Pagi dalam pandangan Islam

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Pagi dalam pandangan Islam merupakan waktu yang penuh dengan keberkahan dari Allah. Pada pagi hari, muslim disunnahkan untuk bangun dan bekerja.

Sunnah[sunting | sunting sumber]

Bangun[sunting | sunting sumber]

Menurut Islam, terbangun di pagi hari termasuk amalan yang baik bagi individu. Pagi hari merupakan masa untuk memperoleh rezeki, keberkahan dan keberuntungan dari Allah. Keterangan ini berasal dari ucapan Nabi Muhammad dalam berbagai hadis.[1] Orang yang terus terjaga hingga matahari terbit di pagi hari karena meyakininya sebagai sunnah, memiliki kesiapan untuk menerima rahmat dari Allah. Kesiapan ini berkaitan dengan niat bangun untuk bekerja.[2]

Bekerja[sunting | sunting sumber]

Bekerja di pagi hari merupakan sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad. Hal ini merupakan penjelasan dari hadis yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Imam Baihaqi. Dalam hadis riwayat Abud Dawud, Nabi Muhammad memanjatkan doa pemberkahan rezeki di pagi hari kepada Allah. Sedangkan dalam hadis riwayat Baihaqi, Nabi Muhammad memerintahkan seorang anak untuk bangun. Ia menjelaskan bahwa Allah mulai membagikan rezeki-Nya sejak fajar terbit hingga matahari terbit.[3]

Manfaat[sunting | sunting sumber]

Memperoleh keberkahan[sunting | sunting sumber]

Dalam Shahihul Jami, disebutkan bahwa Nabi Muhammad memanjatkan doa untuk memohon keberkahan dari Allah kepada umatnya di pagi hari.[4]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Aeni, S. N., dkk. (19 Juli 2022). Selamat Tinggal PJJ, Selamat Datang PJM. Penerbti Shofia. hlm. 42. 
  2. ^ Nurrohiem, Insan (2017). Arifin, Yanuar, ed. Yang Penting Rajin Shalat!. Yogyakarta: Laksana. hlm. 124. 
  3. ^ Fadhlurrahman (Januari 2022). Pendidikan Kewirausahaan dalam Islam. Yogyakarta: UAD Press. hlm. 90. ISBN 978-623-5635-23-1. 
  4. ^ Sirin, Muhammad Ibnu (2018). Tafsir Mimpi menurut Al-Qur'an dan as-Sunnah. Diterjemahkan oleh Syihabuddin dan Sopian, A. Depok: Gema Insani. hlm. 2. ISBN 978-602-250-563-1.