Lompat ke isi

Peta Hijau

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Peta Hijau (bahasa Inggris: Green Map) adalah peta tematik yang menampilkan keterkaitan antara masyarakat dengan lingkungan. Sistem peta hijau adalah kerja sama global yang memungkinkan masyarakat di mana pun untuk membuat peta hijau yang bersifat lokal.

Tujuan pembuatan peta hijau

[sunting | sunting sumber]
  1. Menciptakan cara pandang baru bagi warga kota untuk menemukan cara yang berbeda menikmati hidup di perkotaan
  2. Memandu wisatawan – terutama yang suka berpetualang – ke tempat-tempat istimewa bernuansa hijau yang dapat mereka rasakan sehingga mereka ingin menirunya di tempat tinggal mereka sendiri
  3. Sebagai sarana untuk menumbuhkan budaya tertib
  4. Membantu warga dan pendatang dalam menjelajahi dan mengenali suatu kota
  5. Menunjukkan kepada masyarakat tempat-tempat untuk berperilaku sosial yang bertanggung jawab, pilihan harian yang berkelanjutan, kaya secara budaya, sadar ekologi, dan hubungan yang lebih kuat dengan beragam komunitas di seluruh dunia

Ikon-ikon peta hijau

[sunting | sunting sumber]

Peta hijau menandai potensi alam dan budaya suatu kawasan. Penandaan atau pemetaan dilakukan dengan penggunaan bahasa komunikasi visual sistem ikon Green Map. Sistem ikon Green Map didesain bersama untuk mengidentifikasi suatu daerah dan fenomena yang memiliki potensi sumber daya alam dan kebudayaan di setiap peta hijau yang diterbitkan, baik yang bersifat positif dan negatif. Ikon ini merupakan sebuah metode komunikasi dengan cara yang berbeda kepada masyarakat umum. Definisi setiap ikon telah ditentukan sebelumnya, tetapi pemeta lokal mendapat izin untuk mendefinisikan secara tepat dan membuat [ikon lokal][1] Diarsipkan 2016-04-13 di Wayback Machine. baru yang relevan dengan situasi dan kondisi yang terdapat di lapangan. Ikon Green Map tidak hanya dibentuk dalam gambar, melainkan juga didigitalisasi menjadi sebuah tulisan, sehingga dapat digunakan dalam berbagai jenis perangkat lunak yang ada pada komputer.

Kategorisasi ikon peta hijau

[sunting | sunting sumber]

Hingga saat ini, ikon berjumlah 125 buah dan bersifat universal di setiap negara. 125 ikon Green Map ini dibagi menjadi 11 kategori, yaitu:

  1. Economic Development
  2. Culture and Design
  3. Information
  4. Renewable Resources
  5. Infrastructure
  6. Nature: Land and Water
  7. Nature: Flora
  8. Nature: Fauna
  9. Mobility
  10. Toxic Hot Spot/Pollution Sources
  11. Miscellaneous

Langkah-langkah pembuatan peta hijau

[sunting | sunting sumber]
  1. Membentuk tim inti
    • Tentukan bentuk peta hijau
    • Tetapkan sasaran pengguna peta hijau
    • Siapkan peta dasar lokasi
    • Daftarkan proyek peta hijau ke green map system
    • Mencari peluang untuk mendapat dukungan dana
  2. Rekruitmen relawan
  3. Penggalian dana
  4. Kompilasi data
  5. Desain dan cetak
  6. Peluncuran
  7. Distribusi
  8. Evaluasi

Peta hijau yang telah diterbitkan di Indonesia

[sunting | sunting sumber]
  • Desember 2001-Peta Hijau Kemang: dibuat oleh [aikon!]
  • 2002-Peta Hijau Jeron Beteng, Jogjakarta: dibuat oleh Greenmapper Jogja, Jogja Heritage Society, Center for Heritage Conservation Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada, [aikon!], Senthir, Yayasan Dian Desa, Ausheritage
  • 2002-Peta Hijau Kemang, Kebayoran Baru, dan ruang terbuka hijau Jakarta: dibuat oleh [aikon!], Kelompok Arsitektur Lansekap Indonesia, the World Bank, Triaco, i.d. visi, QB World
  • 2003-Peta Hijau Malioboro: dibuat oleh Jogja Youth Greenmapper, Yayasan Dian Desa, Bapedalda D.I. Yogyakarta, Community Involvement in Urban Development, KAPIJJA-21, Jogja Heritage Society, Kutilang Bird Watching Society, DKKP Yogyakarta, YUDP, Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Srengene, Kerabat Kota Yogya
  • 2003-Peta Hijau Menteng: dibuat oleh Greenmappers Jakarta, Tim Peta Hijau Menteng, Tim Peta Hijau Sungai Ciliwung, Goethe-Institut Inter Nationes, Sari Madjid, MALIBI, Kompas Cyber Media, Majalah Motor, Manunggal Bhawana Institut Teknologi Indonesia, Mulyono, Majalah TopGear Indonesia, Ruang Rupa, Lisa Bona, Toko Buku Aksara
  • 2003-Peta Hijau Ratu Boko: dibuat oleh Panitia dan peserta Giat Bakti Peduli Cagar Budaya Raimuna Nasional 2003, Greenmapper Jogja, PT Taman Wisata Unit Ratu Boko
  • 2004-Peta Hijau Parang Tritis: dibuat oleh COMBAT, Greenmapper Jogja, Carpe Diem Community, RISAS Science Club, KAPPALA, FOMPAS, Bapedalda D.I. Yogyakarta, Pemerintah Kabupaten Bantul
  • 2004-Peta Hijau Saujana Budaya Jeron Beteng: dibuat oleh Greenmapper Jogja, Jogja Heritage Society, Karang Taruna Kecamatan Keraton Yogyakarta, Press-Culture-Education Royal Netherlands Embassy
  • 2004-Peta Hijau Saujana Budaya Kota Baru: dibuat oleh Greenmapper Jogja, Jogja Heritage Society, Press-Culture-Education Royal Netherlands Embassy
  • 2004-Peta Hijau Saujana Budaya Kota Gede: dibuat oleh Greenmapper Jogja, Yayasan Kanthil Kotagede, Jogja Heritage Society, Masyarakat Kotagede
  • 2004-Peta Hijau Citarum: dibuat oleh Tim Green Map Citarum, Masyarakat DAS Citarum
  • 2004-Peta Hijau Dieng: dibuat oleh Jajang Agus Sonjaya, Greenmapper Jogja
  • 2005-Peta Hijau Braga: dibuat oleh Tim Green Map Bandung
  • 2005-Peta Hijau Bukittinggi: dibuat oleh Tim Green Map Bukittinggi, MALIBI, Hotel Novotel Coralia, Toko Buku Aksara
  • 2005-Peta Hijau Buton: dibuat oleh Pusat Kajian Indonesia Timur (PusKIT) universitas Hasanuddin Makassar, Komunitas Pusaka Buton, Dinas Pariwisata Kota Bau Bau, The Japan Foundation, The Embassy of Netherlands, Masyarakat Benteng Wolio
  • 2005-Peta Hijau Jakarta Kota: dibuat oleh Tim Green Map Jakarta Kota, Jakarta Oldtown Kotaku, Radio 68H Jakarta, PT Megah Nurindo Pratama, Toko Buku Aksara
  • 2005-Peta Hijau Mandala Borobudur: dibuat oleh Greenmapper Jogja 2642 & Jakarta, Jaringan Kerja Pariwisata Borobudur, Center for Heritage Conservation Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
  • 2006-Peta Hijau Meuraxa, Jaya Baru, Peukan Bada: dibuat oleh MISEREOR, JUB-UPLINK
  • 2006-Peta Hijau Kenangan Tsunami Banda Aceh: dibuat oleh Komunitas Peta Hijau Aceh (Laboratorium Perencanaan Kota Jurusan Arsitektur Universitas Syiah Kuala), Goethe-Institut

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  • Peta Hijau Menteng, 2003, Greenmappers.
  • Peta Hijau Kemang, Kebayoran Baru, dan ruang terbuka hijau Jakarta, 2002, Greenmappers
  • A.Benedict, Mark, Edward McMahon, dan Conservation Fund. Green Infrastructure: Linking Landscapes and Communities. Island Press. 2006.
  • Arsyad, Sitanala, Ernan Rustiadi. Penyelamatan Tanah, Air, dan Lingkungan. Bogor: Yayasan Obor Indonesia. 2008
  • C. Barlow, Connie. Green Space, Green Time: The Way of Science. New York: Springer. 1997.
  • Horas Tombang Siahaan, Nommy. Hukum Lingkungan dan Ekologi Pembangunan. Jakarta: Erlangga. 2004
  • Kusumawijaya, Marco. Jakarta: Metropolis Tunggang Langgang. Jakarta: Gagas Media. 2004.
  • Supriatna, Jatna. Melestarikan alam Indonesia. Bogor: Yayasan Obor Indonesia. 2008.
  • Organisation for Economic Co-operation and Development. Environmental Performance Reviews. OECD Publishing. 2002.
  • Kusuma Devi, Mellysa. Keberadaan Green Map di Indonesia. Jakarta, 2005.

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]