Sitz im Leben

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Seorang Yahudi Yaman pada waktu berdoa pagi, mengenakan tutup kepala kippah, syal sembahyang dan tefillin


Sitz im Leben adalah istilah yang digunakan oleh para peneliti Jerman dari aliran-aliran kritik bentuk, yang susah diterjemahkan ke dalam bahasa lain.[1][2]

Maksud dan tujuannya di sini adalah koneksi sosial, atau konteks hidup dimana dua cerita muncul.[2] Pokok-pokok tertentu di dalam Kitab Perjanjian Lama hanya dapat dipahami dengan menghubungkannya dengan kebudayaan dan kehidupan sosial Israel Kuno.[2] Sebelumnya, Pentateukh disusun dari bahan yang berasal dari sumber-sumber tertentu.[2] Bahan-bahan itu disampaikan dengan lisan, contohnya saja konteks peribadahan.[2] Hal inilah yang disebut dengan Sitz im Leben.[2] Ciri situasi masyarakat menentukan gaya dalam meneruskan berita tersebut.[2] Di dalam Tradisi Perjanjian Baru, orang-orang berupaya menghubungkan ucapan Yesus Kristus dengan Sitz im Leben Gereja Perdana.[2] Sitz im Leben Yesus itu sendiri yang menjadi tempat lahirnya ucapan-ucapan itu.[2]

Istilah ini sangat umum dipakai di dalam teologi.[1] Istilah ini pun dipakai untuk mengkritisi Alkitab. Salah satu model dalam proses Hermeneutik menggunakan Sitz im Leben.[1] Dengan mengetahui situasi dan kondisi teks pada waktu itu, pesan dapat ditemukan.[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d ed. Gene M. Tucker.1996.Form-Criticism of the Old Testament.Prophets and paradigms: essays in honor. Philadelphia.Fortress Press.113.
  2. ^ a b c d e f g h i W. R. F. Brown.2008.Kamus Alkitab.Jakarta.Gunung Mulia.416-417.