Pura Masceti Tegallalang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pura Mascéti Tegallalang merupakan sebuah pura yang terletak di Desa Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali tepatnya di sebelah timur Pura Desa dan Pura Puseh Desa Adat Tegallalang. Pura ini merupakan pura yang berkaitan dengan sistem irigasi subak serta tergolong ke dalam jenis pura swagina atau pura berdasarkan profesi. Profesi yang dimaksud adalah profesi yang berkaitan dengan irigasi dan sawah seperti petani, pekaséh, dan lain sebagainya. Pura ini menjadi tempat para petani untuk memohon agar semua yang ditanam di sawah berhasil serta dijauhkan dari hama.

Sebagai salah satu pura yang berkaitan dengan sistem irigasi subak, Pura Mascéti Tegallalang secara langsung dijaga atau dipelihara oleh warga subak. Subak tersebut, yaitu Subak Sukabaya, Subak Langkih, Subak Umadalem, Subak Telunayah, dan Subak Kraman. Kelima subak ini kemudian bergabung menjadi satu yang dikenal dengan nama Subak Gedé Langkih Tegallalang.

Upacara[sunting | sunting sumber]

Upacara atau odalan di Pura Mascéti Tegallalang dilaksanakan setiap purnama bulan kesepuluh (sekitar buan April) dalam perhitungan kalender Bali atau sekitar 420 hari sekali. Menurut penuturan Kelihan Subak (Ketua Subak) pelaksana upacara di Pura Mascéti Tegallalang diselenggarakan secara bergilir antar satu subak dengan subak yang lain. Pada tahun 2020 di Pura Mascéti Tegallalang diselenggarakan upacara atau odalan yang memiliki tingkatan paling utama dan dikenal dengan nama Karya Padudusan Agung. Upacara ini umumnya dilaksanakan setiap 25 tahun hingga 50 tahun sekali. Dalam konteks pelaksanaan upacara besar seperti Karya Padudusan Agung pelaksana upacara selain warga subak dari lima subak yang ada juga dibantu oleh warga Desa Adat Tegallalang secara keseluruhan.

Bangunan Suci[sunting | sunting sumber]

Bangunan suci yang berada di Pura Mascéti Tegallalang dibangun berdasarkan konsep Tri Mandala yakni Utama Mandala (bagian utama pura), Madya Mandala (bagian tengah pura), serta Nista Mandala (bagian terluar pura). Pada bagian Utama Mandala terdapat beberapa bangunan suci dengan fungsinya masing-masing seperti balai pelik, bangunan gedong panyimpenan, bangunan meru tumpang telu, dan lain sebagainya.