Ranting palma

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Ranting Palma karya William-Adolphe Bouguereau (1825–1905), potret seorang wanita yang tak teridentifikasi berbusana kuno

Ranting palma adalah sebuah simbol kemenangan, keberhasilan, perdamaian, dan kehidupan abadi yang bermula di Timur Dekat kuno dan dunia Mediterania. Palma (Phoenix) disakralkan dalam agama-agama Mesopotamia, dan mewakili keabadian di Mesir kuno. Dalam Agama Yahudi, lulav, sebuah daun tertutup dari pohon kurma adalah bagian dari perayaan Sukkot. Ranting palma dianugerahkan kepada para atlet yang meraih kemenangan di Yunani kuno, dan daun tertutup palma atau pohon itu sendiri adalah salah satu atribut paling umum dari personifikasi kemenangan di Romawi kuno.

Dalam Agama Kristen, ranting palma diasosiasikan dengan penyambutan Yesus pada Minggu Palma. Menurut injil Yohanes, "mereka memegang ranting-ranting palma dan kemudian menemui-Nya" (12:13 HCSB). Selain itu, palma memiliki arti dalam ikonografi Kristen, mewakili kemenangan, terutama kemenangan roh atau daging seperti yang disebutkan dalam Wahyu 7:9.

Karena kemenangan menandakan akhir konflik atau persaingan, palma berkembang menjadi lambang perdamaian, sebuah arti yang diyakini dalam Islam,[1] dimana ranting palma seringkali dikaitkan dengan sorgawi.

Palma tampil pada banyak bendera atau segel yang mewakili negara atau tempat lain, dengan ranting kelapa diasosiasikan dengan daerah tropis.

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Nigosian, Solomon A. (2004). Islam: Its History, Teaching, and Practices. Indiana University Press. hlm. 124. ISBN 978-0253216274. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]