Singlar, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Singlar adalah suatu dusun yang terletak di wilayah desa Glagaharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dusun ini terletak di lereng gunung Merapi, di sebelah timur berbatasan dengan wilayah kabupaten Klaten.

Seperti dusun-dusun lain di sekitar lereng gunung Merapi ekonominya ditopang dari bidang pertanian dan peternakan. Pertanian yang dikembangkan di kawasan lereng Merapi masih sederhana, hasil produksinya pun masih sebatas untuk mencukupi kebutuhan sendiri dan selebihnya baru dijual ke pasar. Di bidang peternakan, sekitar 10 tahun belakangan banyak warga yang mulai beralih menjadi peternak sapi perah. Untuk memudahkan distribusi, pengadaan pakan dan bibit sapi, warga membentuk suatu koperasi kelompok peternak sapi "Sarono Makmur". Koperasi ternak ini menaungi lebih dari 15 desa dengan anggota lebih dari 500 anggota peternak. Susu sapi tersebut dipasok ke beberapa tempat, salah satunya PT Sari Husada.

Sejak pemberlakuan status "awas merapi" daerah-daerah dengan radius 10 km diungsikan, demikian pula dengan dusun singlar, lokasinya yang berjarak kurang lebih 9 km dari puncak merapi menjadikannya harus disterilkan. Erupsi merapi pada jumat dini hari tanggal 5 November 2010 menjadikan dusun ini porak-poranda. Sungai gendol sebagai jalur aliran lahar merapi meluap, membuat bangunan, pohon-pohonan disepanjang sungai gendol ikut terbakar. Nyaris separuh dari wilayah dusun Singlar terkubur abu vulkanik. Infrastruktur seperti jalan, sumber air, jaringan listrik rusak parah. Sapi yang selama ini menjadi nadi dari perekonomian warga mati diterjang awan panas atau terkubur abu vulkanik, hampir tidak ada yang tersisa. Rumah-rumah yang berjarak 500 meter dari tepi sungai gendol terkubur. Sepanjang mata memandang hanya hamparan abu putih. Sungai gendol yang sebelumnya menjadi batas antara wilayah Glagaharjo dengan wilayah Kepuharjo kini sudah tidak terlihat lagi.

Saat ini penduduk dusun Singlar tersebar di beberapa lokasi pengungsian, baik lokasi yang sudah disediakan pemerintah maupun rumah kerabat warga yang lokasinya aman dari ancaman bahaya merapi. Di antaranya lokasi pengungsian di stadion Maguwoharjo, Kampus-kampus yang dijadikan lokasi penampungan, dan beberapa tempat kerabat yang tersebar di Bantul, Klaten.

Bencana letusan merapi telah memisahkan keluarga, kerabat, menghentikan (sementara) denyut nadi perekonomian. Kondisi merapi yang masih labil menjadikan upaya recovery belum berjalan lancar. Efek syok yang dialami sebagian besar penduduk masih membayang. kondisi ini memerlukan pendampingan sehingga tidak berkepanjangan dan memupuskan semangat hidup mereka. Bagaimanapun juga bencana bukan untuk diratapi, tetapi kenyataan yang harus dihadapi untuk ke depan bisa diantisipasi atau diminimalkan dampaknya.