Rubidium oksida

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Rubidium oksida
Nama
Nama IUPAC
Rubidium oksida
Nama lain
Rubidium(I) oksida
Dirubidium oksida
Penanda
3DMet {{{3DMet}}}
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
Sifat
Rb2O
Massa molar 186.94 g/moL
Penampilan Padat kuning
Densitas 4 g/cm3
Titik lebur >500 °C
Bereaksi keras dan menghasilkan RbOH
+1527.0·10−6 cm3/mol
Struktur
Antifluorit (kubik), cF12
Fm3m, No. 225
Tetrahedral (Rb+); cubic (O2−)
Bahaya
Bahaya utama Korosif, bereaksi keras dengan air
Titik nyala Tidak mudah terbakar
Senyawa terkait
Kation lainnya
Litium oksida
Natrium oksida
Kalium oksida
Sesium oksida
Related
Rubidium suboksida
Rubidium peroksida
Rubidium superoksida
Senyawa terkait
Rubidium hidroksida
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
YaY verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Rubidium oksida adalah senyawa kimia dengan rumus Rb2O. Rubidium oksida sangat reaktif dengan air, sehingga senyawa ini diperkirakan tidak terdapat di alam. Kandungan rubidium di dalam mineral sering dihitung dan dikutip dalam bentuk Rb2O. Nyatanya, rubidium biasanya ada sebagai unsur (atau ketidakmurnian dalam) silikat atau aluminosilikat.

Rb2O merupakan senyawa padat yang berwarna kuning.

Reaksi[sunting | sunting sumber]

Seperti oksida logam alkali lainnya, Rb2O merupakan basa yang kuat. Maka dari itu, Rb2O jika bersentuhan dengan air akan mengalami reaksi eksotermik yang membentuk rubidium hidroksida.

Rb2O + H2O → 2 RbOH

Rb2O amat reaktif dengan air, sehingga senyawa ini dianggap higroskopik. Jika dipanaskan, Rb2O bereaksi dengan hidrogen dan membentuk rubidium hidroksida dan rubidium hidrida:[1]

Rb2O + H2 → RbOH + RbH

Pembuatan[sunting | sunting sumber]

Seperti oksida logam alkali lainnya,[2] cara pembuatan Rb2O yang terbaik bukan dengan mengoksidasi logamnya, tetapi dengan mereduksi rubidium nitrat:

10 Rb + 2 RbNO3 → 6 Rb2O + N2

Cara lain adalah dengan mereduksi ion hidrogen di dalam rubidium hidroksida dengan menggunakan logam rubidium:

2 Rb + 2 RbOH → 2 Rb2O + H2

Selain itu, jika logam rubidium dioksigenasi, hasilnya adalah RbO2:

Rb + O2 → RbO2

Rubidium superoksida lalu dapat direduksi menjadi Rb2O dengan menggunakan kelebihan logam rubidium:

3 Rb + RbO2 → 2 Rb2O

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Nechamkin, Howard (1968). The chemistry of the elements. New York: McGraw-Hill. hlm. 34. 
  2. ^ Holleman, A.F.; Wiberg, E., ed. (2001). Inorganic Chemistry. San Diego: Academic Press. ISBN 978-0-12-352651-9. 

Bacaan lanjut[sunting | sunting sumber]

  • "Rubidium Oxide". DiracDelta.co.uk science and engineering encyclopedia. Dirac Delta Consultants. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 December 2011. Diakses tanggal 16 November 2011. 
  • "Rubidium compounds: dirubidium oxide". WebElements: the periodic table on the web. WebElements. Diakses tanggal 16 November 2011. 
  • "Rubidium Oxide". fishersci.com. Thermo Fisher Scientific. Diarsipkan dari versi asli tanggal 18 April 2012. Diakses tanggal 16 November 2011.