi yang ada.

Usaha sulaman dan bordir maupun perabot juga tidak begitu menunjukkan peningkatan secara signifikan, hal tersebut difaktori karena keterbatasan sarana dan permodalan yang dimiliki kalangan usaha rumahan ini. Apalagi pemberdayaan dan pembinaan terhadap pelaku usaha ini masih belum dilakukan secara maksimal oleh sejumlah lembaga yang membidangi perindustrian dan perdagangan seperti perbankan ataupun bapak angkat. Selain itu industry yang mengelola hasil pertanian, perkebunan, perikanan dan potensi lainnya baik secara mikro maupun makro harus dikembangkan sehingga hasil pertanian dan sumber daya alam lainnya dapat dikelola di tingkat Nagari dan menjadikan Nagari memiliki daya saing.

Sektor Pariwisata[sunting | sunting sumber]

Event pariwisata unik yang dapat dinikmati setiap tahun di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang adalah pacu terbang itik “Flying Duck Race”. Pacu terbang itik ini pada awal mulanya adalah merupakan sejenis permainan anak Nagari. Kemudian seiring perkembangan waktu, tradisi ini berkembang menjadi event pariwisata yang rutin dilakukan setiap tahunnya.

Disamping itu, Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang juga memiliki potensi wisata alam yang cukup menarik untuk dikunjungi seperti panorama alam (view) Talang dengan pemandangan lepas dari ketinggian dikelilingi tumbuhan pinus. Ada juga air terjun sarasah Kayu Kolek di Jorong Sikabu-kabu yang berada tidak jauh dari panorama Talang.

Karena belum memiliki sarana dan prasarana penunjang serta perangkat pendukung lainya, potensi ini belum dapat dikembangkan secara maksimal. Kedepan, perlu perhatian dan kesamaan visi dalam mengolah sumber daya alam (potensi) ini, sehingga dapat memberikan nilai tambah yang bermanfaat bagi Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang.

Sektor Pertambangan[sunting | sunting sumber]

Sempat beredar rumor yang menyebutkan bahwa didalam perut bumi Nagari Sikabu- Kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdapat kandungan mineral. Sehingga sejumlah kalangan mencoba ingin mencari tahu mineral apa yang terkandung pada wilayah kaki gunung sago ini. Selain memiliki kandungan mineral, di dalam bumi Nagari Sikabu-Kabu Tanjung haro Padang Panjang memiliki banyak macam bebatuan yang belum termanfaatkan secara maksimal.

Melihat kondisi pertambangan Kabupaten Limapuluh Kota yang memiliki kandungan Mineral di sejumlah Nagari lainnya menjadikan rumor ini sesuatu hal yang bukan tidak mungkin. Karena terbatasnya sumber daya manusia dan tidak didukung oleh pengetahuan yang lebih tentang pertambangan maka rumor ini secara berlahan mulai terabaikan. Namun, tidak tertutup kemungkinan Pemerintah Nagari akan menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang berkompeten mengurus dan membidangi masalah pertambangan. Sehingga kedepan rumor ini dapat dibuktikan kebenarannya.

Sektor Potensi Kawasan Hutan[sunting | sunting sumber]

Tanah ulayat yang tersebar di sejumlah jorong Kenagarian Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang saat ini ditumbuhi oleh tanaman jenis pinus melalui program Pemerintah pada masa orde baru. Hingga saat ini tanaman pinus tersebut berlahan mulai berkurang karena rusak terbakar saat musim panas.

Disatu sisi, Tanah ulayat merupakan sumber daya alam yang diperoleh secara turun temurun dan dikuasai oleh masyarakat hukum adat di Propinsi Sumatera Barat yang memiliki hak ulayat. Disisi lain, tanaman yang tumbuh diatas tanah ulayat ini merupakan produk yang dihasilkan dari program Pemerintah dan belum bisa dimanfaatkan oleh masayarakat hukum adat yang memiliki hak adat tersebut. Lembaga adat seperti Kerapatan Adat Nagari (KAN) selaku pemegang hak ulayat merasa bimbang untuk melakukan perlindungan atas keberadaan pinus yang telah rusak ini atau memilih untuk mengelola pemanfaatan atas tanah ulayat Nagari.

Dalam Peraturan Menteri Desa nomor 01 tahun 2015 tentang pedoman kewenangan desa pasal 2 huruf f berbunyi “Kewenangan tentang hak asal usul Nagari meliputi pengelolaan tanah Nagari atau tanah hak milik Nagari yang merupakan warisan turun temurun”. Dan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 01 tahun 2016 tentang pedoman pengelolaan asset desa pasal 2 ayat (2) huruf h berbunyi “jenis aset Nagari adalah kekayaan asli Nagari terdiri atas hutan milik Nagari”.

Ditambah lagi adanya perda Provinsi Suatera Barat nomor 6 tahun 2008 tentang tanah ulayat dan pemanfaatannya semakin menguatkan bahwa kawasan hutan yang berada diatas tanah ulayat adalah sebuah potensi Nagari yang dapat dikelola oleh lembaga adat Nagari selaku pemegang hak ulayat bersama Wali Nagari selaku Pemerintah Nagari. Untuk memanfaatkan potensi hutan pinus (kategori APL) yang berada di tanah ulayat Kenagarian Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang ini diharapkan kedepan Pemerintah Nagari bersama pihak yang berkompeten dapat melahirkan sejumlah regulasi maupun program baik itu melalui penata ruangan kawasan Nagari, pedirian Badan Usaha Milik Nagari guna peningkatan pendapatan asli Nagari maupun pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kapasitas dalam hal pemanfaatan hasil hutan dan tanah ulayat.

Potensi Sumber Daya Manusia[sunting | sunting sumber]

Penduduk Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang pada umumnya bersifat homogen dan 100 persen memeluk agama Islam. Pada umumnya Penduduk Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang bekerja disektor pertanian karena didukung dengan kondisi lahan yang subur dan iklim yang mendukung. Sebahagian lainnya bekerja disektor perdagangan, industri rumah tangga dan lain sebagainya.. Sementara itu kelompok usia produktif merupakan kelompok terbesar, hal ini merupakan sumber daya yang cukup potensial pendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Potensi sumber daya alam yang besar tidak akan mampu dikembangkan tanpa didukung dengan potensi sumber daya manusia (SDM) yang baik dan mantap. Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang juga memiliki potensi beberapa sumber daya manusia (SDM) yang dapat dikembangkan dan ditingkatkan untuk mendukung pengolahan potensi sumber daya alam (SDA) yang ada, antara lain:

1. Aparatur pemerintahan yang terdiri dari kombinasi antara tenaga muda dan tenaga senior yang yang cukup berpengalaman.

2. Sarana pelayanan administrasi pada kantor wali nagari yang telah dilengkapi dengan peralatan komputer, walaupun kuantitas dan kualitasnya masih terbatas (belum memadai).

3. Hubungan yang cukup harmonis dan koordinasi yang terjalin cukup baik antar kelembagaan yang ada dinagari.

4. Telah berdirinya beberapa Kelompok Tani dibawah koordinasi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai wadah untuk mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, dll.

5. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya pendidkan, sehingga dari tahun ke tahun jumlah anak putus sekolah telah dapat ditekan (berkurang).

6. Semakin bertambahnya anak Nagari yang telah menamatkan pendidikan di perguruan tinggi, sehingga kedepannya dapat berpartisipasi aktif dalam ikut membangun Nagari.

7. Pada industri kecil, industri rumah tangga dan kerajinan, memiliki pekerja dan pengrajin yang cukup terampil, walaupun perlu diintensifkan pembinaan dan peningkatan kapasitas manajemen.

8. Pada sebagian kelompok tani, terdapat petani yang mempunyai pengalaman dan kemampuan cukup baik dalam proses budi daya berbagai varietas/komoditi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan, seperti: cabe, kakao, jagung, ternak ikan, dll.

9. Cukup tingginya kesadaran masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan berperan aktif dalam pembangunan, seperti swadaya gotong royong, musyawarah nagari/jorong, swadaya sumbangan untuk pembangunan, ronda malam, dll.

Potensi Sumber Daya Pembangunan[sunting | sunting sumber]

Setiap proses pembangunan tidak terlepas dari persoalan pendanaan. Pendanaan merupakan faktor penguat dalam setiap proses pembanguan. Tanpa adanya sumber-sumber pendanaan, pembangunan akan sulit dilaksanakan. Potensi pendanaan yang dapat diraih oleh Nagari dalam melaksanakan pembangunan, antara lain, 1) Pendapatan Asli Nagari (PA-N), 2) transfer dari Pemerintah dan Pemerintah Daerah, 3) pendapatan lain lain yang sah.

Disamping itu, dalam rangka membantu masyarakat untuk mendapatkan modal usaha yang mudah dijangkau, di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang, terdapat lembaga keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yaitu, 1) KSU Harapanku, 2) Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Prima Lestari, Kredit Mikro Nagari (KMN), Kelompok Simpan Pinjam Perempuan (SPP) PNPM.

Daftar Nama Kelompok Penerima Manfaat SPP PNPM Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No NAMA KELOMPOK TANI Lokasi/Jorong
1 Poktan Pertiwi Sikabu Kabu
2 Langsani Sikabu Kabu
3 Berkah Sikabu Kabu
4 Kembang Sari Bukik Kanduang
5 Sehati Bukik Kanduang
6 Bukit Manganang Bukik Kanduang
7 Teguh Karya Lakuak Dama
8 Embun Pagi Tanjung Haro Selatan
9 Puti Bungsu Tanjung Haro Selatan
10 Al Mukmin Tanjung Haro Selatan
11 Sakura Tanjung Haro Selatan
12 Teratai Tanjung Haro Selatan
13 Bunga Tanjung Tanjung Haro Utara
14 Alam Koto Indah Tanjung Haro Utara
15 Al Ikhlas Tanjung Haro Utara
16 Nurul Yaqin Tanjung Haro Utara
17 Annisa Tanjung Haro Utara
18 Tanjung Indah Tanjung Haro Utara
19 PKK Padang Panjang
20 Tekad Ibu Padang Panjang
21 Anggrek Padang Panjang

Potensi Sumber Daya Sosial dan Budaya[sunting | sunting sumber]

Dalam kehidupan sosial masyarakat Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang masih terkandung nilai-nilai sosial yang menjadi kearifan lokal dan merupakan pilar-pilar pendukung pembangunan. Prinsip tolong menolong dan tenggang rasa masih menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam perilaku sehari-hari dalam masyarakat, ibarat pepatah mengatakan “barek samo dipikua, ringan samo dijinjiang, kabukik samo mandaki, kalurah samo manurun”, “kaba baiak baimbauan, kaba buruak bahamburan”.

Hal tersebut tergambar dalam setiap sendi-sendi kehidupan ditengah-tengah masyarakat antara lain, saat ada kematian ataupun hajatan “baralek”, masyarakat bahu membahu dalam pelaksanaan, gotong royong perbaikan tali bandar, jalan-jalan dan fasilitas umum maupun fasiltas kegamaan, sehingga menumbuh kembangkan rasa persaudaraan, persatuan dan kesatuan.

Dengan kian diperkuatnya sistem pemerintahan Nagari melalui Undang Undang Desa, merupakan suatu momentum dalam rangka peningkatan peran aktif dari Niniak Mamak, Bundo Kanduang, Alim Ulama dan Cadiak Pandai (Tali Tigo Sapilin, Tungku Tigo Sajarangan) untuk membangun Nagari bersama-sama dengan Pemerintahan Nagari. Dengan adanya peran aktif yang kuat dari unsur-unsur tersebut diatas setiap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan dapat langsung menyentuh setiap lapisan masyarakat, karena dalam tatanan adat dimana anak kemenakan adalah dibawah lindungan mamak, dalam pepatah minang mengatakan “kamanakan barajo ka mamak, mamak barajo ka pangulu, pangulu barajo ka mufakaik, mifakaik barajo ka bana, bana badiri sandiri”.

Jumlah Suku di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Suku Jumlah
1 Sikumbang Koto Piliang 36 Gelar Suku
2 Payobadar 47 Gelar Suku
3 Bendang 17 Gelar Suku
4 Supanjang 20 Gelar Suku
5 Pitapang 18 Gelar Suku
Jumlah 138 Gelar Suku

ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT[1][sunting | sunting sumber]

Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari seberapa besar kontribusi lapangan usaha yang ada dalam memberi dampak kepada ekonomi masyarakat itu sendiri. Sejauh ini, Nagari Sikabu kabu Tanjung Haro Padang Panjang belum memiliki lapangan usaha makro maupun investasi. Hanya saja masyarakat setempat masih bergantung kepada usaha pertanian yang mayoritas dilakoni oleh masyarakat yang ada.

Merujuk pada tabel Tabel 2.3 tentang luas dan jenis penggunaan lahan di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang, luas penggunaan lahan basah untuk sawah dan kolam mencapai 56,39% ditambah luas lahan perkebunan 12,19%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas penduduk Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang bergantung pada usaha pertanian, perkebunan yang dilakoni secara turun temurun. Selain itu masyarakat juga menjadikan sektor perikanan dan peternakan sebagai usaha tambahan.

Tidak dipungkiri bahwa sebahagian masyarakat juga memilih lapangan usaha jasa maupun industri serta perdagangan dikarenakan dari 56,39% luas lahan yang digunakan untuk usaha bertani hanya 32,53% saja yang produktif. Sedangkan lahan persawahan seluas 67,47 persen lagi merupakan sawah tadah hujan yang menggantungkan hasil pada keadaan musim.

ASPEK PELAYANAN UMUM[1][sunting | sunting sumber]

Fokus Layanan urusan Wajib merupakan pelaksanaan amanah peraturan perundangundangan dan prioritas pembangunan Pemerintah maupun Pemerintah Daerah yang harus dilaksanakan oleh Pemerintah Nagari. Sehingga arah pembangunan yang direncanakan oleh Pemerintah maupun Pemerintah Daerah dalam hal ini Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Limapuluh Kota dapat disinergikan dalam pembangunan Nagari.

Meski demikian dalam amanah Undang Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa, urusan wajib yang diemban oleh Pemerintah Nagari adalah penyelenggaraan Pemerintahan dan urusan kepentingan masayarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Secara umum fokus urusan wajib Pemerintah Nagari jika dilihat berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 83 tahun 2015 antara lain meliputi,;

1) Urusan Ketata Usahaan seperti tata naskah, administrasi, surat menyurat, arsip dan ekspedisi

2) Urusan Umum seperti penataan administrasi perangkat Nagari, penyedian prasarana perangkat Nagari dan kantor, penyiapan rapat, pengadministrasian asset, inventarisasi, perjalanan dinas dan pelayanan umum.

3) Urusan Keuangan seperti pengurusan administrasi keuangan, administrasi sumber pendapatan dan pengeluaran, verivikasi administrasi keuangan dan administrasi penghasilan Wali Nagari, Perangkat Nagari, Bamus Nagari dan lembaga Pemerintah Nagari lainnya.

4) Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari, menginventarisir data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program serta penyusunan program.

Berdasarkan amanat Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa dan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 114 tentang Pedoman Pembangunan Desa. Mengacu kepada kedua peraturan dan perundang-undangan diatas serta peraturan terkait lainnya yang berkaitan tentang kewenangan Nagari serta mengacu kepada RPJMD Kabupaten Limapuluh Kota maka dirasa perlu untuk dilakukan penyelarasan sehingga fokus pelayanan ini dapat disimpulkan pada urusan

1) Ketata Usahaan dan Umum,

2) Keuangan

3) Perencanaan.

Adapaun bidang yang meliputi urusan Pemerintah Nagari yang diatur berdasarkan perundang-undangan adalah

1) Penyelenggaraan Pemerintahan

2) Pembangunan Nagari

3) Perlindungan Kemasyarakatan

4) Pemberdayaan Masyarakat.

Penyelenggaraan Pemerintahan[sunting | sunting sumber]

Batas Nagari[sunting | sunting sumber]

Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang merupakan bagian dari wilayah administrasi Kecamatan Luak berada tepat dibatas anatara Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota. Selain Berbatasan dengan Kota Payakumbuh, Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang juga berbatasan dengan Kecamatan Situjuh Limo Nagari. dalam internal Kecamatan Luak Sendiri, Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang berbatasan dengan Nagari Sungai Kemuyang. Sesuai dengan Keputusan Bupati Kabupaten Lima Puluh Kota nomor 398/BLK-2001 tentang Pembentukan Pemerintahan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang Kecamatan Luak Secara administratif berbatasan dengan:

A, Sebelah Utara yaitu Jorong Padang Panjang berbatasan dengan Kelurahan Sicincin dan Jorong Tanjung Haro Utara berbatasan dengan Kelurahan Air Tabit (Kota Payakumbuh)

B, Sebelah Selatan yaitu sebahagian Jorong Sikabu-kabu berbatasan dengan Gunuang Malintang (Gunung Sago)

C, Sebelah Timur yaitu sebahagian jorong Sikabu-Kabu dan Jorong Tanjung Haro Selatan berbatasan dengan Nagari Sungai Kamuyang

D, Sebelah Barat yaitu Jorong Bukik Kanduang berbatasan dengan Kelurahan Aur Kuning Kota Payakumbuh dan sebahagian Jorong Sikabu-Kabu berbatasan dengan Nagari Situjuah Gadang.

Data Nagari[sunting | sunting sumber]

Data Nagari adalah gambaran menyeluruh mengenai potensi yang meliputi sumber daya alam, sumber daya manusia, sumber dana, kelembagaan, sarana prasarana fisik dan sosial, kearifan lokal, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta permasalahan yang dihadapi Nagari.

Data Nagari ini merupakan data yang tersajikan pada tiap dokumen perencanaan Nagari dan masih bersifat dokumentasi sehingga amanah peraturan perundang undangan tentang transparansi belum terlaksanakan.

Belum tersedianya data Nagari dalam bentuk digital sebagai penunjang perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Nagari serta transparansi penyelenggaraan pemerintah dikarenakan tidak terdukungnya sumber daya manusia serta minimnya sarana penunjang yang dimiliki.

Tata Ruang Nagari[sunting | sunting sumber]

Tata ruang Nagari merupakan sebuah perencanaan yang bersifat defragmented atau penyegaran kembali penataan Nagari demi terlaksananya pembangunan di Nagari melalui musyawarah perencanaan pembangunan kawasan pedesaan. Pemerintah Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang akan menyusun perencanaan penata ruangan Nagari sehingga potensi pengembangan wilayah baik itu rencana prioritas Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Nagari dapat diakomodir dalam rencana pembangunan kawasan pedesaan.

Musyawarah Nagari[sunting | sunting sumber]

Musyawarah Nagari merupakan musyawarah yang dilakukan antara Badan Permusyawaratan (Bamus) Nagari, Pemerintah Nagari dan unsur masyarakat yang diselenggarakan oleh Bamus Nagari untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.

Jumlah anggota Bamus ini adalah 6 orang, sama halnya dengan jumlah jorong yang ada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang serta mengikut sertakan kesamaan gender. Tata cara pengangkatan dan yang berkaitan dengan Bamus ini telah diatur oleh perundangundangan. Selain melaksanakan musyawarah Nagari untuk pembangunan, Bamus juga berperan dalam melegeslasi kebijakan Wali Nagari maupun Peraturan Nagari (Perna).

Informasi Nagari[sunting | sunting sumber]

Informasi Nagari merupakan bagian dari data Nagari, data pembangunan Nagari, Kawasan Pedesaan, serta informasi lain yang berkaitan dengan pembangunan Nagari dan pembangunan kawasan pedesaan yang dikelola oleh Pemerintah Nagari dan dapat diakses oleh masyarakat Nagari serta semua pemangku kepentingan. Sistem Informasi Nagari sendiri dikembangkan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Nagari dalam bentuk perangkat lunak, jaringan serta sumber daya manusia.

Di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang secara bertahap memberikan laporan baik dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Penyebaran Informasi Nagari saat ini masih berbentuk lisan maupun tulisan dan diperuntukkan kepada masyarakat serta pihak yang membutuhkan. Penyebaran informasi Nagari ini juga masih belum dikembangkan dalam bentuk perangkat lunak maupun jaringan sesuai perkembangan zaman. Hal tersebut dikarenakan masih terbatasnya SDM maupun sarana penunjang lainnya yang ada di Nagari.

Perencanaan Nagari[sunting | sunting sumber]

Perencanaan Nagari merupakan langkah awal dari pembangunan Nagari, perencanaan Nagari dimaksud mulai dari perencanaan pembangunan yang terbagi kepada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nagari dan Rencana Pembangunan Kawasan Pedesaan yang kemudian diterjemahkan kedalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan seterusnya di aplikasikan kedalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari (APB-N). Perencanaan Nagari dilakukan berdasarkan Musyawarah Nagari dan melibatkan Pemerintah Nagari, Bamus Nagari dan Unsur masyarakat. RPJM Nagari merupakan satu-satunya dokumen yang dimiliki Nagari dan berlaku selama 6 tahun. Sementara RKP dan APB-N merupakan produk turunan dari pencermatan RPJM. Selain RPJM, Nagari juga berwenang menyusun Rencana Pembagunan Kawasan Pedesaan. Penyusunan RPJM Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang kali ini dilakukan pada tahun 2016.

Evaluasi Tingkat Pemerintah Nagari[sunting | sunting sumber]

Pemerintah Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang memiliki kewenangan melakukan evaluasi rencana pembangunan dan pelaksanaan pembangunan. Selain itu Pemerintah Nagari juga akan melakukan evaluasi atas kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah khususnya tentang perencanaan dan penetapan batas wilayah, rencana pembangunan kawasan pedesaan dan kebijakan tentang pendataan dan penanggulangan PMKS.

Kerjasama Antar Nagari[sunting | sunting sumber]

Kerjasama Antar Nagari merupakan sebuah kerjasama yang dilakukan Pemerintah Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang dengan Pemerintah Nagari lainnya ataupun pihak ketiga untuk mendukung Pemerintahan dan pembangunan Nagari maupun pembangunan kawasan pedesaan.

Sarana Prasarana Kantor Nagari[sunting | sunting sumber]

Pusat pemerintahan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terletak di Kampung Baru yang merupakan bagian dari wilayah administrasi Jorong Padang Panjang. Sarana dan prasarana Kantor Nagari telah dibangun sejak masa Pemerintahan Nagari sebelumnya. Selain Kantor Nagari, di Kampung Baru juga dibangun sarana dan prasarana kantor sekaligus ruang rapat Badan Permusyawaratan (Bamus) Nagari. Seiring dengan pesatnya perkembangan masyarakat dan kian tingginya kebutuhan pelayanan, sarana dan prasarana kantor Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang juga semakin tidak memungkinkan dalam memberikan pelayanan yang optimal.

Struktur Organisasi Pemerintahan Nagari (SOPN) pada RPJM Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang 2010-2015 dan saat ini masih dipergunakan harus disinergikan dengan amanah Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 84 tahun 2015 tentang Struktur Kerja Perangkat Nagari yang mengalami perubahan nama dan fungsi tugas. Dengan adanya regulasi ini beserta Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang desa, yang memberikan kewenangan maupun urusan lebih kepada Pemerintah Nagari membuat sarana dan prasaran kantor Nagari menjadi sebuah kebutuhan yang harus ditingkatkan.

Pembangunan[sunting | sunting sumber]

Infrastruktur[sunting | sunting sumber]

Pembangunan infrastruktur Nagari saat ini telah menyentuh segala bidang seperti pembangunan sarana prasarana Nagari, kesehatan, pendidikan dan lingkungan hidup yang merupakan urusan wajib dan pelayanan dasar. Selain itu, sarana dan prasarana infrastruktur bidang pertanian dan perkebunan yang merupakan kebutuhan sesuai dengan kondisi Nagari juga telah dibangun. Adapaun jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang 2010-2015 seperti tersaji pada tabel dibawah ini.

Daftar Infrastruktur Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang Tahun 2015
No Jenis Infrastuktur Jorong Jumlah
SKB BK LD THS THU PP
1 Jalan
a.Panjang Jalan Kabupaten(meter)
b.Panjang Jalan Lingkung Nagari(meter) 15.700 4.473 7.400 5.866 4.700 7.577 45.716
2 Jembatan
a. Jumlah jembatan (buah) 2 1 - 3 - - 6
3 Irigasi
a. Luas pemanfaatan irigasi (Ha) 218 215 100 244 50 213 1.040
4 Bangunan
a. Kantor Wali Nagari - - - - - 1 1
b. Kantor Kepala Jorong - - - - - - 0
c. Balai Adat 1 1 1 - 1 1 5
d. TK/PAUD 1 - 1 - 1 1 4
e. SD - 1 1 - 1 1 4
f. SMP - - - 1 - - 1
g. Pustu/puskesri/polindes - - 1 1 1 1 4

Kesehatan[sunting | sunting sumber]

Kesehatan masyarakat merupakan modal utama dalam pembangunan. Tanpa adanya kesehatan masyarakat yang baik dan terjamin pembanguan apapun akan sulit dilaksanakan. Peningkatan kualitas kesehatan masyarakat serta menciptakan lingkungan bersih dan sehat merupakan salah satu bagian yang terpenting dalam proses pembangunan kesehatan masyarakat. Hal ini dapat terwujud dengan kerja sama setiap elemen dan unsur-unsur yang terkait yaitu Pemerintah Daerah, Pemerintahan Nagari dan peran serta aktif dari masyarakat itu sendiri.

Dari data infrastruktur, terlihat bahwa di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang masih kekurangan dan sangat membutuhkan sarana pelayanan kesehatan masyarakat yang dapat menjangkau seluruh masyarakat yang ada disetiap jorong. Karena tidak setiap jorong memiliki sarana kesehatan yang dapat dijangkau oleh masyarakat. Dan sarana kesehatan yang ada sekarang ini, kondisi bangunannya sangat membutuhkan perbaikan/rehab untuk mengoptimalkan pelayanan kepada masyarakat.

Selain itu kondisi kesehatan lainnya yang ada di Sikabu Kabu Tanjung Haro Padang Panjang dan perlu diperhatikan pada RPJM kali ini antara lain, masih terbatasnya sarana pendukung posyandu dan air bersih berskala desa serta belum tertatanya sanitasi lingkungan di pemukiman masyarakat Nagari.

Pendidikan dan Kebudayaan[sunting | sunting sumber]

Selain kesehatan, pendidikan juga merupakan salah satu faktor penentu tingkat pembangunan sumber daya manusia. Sehingga peran pendidikan yang baik juga harus diperhatikan guna menciptakan SDM yang handal dan berdaya saing.

Jenis pendidikan yang ada di Nagari Sikabu kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdiri dari pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal berupa SD dan SMP sementra sarana SMA belum tersedia. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan TK juga telah didirakan sebagai pendidikan karakter anak. Jumlah sarana pendidikan yang tersedia belum merata di tiap jorong, sehingga masyarakat yang ingin mengenyam pendidikan akan memilih lokasi pendidikan yang terdekat dengan tempat tinggalnya sesuai dengan ketersedian sarana pendidikan yang ada.

Pendidikan non formal seperti kegiatan belajar masyarkat belum dikembangkan secara baik dikarenakan terbatasnya SDM dan sarana pendukung. Kedepan sarana kegiatan belajar masyarakat harus dibangun sehingga tekhnologi tepat guna dapat di implementasikan dalam kehidupan.

1. PAUD dan TK[sunting | sunting sumber]

Secara psikologi dan pembawaan, anak usia di bawah umur lima tahun mempunyai daya serap (daya tangkap) dan rasa keingintahuan yang sangat kuat. Ibarat kata pepatah “Belajar diwaktu kecil ibarat mengukir diatas batu dan belajar diwaktu tua ibarat mengukir diatas air”. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang dalam kata lain disebut juga dengan kelompok bermain merupakan media yang tepat untuk membentuk karakter sebelum memasuki jenjang yang lebih tinggi.

Pendidikan TK merupakan pendidikan persiapan yang dilakukan setiap anak sebelum memasuki Sekolah Dasar, dengan berkembangnya dunia pendidikan yang mengacu kepada KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) dan diiringi peningkatan perekonomian dan pemahaman masyarakat (orang tua/wali murid) tentang pentingnya pendidikan pra sekolah (PAUD & TK) untuk mempersiapkan anak-anak mereka memasuki jenjang pendidikan formal, karena anak-anak yang telah mendapatkan pendidikan pra sekolah, akan lebih siap dalam memasuki dunia sekolah dasar daripada anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan pra sekolah.

Di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang Paud dan TK saling menopang dalam artian berada pada gedung yang sama. Dengan kata lain, gedung yang diperuntukkan bagi sarana belajar TK juga dipakai untuk sarana bermain Paud.

Daftar TK dan Paud di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Nama Sekolah Jorong Jumlah
Guru Murid
1 TK AL-Karamah Sikabu-Kabu 4 33
2 TK Al-Kautsar Lakuak Dama 3 40
3 TK AL-Amin Tj. Haro utara 4 34
4 TK DW Al Mukmin Pd.Panjang 2 17
Jumlah 13 124
Sarana Prasaran TK dan Paud di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Nama Sekolah Jorong Sarana Dan Prasarana
Jlh Ruang Tempat Bermain Alat Bermain Kantor Perpustakaan Perpustakaan
1 PAUD Al-Karamah Sikabu-kabu 2
2 PAUD/TK Al-Kautsar Lakuak Dama 2
3 PAUD/TK Al-Amin Tj. Haro Utara 2
4 PAUD/TK DW Al-Mukmin Pd.Panjang 1 x x x

Pendidikan Dasar[sunting | sunting sumber]

Pendidikan dasar merupakan dasar dari semua kegiatan proses belajar dan mengajar mulai dari pengembangan ilmu, pembentukan karakter dan mental serta pengenalan lingkungan dan kreatifitas anak agar bisa berkembang dan siap melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Sebelum Tahun Pelajaran 2010/2011, di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang terdapat 5 (lima) buah Sekolah Dasar Negeri, yaitu SDN 01, SDN 02, SDN 03, SDN 04 dan SDN 05 Tanjung Haro.

Pada tanggal 29 Juli 2009, proses belajar mengajar murid SDN 02 Tanjung Haro yang berlokasi di Jorong Tanjung Haro Selatan di regrouping ke SDN 03 yang berada di Jorong Tanjung Haro Utara. Hal itu dikarenakan SDN 02 dipersiapkan menjadi SMP Satu Atap Kecamatan Luak sehingga jumlah SD yang ada di Nagari menjadi 4 (empat) SD.

Sarana Prasaran SD di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Jorong Nama Sekolah Jumlah (orang)
Guru Murid
1 Lakuak Dama SDN 1 Tanjung Haro 9 153
2 Tj. Haro Selatan SDN 2 Tanjung Haro (di regrouping) ke SDN 3 Tanjung Haro - -
3 Tj. Haro Utara SDN 3 Tanjung Haro 11 169
4 Pd. Panjang SDN 4 Tanjung Haro 12 126
5 Bukik Kanduang SDN 5 Tanjung Haro 9 121
6 Sikabu-kabu - - -
Jumlah 41 569

Pendidikan Menengah[sunting | sunting sumber]

Pendidikan Menengah yang ada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang berupa SMP yang terletak di Jorong Tanjung Haro Selatan dan menempati bangunan milik SDN 02 Tanjung Haro. SMP ini mulai dioperasikan pertama kali pada tahun ajaran 2009/2010 dengan nama SMP Satu Atap dan menerima 54 siswa pada tahun ajaran 2010/2011 bertambah 71 siswa.

Seiring perjalanannya, SMP Satu Atap ini berubah nama menjadi SMP Negeri 2 Kecamatan Luak dan telah pula mengukir banyak prestasi bahkan sampai tingkat Nasional dan Internasional. Hingga tahun 2015, SMPN 2 Kecamatan Luak ini telah menghasilkan tamatan yang memasuki jenjang pendidikan SMA dan MA yang ada di Kota Payakumbuh.

Belum adanya sarana sekolah SMA atau MA di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang harus menjadi perhatian pada RPJM kali ini. Hal itu dikarenakan salah satu upaya untuk meningkatkan SDM masyarakat adalah ketersediannya sarana pendikakan yang cukup diseluruh jenjang.

Sarana Prasaran SMP di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Nama Sekolah Jorong Jumlah (orang)
Guru Murid
1 SMP Negeri Kec.Luak Tanjung Haro Selatan 27 258
Jumlah 27 258
Ekonomi produktif[sunting | sunting sumber]

Sarana dan prasarana ekonomi di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang masih dikategorikan minim. Belum terbangunanya pasar Nagari yang diharapkan dapat menampung hasil pertanian dan transaksi kebutuhan hidup perlu digesa. Pendirian BUM Nagari sebagai media pemanfaatan SDA Nagari juga harus didirakan sehingga pendapatan asli Nagari dapat ditingkatkan.

Di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang telah berdiri Koperasi Serba Usaha (KSU) Harapanku dan Lembaga Keuangan Mikro Agribisnis (LKM-A) Prima Lestari sebagai lembaga keuangan dalam rangka membantu masyarakat dan petani mendapatkan pelayanan dibidang keuangan dan permodalan usaha. KSU Harapanku didirikan pada tahun 2005 dan telah memiliki Badan Hukum Nomor: 99/BH/LEMB.3/V/2006 tanggal 24 Juni 2006. Sementara LKM-A Prima Lestari didirikan pada Februari 2009. Dalam perjalanannya, LKM-A Prima Lestari menunjukkan perkembangan jumlah anggota, aset (modal), dan keuntungan yang cukup signifikan. Pada saat ini LKM-A Prima Lestari telah memiliki aset (modal) + Rp. 450.000.000,-.

Tujuan awal pendirian LKM-A Prima Lestari Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang adalah untuk menciptakan lembaga keuangan yang mampu membantu petani dalam rangka mendapatkan pembiayaan (pinjaman) modal untuk melakukan usaha-usaha dibidang pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, usaha-usaha perdagangan dan industri rumah tangga yang dilakukan oleh masyarakat Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang. Pada saat ini, LKM-A Prima Lestari telah dapat memberikan pembiayaan atau pinjaman modal usaha bagi anggotanya, yang sebagian besar bergerak disektor pertanian.

Lingkungan Hidup[sunting | sunting sumber]

Dampak buruk dari sejumlah bencana yang rentan terjadi di Nagari Sikabu Kabu Tanjung Haro Padang Panjang berupa kebakaran hutan pinus, kekeringan disaat musim kemarau serta bencana lainnya yang menyebabkan menurunnya derajat kesehatan dan ekonomi masyarakat harus disikapi pada RPJM kali ini.

Upaya methode konversi lahan dan penanaman tumbuhan produktif lainnya diharapkan dapat menjadi solusi agar hutan pinus tidak lagi terbakar. Dampak kekeringan harus disiasati dengan cara penambahan debit mata air baru dan perlindungan mata air agar air tidak terlepas begitu saja kedataran lebih rendah.

Pembinaan Kemasyarakatan[sunting | sunting sumber]

Lembaga Kemasyarakatan[sunting | sunting sumber]

Masyarakat Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang masih mengedepankan falsafah “adat basandi sarak-sarak basandi kitabullah” (ABS-SBK) dalam norma-norma kehidupan. Sehingga masyarakat selalu merujuk kepada Al-Quran maupun hadits baik dalam kehidupan maupun dalam penerapan lembaga kemasyarakatan.

Lembaga Kemasyarakatan yang terbentuk di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang antara lain organisasi pengurus Mesjid dan Mushalla, Kongsi Kematian, Majelis Ulama Nagari (MUNa), Lembaga Didikan Subuh, Wirid dan Yasin Nagari, Taman Pendidikan al- Qur`an (TPQ) dan Taman Pendidikan Seni Qur`an (TPSQ).

Ketentraman dan Ketertiban[sunting | sunting sumber]

Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang merupakan sebuah bagian dari kesatuan masyarakat adat yang menjunjung tinggi nilai adat serta aturan adat yang berlaku. Sehingga peran Penghulu selaku pimpinan dari sebuah kaum dari kesukuan menjadi ujung tombak dalam menjaga perkataan, prilaku dan sikap anak kemanakannya. Dalam setiap kekisruhan atau perselisihan pandangan di masyarakat Penghulu atau disebut ninik mamak nya lah yang terlebih dahulu menyelesaikan sebelum dibawa ke Lembaga adat setempat. Penyelesaian permasalahan biasanya dilakukan dengan menempuh jalur musyawarah.

Selain itu Pemerintah Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang juga telah menggalakkan kegiatan ronda ditiap Jorong dan memberdayakan keberadaan Lembaga perlindungan masyarakat (Linmas) Guna mewujudkan ketentraman dan ketertiban.

Kerukunan Umat Beragama[sunting | sunting sumber]

Penduduk Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang secara keseluruhan menganut agama Islam sejak dahulu. Falsafah yang paling mendasar didalam kehidupan adalah “adat basandi sarak dan sarak basandi kitabullah” menunjukkan bahwa minangkabau adalah islam karena adatnya mengikuti sarak (syariat) Islam.

Kerukunan umat beragama khususnya Islam di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang dapat terlihat dari telah terjalinnya persatuan dan kesatuan dibidang keagamaan seperti adanya organisasi kongsi kematian yang secara kelompok saling bergotong royong melaksanakan pemakaman. Selain itu Pemerintah Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang juga telah membentuk Majelis Ulama Nagari (MUNa) dengan tujuan tercapainya kesamaan pandangan menjalankan syariat Islam baik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernagari.

Sarana Ibadah (Mesjid) Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Nama Masjid Alamat Jorong Kondisi Bangunan
1 Masjid Abrar Sikabu-kabu Sikabu-kabu Butuh Renovasi
2 Masjid Al-Khalis Lakuak Dama Lakuak Dama Butuh Renovasi
3 Masjid Baitul Huda Bukik Kanduang Bukik Kanduang Butuh Renovasi
4 Masjid Ihsan Tj. Bulakan Tj. Haro Selatan Butuh Renovasi
5 Masjid As-Sadiqin Tabek Anduang Tj. Haro Utara Butuh Renovasi
6 Masjid Mujahiddin Pd. Panjang Padang Panjang Butuh Renovasi
Sarana Ibadah (Mushalla) Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Nama Mushalla/Surau Alamat Jorong Kondisi Bangunan
1 Surau Batu Nan Limo Kapalo Koto Sikabu-kabu Butuh Renovasi
2 Surau Tabiang Sikabu-kabu Sikabu-kabu Butuh Renovasi
3 Mushalla Pejuang 45 Talang Sikabu-kabu Butuh Renovasi
4 Mushalla Kapalo Koto Kapalo Koto Sikabu-kabu Butuh Renovasi
5 Mushalla Nurul Baroqah Lakuak Dama Lakuak Dama Butuh Renovasi
6 Mushalla Istiqomah Pokan Lamo Tj. Haro Selatan Butuh Renovasi
7 Mushalla Al-Hijrat Subarang Parik Tj. Haro Selatan Butuh Renovasi
8 Mushalla Nurul Hikmah Padang Laweh Tj. Haro Selatan Butuh Renovasi
9 Mushalla Nur Hidayah Tj. Haro Tj. Haro Utara Butuh Renovasi
10 Mushalla Nurul Yaqin Tabek Anduang Tj. Haro Utara Butuh Renovasi
11 Mushalla Al-Ikhlas Silarak Tj. Haro Utara Butuh Renovasi
12 Mushalla Babussalam Kampuang Baru Padang Panjang Butuh Renovasi
13 Mushalla Ikhlas Ikua Koto Padang Panjang Butuh Renovasi
14 Surau Suluk Pd. Panjang Padang Panjang Butuh Renovasi
15 Mushalla Darihan Lakuak Dama Lakuak Dama Baik

Selain diperuntukkan sebagai sarana ibadah, Mesjid dan Mushalla yang ada juga dijadikan sebagai sarana pendidikan keagamaan seperti mengaji dan perkumpulan wirid maupun yasin. Madrasah Diniyah Awaliyah atau lembaga pendidikan non formal yang ada di Nagari ini juga melaksanakan program Didikan Subuh selain Baliak Basuarau. Berikut ini daftar lembaga pendidikan agama non formal yang ada.

TPQ/TPSQ Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Nama MDA Lokasi / Jorong
1 TPQ/TPSQ Abrar Sikabu-kabu
2 TPQ/TPSQ Al-Khalis Lakuak Dama
3 TPQ/TPSQ Baitul Huda Bukik Kanduang
4 TPQ/TPSQ Ihsan Tj.Bulakan/Tj.Haro Selatan
5 TPQ/TPSQ As-Sadiqin Tb.Anduang/Tj. Haro Utara
6 TPQ/TPSQ Al-Jadid Padang Panjang
7 TPQ/TPSQ Babussalam Kp. Baru/Pd. Panjang
8 TPQ/TPSQ Ikhlas Ikua Koto/ PD. Panjang
9 TPQ/TPSQ Nurul Baroqah Lakuak Dama
10 TPQ/TPSQ Nur Hidayah Tj. Haro Utara
11 TPQ/TPSQ Istiqomah Pokan Lamo/Tj. Haro Utara
12 TPQ/TPSQ Nurul Hikmah Pd. Laweh/ Tj.Haro Selatan
13 TPQ/TPSQ Nurul Yaqin Tb.Anduang/Tj. Haro Utara
14 TPQ/TPSQ Al Ikhlas Silarak/Tj. Haro Utara
15 TPQ/TPSQ Darihan Lakuak Dama/Lakuak Dama

Sarana dan Prasarana Olah Raga[sunting | sunting sumber]

Sarana dan prasarana olah raga merupakan sarana penunjang kesehatan masyarakat. Dengan menghidupkan kegiatan olah raga dikalangan masyarakat diharapkan tingkat pembangunan masyarakat dapat ditingkatkan. Sarana dan prasarana olah raga di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang tersedia saat ini merupakan sarana yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat.

Selain memiliki lahan, masyarakat juga memiliki animo yang cukup tinggi dalam melakukan kegiatan olah raga sehingga pembangunan sarana dan prasarana olah raga ini dapat dilakukan secara swadaya. Namun, tingkat kemampuan masyarakat dalam membangun sarana dan prasarana olah raga ini masih terbatas sehingga sarana dan prasana olah raga ini masih terbatas dan belum dapat dikategorikan layak. Adapun sarana dan prasarana olah raga yang ada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang dapat dilihat pada tabel dibawah ini berdasarkan wilayah keberadaannya.

Sarana Olah Raga Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang
No Jorong Jumlah Lapangan Bumi Perkemahan
Bola Kaki Bola Volley Takraw BuluTangkis
1 Sikabu-kabu - 1 1 1 -
2 Lakuak Dama - 1 1 1 -
3 Bukik Kanduang 1 1 1 1 -
4 Tj. Haro Selatan 1 1 1 2 1
5 Tj. Haro Utara - - 1 2 -
6 Pd. Panjang 1 1 2 2 -

Lembaga Adat[sunting | sunting sumber]

Lembaga adat yang ada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang sejak dahulu dan masih berfungsi hingga saat ini adalah Kerapatan Adat Nagari (KAN). Dalam perjalanannya, KAN telah banyak membantu Pemerintah Nagari dalam menyelesaikan permasalahan adat seperti perselisihan adat sampai perselisihan perdata.

Peranan KAN sebagai lembaga adat cukup strategis karena masyarakat adat yang berada di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang masih menjunjung tinggi nilai adat dan hukum adat yang berlaku. KAN merupakan cikal bakal pranata hukum adat, sehingga perananan Institusi Polri, TNI, Pengadilan dan Kejaksaan termasuk Pemerintah Nagari dapat dikurangi dalam hal penyelesaian sengkata dan konflik adat.

Kesenian dan Sosial Budaya Masyarakat[sunting | sunting sumber]

Kesenian dan sosial budaya masyarakat Minangkabau secara umum dilahirkan dari peradaban lama yang diwariskan secara turun temurun oleh masyarakat adat. Begitu juga dengan masyarakat Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang memakai kesenian dan budaya dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernagari.

Talempong[sunting | sunting sumber]

Dalam kehidupan sosial masyarakat Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang tetap mewarisi kesenian talempong (semacam alat kesenian jawa yang bernama gamelan) dalam sejumlah acara adat maupun acara umum. Talempong yang memiliki suara melengking tinggi jika dimainkan secara berirama menimbulkan citra keindahan dipadu padankan dengan keceriaan.

Biasanya talempong dimainkan secara massal beranggotakan minimal 5 orang dengan tujuan terciptanya irama riang. Dimana suara yang berasal dari talempong ini akan saling bersambutan dan menciptakan kesan harmonis.

Talempong sangat identik dengan acara-acara seremonial adat seperti kenduri, baralek nagari, batagak penghulu. Bahkan dizaman dahulu telempong ini juga pernah dipakai saat acara gotong royong.

Saluang[sunting | sunting sumber]

Saluang adalah alat musik yang terbuat dari bambu persis seperti seruling. Bedanya saluang jika ditiup akan menghasilkan suara yang besar sedangkan seruling menghasilkan suara yang tinggi. Saluang sering dipakai sebagai alat musik yang mengiringi dendang. Sedangkan dendang merupakan lantunan syair yang menceritakan sebuah peristiwa atau sebuah lagu. Biasanya kesenian saluang dipakai oleh masyarakat Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang sebagai bagian dari acara syukuran.

Randai[sunting | sunting sumber]

Kesenian randai telah lama dipelajari oleh masyarakat Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang tepatnya di Jorong Sikabu-Kabu bernama santan batapih dan anggun nan tungga. Randai merupakan sebuah padu padan antara menceritakan sebuah alur cerita seperti drama dengan berbagai gerakan tarian dan lagu. Kesenian randai ini sering diperlombakan saat pekan seni dan budaya Kabupaten Limapuluh Kota.

Alua[sunting | sunting sumber]

Berdasarkan etimologi, alua adalah tata cara yang sudah disepakati sejak dahulu kala. Alua sendiri merupakan etika dalam berbicara untuk menyampaikan maksud dan tujuan pada lawan berbicara dengan menggunakan sastra tinggi yang mempunyai artikulasi tersirat. Alua biasanya dipakai di dalam penuturan niniak mamak dan cerdik pandai pada upacara adat di minangkabau isinya banyak mengandung kiasan, pepatah petitih sesuai dengan bunyi pepatah minangkabau : tembak dibari baalamat kato dibari bakiasan

Musyawarah[sunting | sunting sumber]

Musyawarah merupakan budaya asli minagkabau dalam mencari sebuah mufakat atau dalam menyelesaikan perselisihan pandangan. Musyawarah ini telah mendarah daging dalam kehidupan sosial masyarakat dan tetap dikedepankan sebelum mengambil sebuah keputusan. Sehingga hasil keputusan yang diambil dapat diterima oleh seluruh kalangan yang terlibat dalam musyawarah ini. Dimana symbol falsafah saiyo sakato (satu pandangan) dapat terlihat dari adanya “saciok bak ayam, sadanciang bak basi” (seirama dalam menjalankan keputusan).

Gotong Royong[sunting | sunting sumber]

Gotong royong juga merupakan ciri dan telah membudaya bagi masyarakat minangkabau. Sejak dari nenek moyang, kegiatan gotong royong ini telah berlangsung baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun dalam ber Nagari.

Dalam segi kehidupan, gotong royong masyarakat dapat dilihat dari terjalinnya sekelompok orang yang secara bersama-sama bertanam padi dan memanen hasilnya. Bersama-sama membersihkan sarana pengairan sawah, dan bersama-sama menjaga nilai dan norma adat yang berlaku. Sedangkan dalam segi kepemerintahan, masyarakat juga ikut serta bergotong royong dalam memberi swadaya baik berbentuk materi maupun tenaga.

Motor penggerak budaya gotong royong ini adalah sebuah rasa kebersamaan dan badunsanak (rasa kekeluargaan). Budaya inilah yang harus terus dipupuk agar tumbuh dan berkembang menjadi modal utama potensi sumber daya manusia penggerak pembangunan Nagari.

Pemberdayaan Masyarakat[sunting | sunting sumber]

Ekonomi Produktif[sunting | sunting sumber]

Pertanian[sunting | sunting sumber]

Masyarakat petani yang ada di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang sejak dari dahalu tetap melestarikan pertanian sebagai kegiatan dan sumber pendapatan utama. Hal itu bukan karena pertanian lebih menjanjikan dibanding dengan kegiatan disektor lain, namun dikarenakan pusako tinggi (warisan turun temurun) yang diterima adalah tanah dan area persawahan secara kolektif.

Perlakuan pertanian yang dilakoni masyarakat petani Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang masih terbilang bersifat konvensional dan mewarisi budaya dan tata cara lama. Namun tidak sedikit juga masyarakat petani ini sudah mulai mengadopsi pola perlakukan pertanian modern dikarenakan terbukanya informasi oleh para kader pemberdayaan maupun diperoleh langsung dari sejumlah media.

Untuk mendapatkan informasi, masyarakat petani telah membentuk sejumlah kelompok tani sehingga para kader dapat lebih mudah melakukan penyuluhan. Hanya saja pendapatan yang masih minim dan kurangnya permodalan yang dimiliki membuat masyarakat petani ini tidak dapat mengimplementasikan perlakuan pertanian modern.

Perikanan[sunting | sunting sumber]

Secara umum sektor perikanan belum menunjukkan kontribusinya dalam peningkatan pendapatan masyarakat Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang. Hal tersebut dikarenakan masih belum tingginya pengetahuan masyarakat tentang budidaya perikanan yang berorientasi bisnis. Rendahnya pengalaman masyarakat ini disebabkan karena masyarakat lebih fokus melakukan kegiatan pertanian, sedangkan sektor perikanan ini hanya dijadikan sebagai media sampingan yang tidak dikembangkan.

Masyarakat yang memiliki kolam hanya menjadikan media ini sebagai tempat menyimpan ikan yang jika diperlukan kapan saja dapat diambil dan dikonsumsi sendiri. Padahal, berdasarkan letak geografisnya sektor perikanan sangat cocok dikembangkan di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang.

Perdagangan[sunting | sunting sumber]

Sektor Perdagangan di Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang juga belum menunjukkan kontribusinya sebagai penyumbang pendapatan masyarakat. Hal itu dikarenakan perdagangan yang dilakoni masyarakat hanya sebatas pemenuhan kebutuhan hidup dan belum sampai ke taraf pembukaan lapangan kerja.

Sektor perdagangan yang dilakoni masyarakat secara mikro ini difaktori oleh terbatasnya pengetahuan tentang kebutuhan pasar dan penjualan hasil pertanian, perkebunan maupun peternakan masih bergantung kepada sejumlah broker perantara yang mengakibatkan nilai jualnya tergolong rendah.

Tekhnologi Tepat Guna[sunting | sunting sumber]

Tekhnologi tepat guna secara perlahan sudah mulai diterapkan oleh sejumlah masyarakat yang tergabung dalam kelompok tani di jorong Lakuak Dama dan Jorong Sikabu-kabu melalui pemberdayaan kotoran ternak menjadi pupuk organik. Tekhnologi tepat guna ini harus dikembangkan sehingga bukan hanya kelompok tani saja melainkan seluruh elemen masyarakat di Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang juga dapat mengaplikasikan teknologi tepat guna yang terbarukan.

Pemerintah Nagari[sunting | sunting sumber]

Nama kenagarian Sikabu-kabu Tanjung Haro, telah mengalami perubahan beberapa kali, antara lain Sikabu-kabu (masa Belanda sampai PRRI), Sikabu-kabu Tanjung Haro (masa Orla dan Orba), Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang (era reformasi/tahun 2000). Sebelum tahun 1982 Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota yang berdiri sejak tahun 1956 sebagai sebuah daerah otonom dengan kewenangannya menetapkan Nagari yang dibawah wilayah administrasinya berjumlah 70 Nagari.

Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro termasuk dari 70 Nagari dimaksud dengan memiliki 3 buah jorong yaitu, 1) Sikabu-Kabu, 2) Tanjung Haro, 3) Padang Panjang. Dalam sejarahnya, Kenagarian Sikabu-kabu Tanjung Haro telah dipimpin oleh beberapa orang Wali Nagari dan Kepala Desa dimana Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro sempat beralih status menjadi Desa.

Pada tahun 2001, Pemerintah Propinsi Sumatera Barat menerbitkan Peraturan Daerah tentang Pemerintahan Nagari, perda tersebut disambut oleh Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota dengan menetapkan Peraturan Daerah (perda) nomor 1 tahun 2001 tentang pembentukan kembali status desa menjadi Nagari dengan jumlah 70 Nagari seperti sebelum tahun 1982

Seiring berjalannya waktu dan terbitnya regulasi baru dari Pemerintah, pada tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota merevisi Perda 01 tahun 2001 dan menerbitkan Perda nomor 10 tahun 2007 tentang Pemerintah Nagari. Perda ini kian memperkuat status Pemerintahan Nagari.

Seiring dengan tuntutan dinamika pembangunan masyarakat pada tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota kembali menerbitkan Perda nomor 2 tahun 2009 tentang Pembentukan Nagari Andiang, Durian Gadang dan Sungai Antuan sehingga jumlah Nagari bertambah menjadi 79.

Selain menerbitkan Perda, Bupati juga menerbitkan Surat Keputusan Bupati Lima Puluh Kota Nomor 171 Tahun 2009 tanggal 25 Maret 2009 tentang Perubahan Nama dan Jumlah Jorong dalam Wilayah Pemerintahan Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro. Sehingga nama Nagari dirubah menjadi Nagari Sikabu-kabu Tanjung Haro Padang Panjang dengan memekarkan jorong yang awalnya ada 3 menjadi 6 yaitu 1) Jorong Sikabu-kabu 2) Jorong Lakuak Dama, 3) Jorong Bukik Kanduang, 4) Jorong Tanjung Haro Utara, 5) Jorong Tanjung Haro Selatan dan 6) Jorong Padang Panjang.

Pemerintah Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro menerbitkan Peraturan Nagari tentang Struktur Organisasi Perangkat Nagari (SOPN) Kelembagaan Nagari. Adapun urusan yang dibentuk antara lain kesekretariatan, urusan pemerintah, urusan pembangunan dan urusan keuangan serta pembentukan badan permusyawaratan (Bamus) Nagari, Lembaga Adat Nagari (LAN) dan Kerapatan Adat Nagari (KAN).

Tahun 2015, Pemerintah melalui Kementrian dalam Negeri menerbitkan Peraturan Dalam Negeri nomor 84 tentang Struktur Organisasi Tata Kerja (SOTK) Pemerintah Desa. Dimana pada regulasi ini SOPN Nagari Sikabu-Kabu Tanjung Haro Padang Panjang yang ditetapkan melalui Peraturan Nagari harus direvisi menyesuaikan dengan peraturan yang ada.

Sehingga revisi Peraturan Nagari ini akan lebih menegaskan fungsi kewenangan Pemerintah Nagari berdasarkan bidang urusan yang diatur dalam Undang-Undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa. Adapun urusan yang diamanahkan dalam UU nomor 6 tahun 2014 tersebut adalah 1) Kesekretariatan yang mengurus tentang usaha dan umum, keuangan maupun perencanaan. 2) Pelaksana tekhnis yang mengatur tentang Pemerintahan, Kesejahteraan, Pelayanan. 3) Pelaksana Kewilayahan atau disebut Kepala Jorong selaku pembantu Wali Nagari.

Dengan ditetapkannya revisi Peraturan Nagari tentang SOTK Pemerintah Nagari diharapkan pelaksanakan fungsi tugas Wali Nagari dan Perangkat Nagari yang diamanahkan oleh UU nomor 6 tentang desa dapat mensinergikan program dan arah kebijakan pembangunan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat Nagari dan kualitas hidup manusia serta penanggulangan kemiskinan melalui pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana Nagari, pengembangan potensi ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan.

Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM)[sunting | sunting sumber]

Kader Pemberdayaan masyarakat merupakan mitra kerja Pemerintah Nagari dalam mensosialisasikan dan mengkampanyekan kebijakan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Pemerintah Nagari kepada masyarakat luas. Selain itu, kader pemberdayaan masyarakat ini juga dituntut untuk dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan Nagari seperti yang diamahkan pada Undang Undang.

Kedepan kelompok masyarakat yang tergabung pada Kelompok Usaha Ekonomi Produktif (KUEP), Kelompok Perempuan, Kelompok Tani, Kelompok Masyarakat Miskin, Kelompok Pengerajin, Kelompok Pemerhati dan Perlindungan Anak serta Kelompok Pemuda harus lebih diberdayakan sehingga pembangunan yang diciptakan bukan hanya berbentuk fisik semata melainkan juga turut membangun manusia yang ada

Jumlah masyarakat miskin yang menerima bantuan sosial PSKS dan Raskin
No Jorong Jumlah Jiwa Penerima Bantuan Sosial (Jiwa) %
1 Sikabu-Kabu 1148 107 9,32%
2 Lakuak Dama 763 52 6,82%
3 Bukik Kanduang 546 87 15,93%
4 Tanjung Haro Utara 1074 79 7,36%
5 Tanjung Haro Selatan 929 96 10,33%
6 Padang Panjang 1035 65 6,28%
Total 5495 486 8,84%

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g "Gambaran Umum Kondisi Nagari". Website Resmi Nagari Tanjung Haro Sikabu - kabu Padang Panjang (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2021-05-20.