Penaklukan Tunisia oleh Prancis
Pendudukan Prancis di Tunisia dimulai musim semi 1881, dan berakhir dengan kemerdekaan Tunisia tahun 1956.
Tn. Jules Aimé Bréart memasuki Tunis antara 3 Mei dan 6 Mei 1881. Sesuai Perjanjian Bardo ia menetapkan sebuah protektorat di Tunisia, atas izin pemerintah Prancis. Tanggal 11 Mei, Jenderal Bréart, konsul jenderal Théodore Roustan dan Jenderal Pierre Léon Mauraud, beserta pasukan bersenjata, menghadap Bey Tunis, menetap di Ksar Said, sesuai Perjanjian Bardo. Secara mendadak, Sadok Bey meminta beberapa jam refleksi, dan langsung mengumpulkan kabinetnya. Beberapa anggota memaksa bey kabur ke Kairouan untuk melakukan pemberontakan, tetapi Sadok Bey akhirnya memutuskan untuk menerima protektorat. Perjanjian Bardo ditandatangani oleh kedua pihak, dibawah ancaman tentara Prancis.
Akibat
[sunting | sunting sumber]Britania Raya dan Jerman secara diam-diam menyetujui pendudukan ini, sementara Italia memprotes namun sia-sia.
Setelah Tunisia menjadi protektorat Prancis, penduduk Prancis menjadi Perdana Menteri, pengatur keuangan Negara, dan Panglima perang dari angkatan bersenjata Tunisia. Pada tahun 1882, Paul Cambon mengambil keuntungan dari posisinya sebagai penduduk Prancis, membuat Bey menjadi tidak punya kekuasaan, dan akibatnya menjadikan Tunisia sebagai koloni Prancis. Prancis kemudian mendirikan pangkalan angkatan laut di Bizerte pada 1898.