Lompat ke isi

Sejarah orang Yahudi di Kekaisaran Romawi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Figur pria suci dari lukisan dinding abad ke-3 di sinagoge Dura-Europos

Sejarah orang Yahudi di Kekaisaran Romawi bermula pada interaksi bangsa Yahudi dan bangsa Romawi pada periode Kekaisaran Romawi (27 SM – 476 M). Budaya mereka mulai saling tumpang tindih berabad-abad sebelum Masehi. Yahudi, sebagai bagian dari diaspora Yahudi, bermigrasi ke Roma dan Eropa Roma dari Palestina, Asia Minor, Babilonia dan Aleksandria sebagai akibat dari kesulitan ekonomi dan peperangan di Palestina antara kekaisaran Ptolemaik dan Seleucid. Di Roma, komunitas Yahudi menikmati hak dan perkembangan ekonomi, menjadikannya bagian siginifikan dari penduduk Kekaisaran tersebut (yang meliputi sepuluh persen).[1]

Jenderal Romawi Pompey dalam kampanye timurnya mendirikan provinsi Romawi Siria pada 64 SM dan menaklukan Yerusalem pada 63 SM. Julius Caesar menaklukan Aleksandria pada ca 47 SM dan mengalahkan Pompey pada 45 SM. Dibawah pemerintahan Julius Caesar, Yudaisme secara resmi diakui sebagai agama yang sah, sebuah kebijakan yang diikuti oleh kaisar Romawi pertama, Augustus. Herodes Agung dirancang menjadi ‘Raja Yahudi’ oleh Senat Romawi pada ca 40 SM, provinsi Romawi Mesir didirikan pada 30 SM, dan wilayah Yudea, Samaria dan Idumea (dalam Alkitab disebut Edom) dikonversi menjadi provinsi Romawi Iudaea pada 6 Masehi. ketegangan Yahudi-Romawi mengakibatkan beberapa peperangan Yahudi-Romawi, 66-135 Masehi, yang mengakibatkan penghancuran Yerusalem dan Bait Allah Kedua dan pengeluaran Pajak Yahudi pada tahun 70 Masehi dan upaya Hadrian untuk membentuk sebuah koloni Romawi baru yang bernama Aelia Capitolina ca 130.

Pada masa tersebut Kekristenan berkembang dari Yudaisme Bait Allah Kedua. Pada 313, Konstantinus dan Licinius mengeluarkan Maklumat Milano memberikan pengakuan resmi kepada agama Kristen sebagai agama yang sah. Konstantinus Agung memindahkan ibu kota Romawi dari Roma ke Konstantinopel (‘Roma Baru’) pada ca 330, yang terkadang dianggap sebagai awal dari Kekaisaran Bizantium, dan dengan Maklumat Tesalonika pada 380, agama Kristen menjadi gereja negara Kekaisaran Romawi. Kaisar-kaisar Kristen menganiaya subyek-subyek Yahudi mereka dan menarik hak-hak mereka.[1]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ a b Barraclough, Geoffrey, ed. (1981) [1978]. Spectrum–Times Atlas van de Wereldgeschiedenis. Het Spectrum. hlm. 102–103.  (Belanda)

Bacaan tambahan

[sunting | sunting sumber]