Sri Jayabhupati
Sri Jayabhupati atau Prabu Detya Maharaja Sri Jayabhupati adalah Maharaja Sunda Galuh yang memerintah tahun 1030 - 1042 M, dalam Prasasti Sanghyang Tapak gelar abhisekanya Maharaja Sri Jayabhupati Jayamanahen Wisnumurti Samarawijaya Sakalabuwanamandaleswaranindita Haro Gowardhana Wikramottunggadewa merupakan raja kerajaan sunda ke-20, yang berkuasa dari tahun 1030-1042 M. Ia naik tahta menggantikan ayahnya Prabu Sanghyang Ageung (mp. 1019-1030 M).[1] Dalam Carita Parahiyangan Sri Jayabhupati sebut Prabu Datia Maharaja yang berkuasa di tanah sunda selama 12 tahun, dan di Galuh selama 7 tahun. Ayahnya Prabu Sanghyang Ageung (mp. 1019-1030 M), dan ibunya merupakan putri asal Sriwijaya, yang masih kerabat Raja Wura Wuri. Ayahnya, Prabu Sanghyang Ageung menikahkan Sri Jayabhupati dengan putri raja terakhir Dinasti Sanjaya, Raja Dharmawangsa Teguh.
Setelah ia meninggal, tahta jatuh ke anaknya yang bernama Prabu Darmaraja (1042-1065 M), atau dalam Naskah Carita Parahiyangan disebut Nu Hilang di Winduraja, yang menjadi raja sunda selama 23 tahun.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ https://abhiseva.id/sri-jayabupati-menantu-raja-dharmawangsa-dari-kerajaan-mataram-kuno/ diakses 16 Maret 2023