Portofolio Inovasi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Portofolio inovasi adalah salah satu bagian penting dalam proses Manajemen Inovasi. Portofolio inovasi merupakan sekumpulan data dari hasil dan/atau pengembangan suatu pengetahuan, keterampilan dan penglaman yang nantinya akan dievaluasi untuk menciptakan atau mengembangkan produk (barang dan/atau jasa), atau sistem baru. Dalam prosesnya, produk dan/atau sistem yang dimiliki harus mencakup spektrum inovasi: seperti core, adjacent dan transformasional. Tujuannya adalah untuk mengelola risiko yang melekat dalam inovasi sambil mengoptimalkan hasil yang dicapai oleh investasi inovasi[1]

Inti[sunting | sunting sumber]

Portofolio pertama adalah Inti (Core). Sebuah proses optimalisasi produk dan/atau sistem yang sudah dimiliki untuk dapat dikembangkan dan kemudian dipasarkan kembali. Seperti misalnya dapat memberikan kesan baru pada kemasan, formulasi yang lebih ringan, serta menambah kenyamanan melalui layanan yang diberikan.

Berdekatan[sunting | sunting sumber]

Portofolio kedua adalah Berdekatan (Adjacent), dimana tujuan dari poin ini adalah agar perusahaan dapat memperluas pasar dengan melihat pasar terdekat yang memiliki core yang sama. Sehingga dapat memperluas bisnis ke bisnis baru. Contohnya seperti menawarkan produk mengikuti tren teknologi yang sudah ada.

Transformasional[sunting | sunting sumber]

Portofolio ketiga yaitu Transformasional, di mana perusahaan mengembangkan terobosan dan menciptakan hal-hal yang belum ada di pasaran. Namun, perusahaan harus berhati-hati dalam mengambil keputusan. Karena, berinovasi tidaklah murah dan tidak juga mahal. Perusahaan harus bisa memastikan prioritas yang harus dilakukan terlebih dulu.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Morris, Langdon (Februari 2010). "Managing Innovation Portfolios" (PDF). An InnovationLabs White Paper. 3: 3. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]