Gereja Hati Kudus, Palembang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Paroki Hati Kudus Palembang
2°59′01″S 104°45′35″E / 2.983481°S 104.759860°E / -2.983481; 104.759860Koordinat: 2°59′01″S 104°45′35″E / 2.983481°S 104.759860°E / -2.983481; 104.759860
LokasiJl. Kolonel Atmo No.132, 17 Ilir, Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30126 Kota Palembang
Administrasi
KeuskupanAgung Palembang
Imam yang bertugasRm. Yulianus Puryanto, SCJ

Paroki Hati Kudus Palembang adalah salah satu paroki di Keuskupan Agung Palembang. Paroki ini beralamat di jalan Kolonel Atmo, Kecamatan Ilir Timur I, Kota Palembang, Sumatera Selatan.

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Pada tanggal 27 Desember 1923, Sumatera Selatan dipisahkan dari Prefektur Apostolik Sumatra, yang sejak awal dinamakan Prefektur Apostolik Padang. Wilayah ini kemudian diberi nama Prefektur Apostolik Bengkulu. Daerah Tanjungsakti yang pada waktu itu masih termasuk wilayah Bengkulu dijadikan pos utama. Mgr. H.L.Smeets, yang telah lima tahun lamanya bekerja di Kongo (Zaire) diangkat menjadi Prefek Apostolik, sedangkan untuk jabatan kepala misi diserahkan pada Pastor H.J.D. Van Ort SCJ.[butuh rujukan]

Para misionaris di bawah pimpinan pastor van Ort menjelajah seluruh daerah mencari kemungkinan yang dapat dikerjakan. Dalam pengamatan mereka, kota Palembang menjadi tempat yang strategis untuk menjadi pos utama, sebab kota ini merupakan kota terbesar dan terpenting di Sumatera Selatan.[butuh rujukan]

Sejak hari raya Paskah tahun 1925, Palembang menjadi pos tetap kegiatan para misionaris, meskipun Tanjung Sakti tetap menjadi pos utama. Pos ini didirikan berkat jasa para pater Kapusin beberapa tahun sebelumnya. Sebagai pos di Palembang dipilih dua daerah yaitu Talang Jawa (sekarang jalan Kolonel Atmo) yang dihuni orang Tionghoa dan Talang Semut dihuni orang-orang Eropa. Saat itu, di Palembang kira-kira baru ada 200 orang Katolik. Rumah yang dibeli menjadi tempat ibadah.[butuh rujukan]

Sekitar tahun 1930-an, di Palembang terdapat 16.000 orang Tionghoa, kebanyakan orang Tionghoa totok. Pastor van Gisbergen SCJ yang tiba di Palembang September 1933 bersama adiknya Br. Odolphus SCJ dari Nederland, dikirim ke Tiongkok tahun 1934 untuk belajar bahasa Tionghoa, dan dipilihnya bahasa Hokkian, sebab orang Tionghoa di Palembang berasal dari propinsi yang berbahasa Hokkian. Setahun belajar di Tiongkok, beliau kembali ke Palembang. Dan ternyata orang Tionghoa yang masuk Katolik bukan berbahasa Hokkian tapi Kanton. Beliau tidak putus asa bahkan dengan penuh semangat belajar bahasa Kanton. Sejak dimulainya misi di antara orang-orang Tionghoa ada perayaan ekaristi dalam bahasa Mandarin.[butuh rujukan]

Menurut kesaksian umat, pelayanan awal Paroki Hati Kudus masih bersifat pastor sentris, semua urusan ditangani oleh pastor. Pelayanan pastoral antara lain perayaan ekaristi, mengirim komuni, kunjungan keluarga. Pelayanan sosial mencakup perawatan rumah sakit dan bantuan karitatif. Di bidang pendidikan meliputi pastoral sekolah, sumbangan pendidikan.[butuh rujukan]

Pada mulanya paroki ini belum memiliki Dewan Paroki (Dewan Pastoral Paroki), jadi semua kegiatan dikoordinir team liturgi dan DBS (Dana Bantuan Sosial). Team Liturgi mengurus hal yang berkaitan dengan ibadat dan DBS mengurusi berbagai bidang (bantuan keluarga miskin, kematian, pinjaman modal usaha, pelayanan orangtua dan sakit (OST) dan majalah paroki, Soli Deo).[butuh rujukan]

Berdasar Buku Petunjuk Gereja, Paroki Hati Kudus berdiri pada 1 April 1925. Jauh sebelum itu, pada 26 September 1872 Franciscus Laurentinus tercatat sebagai orang yang pertama kali dibaptis di Paroki Hati Kudus, dalam buku baptis (LM I No. 9).[butuh rujukan]

Pertumbuhan umat Katolik di Palembang semakin cepat, maka diadakan pemekaran paroki, paroki St. Paulus Plaju, Paroki St. Yoseph dan Paroki St. Fransiskus de Sales. Kuatnya ikatan perasaan dan budaya membuat umat dari paroki lain tetap aktif berkegiatan di Paroki Hati Kudus. Maka muncullah kelompok Mandarin. Pada 1988 terbentuklah pelayanan kelompok Mandarin yang terorganisir seperti kelompok doa, legio Maria Mandarin.[butuh rujukan]

Jadwal Perayaan Ekaristi[sunting | sunting sumber]

Harian[sunting | sunting sumber]

  • Senin, Rabu, Kamis, Sabtu : Pkl 05.45 wib
  • Selasa dan Jumat*: Pkl 17.30 wib *Setelah Perayaan Ekaristi Hari Jumat dilanjutkan dengan Adorasi Sakramen Mahakudus.

Mingguan[sunting | sunting sumber]

  • Misa I : Pkl 06.00 wib (Bahasa Mandarin)
  • Misa II : Pkl 07.30 wib (Bahasa Indonesia)
  • Misa III : Pkl 09.00 wib (Bahasa Indonesia)
  • Misa IV : Pkl 17.00 wib (Bahasa Indonesia)
  • Pelayanan Sakramen Pengampunan Dosa: Sabtu: Pkl 16.00 wib

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]