Lompat ke isi

Pantai Ujung Pandaran

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pantai Ujung Pandaran terletak di Desa Ujung Pandaran Kecamatan Teluk Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Provinsi Kalimantan Tengah. Letaknya berada di 80 km selatan dari pusat Kota Sampit. </ref>

Letak Pantai Ujung Pandaran yang jauh dari hiruk pikuk kota merupakan tempat yang menarik bagi Anda untuk berlibur melepas lelah dari rutinitas sehari-hari. Pantai Ujung Pandaran berpasir putih, butiran-butiran pasirnya juga sangat halus. Di sekitar pantai banyak ditemukan kayu-kayu besar yang berserakan. Kayu-kayu tersebut adalah kayu-kayu yang dibawa oleh ombak besar hingga bibir pantai.[1][2] Penduduk di sekitar pantai sebagian besar berprofesi sebagai nelayan. kita bisa mengamati aktivitas nelayan yang sedang mencari ikan menggunakan perahu. Di sana para penduduk juga banyak yang membuat ikan asin, maka tak heran bila semerbak bau khas ikan asin menyambut kita saat berkunjung ke sana. Ketika senja tiba, Pantai Ujung Pandaran menawarkan pemandangan yang sangat indah, yaitu sunset atau matahari terbenam. Anda bisa menikmati sunset Pantai Ujung Pandaran sembari duduk santai di saung-saung yang ada di sekitar area pantai.

Upacara Adat

[sunting | sunting sumber]

Selain itu, setiap tahunnya diadakan ritual Simah Laut yang merupakan ritual tolak bala yang dilakukan oleh para nelayan Ujung Pandaran sebelum mereka memulai pelayaran untuk mencari ikan. Ritual ini diadakan setiap tanggal 10 bulan Syawal. Para nelayan tersebut akan bergotong royong membersihkan pantai sebelum acara ritual dimulai, kemudian berbagai sesaji akan dilarung ke tengah laut. Mereka mempercayai dengan adanya ritual ini akan mendatangkan keselamatan dan limpahan rejeki selama melaut. Pembukaan upacara Simah Laut biasanya oleh Gubernur dan acara ini diikuti oleh para nelayan di pesisir Ujung Pandaran, di Pantai Ujung Pandaran sangat ramai karena yang mengikuti upacara Simah Laut pesertanya ribuan terdiri dari 14 kabupaten/kota di Kalimantan Tengah (Kalteng). Selepas penutupan acara perkemahan tersebut, Gubernur Kalteng dan para bupati diarak oleh rombongan putra-putri berpakaian khas Kotawaringin Timur menuju rumah panggung di tepi pantai tersebut. Di gapura yang berhias janur, rombongan disambut oleh tetua adat masyarakat Ujung Pandaran yang juga pawang simah laut,. Dipotonglah janur yang melintang di muka pintu gerbang tadi dan rombongan bergerak mendekati rumah panggung. Mereka pun lalu menaiki lantai panggung dan berdiri mengelilingi miniatur rumah betang (rumah khas Dayak) dan perahu sepanjang 1,5 meter dengan lebar 0,5 meter. Di dalam perahu tersebut diletakkan aneka wadai (sebutan masyarakat setempat untuk kue tradisional seperti cucur, apam), wajik, bubur merah, bubur putih, dan juga telur. Kepala kerbau juga merupakan salah satu kelengkapan sesajian kaum nelayan yang akan dihanyutkan ke laut menggunakan perahu kecil itu.[3]


Dari Kota Sampit menggunakan kendaraan pribadi atau sewa dengan memakan waktu kurang lebih selama 3 jam dengan kecepatan standar sekitar 60 s.d 80km/jam. Perjalanan menggunakan jalur darat dan akan menjadi perjalanan yang menarik karena kita akan melewati perkebunan kelapa dan semak-semak belukar di samping kiri kanan. kita juga akan melewati jalanan yang tak terlalu bagus dengan sesekali aspal, kerikil dan semen.

Dari Kota Palangkaraya Dapat menggunakan kendaraan pribadi atau angkutan umum. Jika menggunakan angkutan umum bisa naik bus jururan Palangkaraya-Sampit dari Terminal Palangkaraya. Setibanya di Sampit dilanjutkan menggunakan bus yang menuju ke Teluk Sampit, tempat dimana Pantai Ujung Pandaran berada.


Referensi

[sunting | sunting sumber]