Menopause

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Perimenopause)
Menopause
estrogen estrone. Di kalangan perempuan pasca-menopause, estrone lebih banyak daripada estradiol.
Informasi umum
Nama lainMati Haid
SpesialisasiGinekologi Sunting ini di Wikidata

Menopause atau mati haid adalah masa berhentinya siklus menstruasi secara biologis yang berkaitan dengan perempuan berusia lanjut, terjadi pada usia sekitar 51 tahun.[1] Menopause bukan penyakit atau kelainan.[2] Seorang wanita yang mengalami menopause alamiah sama sekali tidak dapat mengetahui saat menstruasi tertentu benar-benar merupakan menstruasinya yang terakhir sampai satu tahun berlalu. Menopause kadang-kadang disebut sebagai perubahan kehidupan. Kondisi ini juga ditemukan di beberapa spesies lain yang mengalami siklus seperti itu, seperti monyet rhesus[3] dan sejumlah cetacean.[4]

Ketika seorang wanita akan mengalami menopause, siklus dapat terjadi dalam waktu-waktu yang tidak menentu dan bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Pada usia empat puluh tahun, beberapa perubahan hormon yang disebut juga dengan pra-menopause mulai terjadi. Penelitian telah membuktikan, bahwa pada usia empat puluh tahun banyak wanita telah mengalami perubahan-perubahan pada kepadatan tulang dan pada usia empat puluh empat tahun banyak yang jumlah menstruasinya menjadi lebih sedikit atau lebih pendek waktunya dibanding biasanya, atau malah lebih banyak dan/atau lebih lama. Sekitar 80% wanita mulai mengalami ketidakteraturan siklus menstruasi. Kenyataannya, hanya sekitar 10% wanita berhenti menstruasi tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya. Dalam suatu kajian yang melibatkan lebih dari 2.700 wanita, kebanyakan di antara mereka mengalami transisi pra-menopause yang berlangsung antara dua hingga delapan tahun.

Kecuali bagi seseorang yang mengalami menopause secara tiba-tiba akibat operasi atau perawatan medis, pra-menopase dapat dianggap sebagai akhir dari suatu proses yang awalnya dimulai ketika seorang perempuan pertama kali mengalami menstruasi. Periode menstruasi pertama itu biasanya diikuti dengan lima atau tujuh tahun siklus yang relatif panjang, tidak teratur dan sering tidak disertai pembentukan sel telur. Akhirnya pada akhir usia belasan atau awal dua puluhan, masa siklus menjadi lebih pendek dan lebih teratur ketika wanita mencapai usia subur puncak, yang berlangsung selama kira-kira dua puluh tahun.

Pada usia empat puluhan, siklus mulai memanjang lagi. Meskipun kebanyakan orang cenderung percaya bahwa dua puluh delapan hari merupakan panjang siklus yang normal, penelitian telah membuktikan bahwa hanya 12,4% wanita benar-benar mempunyai siklus dua puluh delapan hari dan 20% dari semua wanita mengalami siklus yang tidak teratur.

Penyebab Perubahan Hormon Menopause[sunting | sunting sumber]

Dua hingga delapan tahun sebelum menopause, banyak wanita menjadi tak teratur ovulasinya. Selama tahun-tahun tersebut, folikel indung telur (kantung indung telur), yang mematangkan telur setiap bulan, akan mengalami tingkat kerusakan yang semakin cepat hingga pasokan folikel itu akhirnya habis. Penelitian menunjukkan bahwa percepatan rusaknya folikel ini dimulai sekitar usia tiga puluh tujuh atau tiga puluh delapan. Inhibin, zat yang dihasilkan dalam indung telur, juga semakin berkurang sehingga mengakibatkan meningkatnya kadar FSH (Follicle Stimulating Hormone - hormon perangsang folikel yang dihasilkan hipofisis). Bertolak belakang dengan keyakinan umum, kadar estrogen perempuan sering relatif stabil atau bahkan meningkat pada masa pra-menopause. Kadar itu tidak berkurang selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi terakhir. Sebelum menopause, estrogen utama yang dihasilkan tubuh seorang wanita adalah estradiol. Namun, selama pra-menopause, tubuh wanita mulai menghasilkan lebih banyak estrogen dari jenis yang berbeda, yang dinamakan estron, yang dihasilkan di dalam indung telur maupun dalam lemak tubuh.

Kadar testosteron biasanya tidak turun secara nyata selama pra-menopause. Kenyataannya, indung telur pasca-menopause dari kebanyakan wanita (tetapi tidak semua wanita) mengeluarkan testosteron lebih banyak daripada indung telur pra-menopause. Sebaliknya, kadar progesteron benar-benar mulai menurun selama pra-menopause, bahkan jauh sebelum terjadinya perubahan-perubahan pada estrogen atau testosteron dan ini merupakan hal yang paling penting bagi kebanyakan wanita. Meskipun reproduksi tidak lagi merupakan tujuan, hormon-hormon reproduksi tetap memegang peran yang penting, yaitu peran-peran yang dapat meningkatkan kesehatan dan tidak ada kaitannya dengan melahirkan bayi. Hal ini dapat dilihat dalam kenyataan bahwa reseptor hormon steroid terdapat dalam hampir semua organ tubuh perempuan. Estrogen dan androgen (seperti halnya testosteron) adalah penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat serta jaringan vagina dan saluran kencing yang lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan lapisan kolagen yang sehat pada kulit. Perubahan hormon ini juga berpengaruh pada mineralisasi pada tulang. Estrogen berpengaruh pada mineralisasi tulang dengan pengaktifan osteoklas sehingga penurunan kadar estrogen pada wanita menopause akan menurunkan densitas tulang.

Gejala Menopause[sunting | sunting sumber]

Gejala umum yang terjadi pada menopause antara lain pendarahan berat atau tidak teratur, tubuh dan wajah terasa hangat, banyak mengeluarkan keringat saat tidur, suasana hati di titik rendah, vagina kering, masalah pada sistem saluran kencing, dan sulit berkonsentrasi dan mengingat sesuatu disebut dengan kabut otak (brain fog), nyeri sendi dan kulit kering. [1][2]

Perawatan Mengurangi Gejala Menopause[sunting | sunting sumber]

Perawatan mengurangi gejala menopause dilakukan dengan terapi pengganti hormon (HRT) menambah hormon seperti estrogen yang mulai menurun menjelang masa menopause. Tetapi bisa tidak cocok untuk semua orang yang punya riwayat kanker, pembekuan darah [thrombus], dan tekanan darah tinggi. Perempuan dapat melakukan perawatan dengan membangun suasana hati seperti makan makanan seimbang, rendah lemak dan kalsium tinggi untuk menguatkan tulang dan merawat jantung, olahraga rutin untuk mengurangi kecemasan, stres, dan menjaga dari penyakit jantung, berhenti merokok untuk mencegah penyakit jantung dan tubuh terasa hangat, menghindari alkohol untuk mengurangi rasa hangat yang menjalar ke tubuh dan wajah. Terdapat penelitian yang menunjukkan mengonsumsi estrogen nabati terkandung dalam kedelai dan semanggi merah dapat membantu meringankan gejala, dan suplemen vitamin D bisa meningkatkan kesehatan tulang.[1]

Tes Menopause[sunting | sunting sumber]

Alat tes untuk mendiagnosis menopause dijual bebas di pasaran, tetapi para ahli sepakat bahwa tes ini tidak berguna dilakukan pada usia di atas 45 tahun. Cara terbaik adalah berbicara kepada dokter umum atau perawat mengenai pola datang bulan, dan beberapa gejala yang dialami. Alat tes ini mengukur kadar hormon disebut FSH (follicle-stimulating hormones). Namun, kadar hormon naik-turun sepanjang waktu, bahkan dalam satu hari, sehingga tes tidak dapat benar-benar mencatat apa yang terjadi. [1]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Rujukan[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d "Apa itu menopause dan apa saja tanda-tandanya?". BBC News Indonesia. Diakses tanggal 2023-03-25. 
  2. ^ a b Perwitasari, Nur Hidayah. "Apa Itu Menopause, Penyebab, Gejala dan Tahapan Menopause?". tirto.id. Diakses tanggal 2023-03-25. 
  3. ^ Walker ML (1995). "Menopause in female rhesus monkeys". Am J Primatol. 35: 59–71. 
  4. ^ McAuliffe K, Whitehead H (2005). "Eusociality, menopause and information in matrilineal whales". Trends Ecol Evolution. 20: 650. 

Bibliografi[sunting | sunting sumber]

  • Northrup, Christiane (2003). "The Wisdom of Menopause: Creating Physical and Emotional Health and Healing During the Change". The Bantam Dell Publishing Group.

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Templat:Fisiology reproduksi