Rubidium oksida
| Nama | |
|---|---|
| Nama IUPAC
Rubidium oksida
| |
| Nama lain
Rubidium(I) oksida
Dirubidium oksida | |
| Penanda | |
Model 3D (JSmol)
|
|
| ChemSpider | |
| Nomor EC | |
PubChem CID
|
|
| Nomor RTECS | {{{value}}} |
CompTox Dashboard (EPA)
|
|
| |
| |
| Sifat | |
| Rb2O | |
| Massa molar | 186,94 g/mol |
| Penampilan | Padatan kuning |
| Densitas | 4 g/cm3 |
| Titik lebur | >500 °C |
| Bereaksi menghasilkan RbOH | |
| +1527,0·10−6 cm3/mol | |
| Struktur | |
| Antifluorit (kubik), cF12 | |
| Fm3m, No. 225 | |
| Tetrahedral (Rb+); kubik (O2−) | |
| Bahaya | |
| Bahaya utama | Korosif, bereaksi keras dengan air |
| Titik nyala | Tak mudah terbakar |
| Senyawa terkait | |
Anion lain
|
Rubidium sulfida Rubidium selenida Rubidium telurida Rubidium polonida |
Kation lainnya
|
Litium oksida Natrium oksida Kalium oksida Sesium oksida |
| Rubidium suboksida Rubidium peroksida Rubidium seskuioksida Rubidium superoksida Rubidium ozonida | |
Senyawa terkait
|
Rubidium hidroksida |
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa). | |
| Referensi | |
Rubidium oksida adalah sebuah senyawa anorganik dengan rumus kimia Rb2O. Rubidium oksida sangat reaktif terhadap air, sehingga senyawa ini diperkirakan tidak terdapat di alam. Kandungan rubidium dalam mineral sering dihitung dan dikutip dalam bentuk Rb2O. Pada kenyataannya, rubidium biasanya hadir sebagai komponen (sebenarnya, pengotor dalam) silikat atau aluminosilikat. Sumber utama rubidium adalah lepidolit, KLi2Al(Al,Si)3O10(F,OH)2, di mana Rb terkadang menggantikan K.
Rb2O adalah padatan berwarna kuning. Spesies terkait Na2O, K2O, dan Cs2O masing-masing tidak memiliki warna, berwarna kuning pucat, dan berwarna jingga.
Oksida logam alkali M2O (M = Li, Na, K, Rb) mengkristal dalam struktur antifluorit. Dalam motif antifluorit, posisi anion dan kation terbalik relatif terhadap posisinya dalam CaF2, dengan ion rubidium berkoordinat 4 (tetrahedral) dan ion oksida berkoordinat 8 (kubik).[1]
Sifat
[sunting | sunting sumber]Seperti oksida logam alkali lainnya, Rb2O adalah basa kuat. Maka dari itu, Rb2O akan bereaksi secara eksotermis dengan air untuk membentuk rubidium hidroksida.
- Rb2O + H2O → 2 RbOH
Rb2O sangat reaktif terhadap air sehingga dianggap higroskopis. Jika dipanaskan, Rb2O akan bereaksi dengan hidrogen menjadi rubidium hidroksida dan rubidium hidrida:[2]
- Rb2O + H2 → RbOH + RbH
Sintesis
[sunting | sunting sumber]Untuk penggunaan laboratorium, rubidium hidroksida biasanya digunakan sebagai pengganti rubidium oksida. Rubidium hidroksida dapat dibeli dengan harga sekitar US$5/g (2006). Rubidium hidroksida lebih berguna karena kurang reaktif terhadap kelembapan atmosfer dan lebih murah daripada rubidium oksida.
Seperti kebanyakan oksida logam alkali,[3] sintesis terbaik untuk Rb2O tidak memerlukan oksidasi logamnya, melainkan reduksi nitrat anhidratnya:
- 10 Rb + 2 RbNO3 → 6 Rb2O + N2
Seperti halnya hidroksida logam alkali, rubidium hidroksida tidak dapat didehidrasi menjadi rubidium oksida. Sebaliknya, rubidium hidroksida dapat diurai menjadi rubidium oksida (melalui reduksi ion hidrogen) menggunakan logam Rb:
- 2 Rb + 2 RbOH → 2 Rb2O + H2
Logam Rb akan bereaksi dengan O2, seperti yang ditunjukkan oleh kecenderungannya untuk cepat mengusam di udara. Proses pengusaman ini relatif berwarna karena berlangsung melalui Rb6O yang berwarna perunggu dan Rb9O2 yang berwarna tembaga.[4] Suboksida rubidium yang telah dikarakterisasi melalui kristalografi sinar-X meliputi Rb9O2 dan Rb6O, serta suboksida campuran Cs-Rb Cs11O3Rbn (n = 1, 2, 3).[5]
Produk akhir dari oksigenasi Rb biasanya adalah RbO2, rubidium superoksida:
- Rb + O2 → RbO2
Superoksida ini kemudian dapat direduksi menjadi Rb2O menggunakan logam Rb berlebih:
- 3 Rb + RbO2 → 2 Rb2O
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Wells, Alexander Frank (1984). Structural Inorganic Chemistry (Edisi 5). Oxford: Clarendon Press. ISBN 978-0-19-855370-0.
- ^ Nechamkin, Howard (1968). The chemistry of the elements. New York: McGraw-Hill. hlm. 34.
- ^ Holleman, A.F.; Wiberg, E., ed. (2001). Inorganic Chemistry. San Diego: Academic Press. ISBN 978-0-12-352651-9.
- ^ Holleman, A.F.; Wiberg, E., ed. (2001). Inorganic Chemistry. San Diego: Academic Press. ISBN 978-0-12-352651-9.
- ^ Simon, A. (1997). "Group 1 and 2 suboxides and subnitrides — Metals with atomic size holes and tunnels". Coordination Chemistry Reviews. 163: 253–270. doi:10.1016/S0010-8545(97)00013-1.
Bacaan lebih lanjut
[sunting | sunting sumber]- "Rubidium Oxide". DiracDelta.co.uk science and engineering encyclopedia. Dirac Delta Consultants. Diarsipkan dari asli tanggal 11 Desember 2011. Diakses tanggal 29 Juni 2025.
- "Rubidium compounds: dirubidium oxide". WebElements: the periodic table on the web. WebElements. Diakses tanggal 29 Juni 2025.
- "Rubidium Oxide". fishersci.com. Thermo Fisher Scientific. Diarsipkan dari asli tanggal 18 April 2012. Diakses tanggal 29 Juni 2025.