Sel batang (penglihatan)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Neuron: Sel batang
Sel batang - Gambar retina. Sel batang terlihat di sebelah kanan.
Gambar retina. Sel batang terlihat di sebelah kanan.
LokasiRetina
FungsiSel fotoreseptor untuk kondisi cahaya redup
Morfologiberbentuk batang
Pra-sinapsistidak ada
Paska-sinapsissel bipolar dan sel horisontal
ID NeuroLexsao1458938856

Sel batang (Inggris: rod cell) adalah Sel fotoreseptor di dalam retina yang dapat berfungsi pada kondisi cahaya yang redup. Sel batang berlawanan dengan sel kerucut. Pada umumnya terdapat sekitar 125 juta sel batang pada mata manusia.[1] Sel ini lebih sensitif dibandingkan dengan sel kerucut sehingga sel inilah yang bertanggung jawab terhadap penglihatan dalam gelap.

Struktur dan fungsi[sunting | sunting sumber]

Sel batang memiliki bentuk sedikit lebih lebar dari sel kerucut, namun keduanya memiliki struktur dasar yang sama. Bagian pigmen ada di sebelah luar, terletak di jaringan epitel membentuk homeostasis sel. Pada ujung jaringan epitel ini terdapat banyak cakram bertumpuk. Sel batang memiliki daerah pigmen visual yang luas, sehingga memiliki kemampuan menyerap cahaya dengan baik. Karena sel batang hanya memiliki satu jenis yang sensitif terhadap cahaya, (sel kerucut memiliki tiga jenis pigmen atau lebih) sehingga sel batang tidak bisa membedakan warna.

Sensitivitas[sunting | sunting sumber]

Sel batang cukup sensitif untuk merespon seberkas foton,[2] dan sensitivitasnya kira-kira 100 kali dibanding sel kerucut.

Panjang gelombang responsivitas sel batang (kurva berwarna abu-abu) dibanding ketiga jenis sel kerucut.[3]

Sel batang juga bereaksi lebih lambat dibanding sel kerucut, rangsangan yang diterima akan di proses dalam waktu lebih dari 100 milidetik, sehingga walaupun sel batang lebih sensitif terhadap cahaya yang redup, namun sel batang kurang mampu mendeteksi objek yang bergerak cepat.[4]

Percobaan yang dilakukan George wald]] menunjukkan bahwa sel batang paling sensitif pada panjang gelombang cahaya sekitar 498 nm (hijau-biru), dan tidak sensitif pada panjang gelombang lebih dari 640 nm (merah). Hal ini yang menjelaskan efek purkinje, saat cahaya meredup menjadi temaram, sel batang mengambil alih, dan sebelum warna objek benar benar hilang, puncak sensitifitas penglihatan beralih ke puncak sensitifitas sel batang (hijau-biru).

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Curcio, C. A., K. R. Sloan, et al. (1990). "Human photoreceptor topography." The Journal of Comparative Neurology 292(4): 497-523.
  2. ^ Okawa, Haruhisa. "Optimization of Single-Photon Response Transmission at the Rod-to-Rod Bipolar Synapse". Physiology. Int. Union Physiol. Sci./Am. Physiol. Soc. 22 (4): 279–286. doi:10.1152/physiol.00007.2007. 
  3. ^ Bowmaker J.K. and Dartnall H.J.A. (1980). "Visual pigments of rods and cones in a human retina". J. Physiol. 298: 501–511. PMC 1279132alt=Dapat diakses gratis. PMID 7359434. 
  4. ^ Kandel E.R., Schwartz, J.H., Jessell, T.M. (2000). Principles of Neural Science, 4th ed., pp.507-513. McGraw-Hill, New York.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]