Lompat ke isi

Museum Juang 45 Sumatera Utara

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Museum Juang 45 Sumatera Utara atau Gedung Juang 45 adalah sebuah bangunan bersejarah yang menyimpan perlengkapan, peralatan, dan persenjataan yang digunakan selama perjuangan kemerdekaan. Selain itu, museum ini juga menampilkan alat tukar pembayaran dari berbagai zaman. Pada 18 Agustus 2023, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi meresmikan museum ini.[1]

Koleksi museum[sunting | sunting sumber]

Museum ini adalah satu-satunya museum yang ada di wilayah Asahan dan Tanjungbalai, yang sebelumnya merupakan satu kesatuan daerah. Terletak di Jalan Cokro Aminoto Kisaran, museum ini berfungsi sebagai wisata edukasi bagi pelajar untuk mengenal dan mempelajari lebih dalam tentang sejarah dan peristiwa yang pernah terjadi di Asahan pada masa lalu.[2]

Representasi sejarah dalam koleksi museum[sunting | sunting sumber]

Museum ini memamerkan puluhan barang kuno yang didominasi oleh peninggalan dari kesultanan, zaman kolonial Belanda, serta koleksi barang dari perkebunan karet.[2] Koleksi tersebut mencerminkan sejarah Asahan sebagai salah satu penghasil karet terbesar pada masa penjajahan, dengan hasil karet yang diimpor hingga ke Eropa. Barang-barang tersebut menunjukan kehidupan dan ekonomi wilayah Asahan pada masa lalu, menyoroti peran wilayah ini dalam perdagangan karet global.[3]

Getah karet

Salah satunya adalah mangkuk getah karet berbahan keramik yang berasal dari PT HAPM (Holand America Plantation Mascapai), sebuah perusahaan yang berdiri pada tahun 1888 di Kisaran dan kemudian berganti nama menjadi PT Bakrie Sumatera Plantation (BSP). Selain itu, terdapat senjata turunan kesultanan Asahan seperti pisau tumbuk lada, keris, senapang, dan pedang yang merupakan peninggalan pejuang di Asahan.

Koleksi lainnya meliputi barang-barang dari masa perkebunan karet, seperti mesin tik kuno, telepon, dan pakaian adat, serta barang mewah seperti timbangan emas[4], pipa tembakau dari nikel, dan lampu hias. Museum ini juga menampilkan peninggalan bersejarah lainnya, seperti tiang tempat tidur yang berasal dari Tuan Syekh Silau Laut, seorang ulama yang berpengaruh dan pejuang agama Islam pada awal abad ke-19, yang memiliki peran penting bagi masyarakat Asahan.

Lalu, museum ini menampilkan foto-foto pahlawan dan kondisi Kota Kisaran pada masa penjajahan, termasuk bangunan-bangunan peninggalan Belanda seperti kantor pemerintahan, stasiun kereta api, dan jembatan. Museum ini menunjukan peran tokoh-tokoh perjuangan di provinsi ini, baik yang telah diakui sebagai Pahlawan Nasional maupun yang sedang dalam proses pengakuan oleh negara, seperti Tuan Arsyad Thalib Lubis.Selain itu, peninggalan sejarah masa lalu juga menjadi fokus, termasuk senjata sebagai alat perang, alat komunikasi seperti radio dan mesin tik, sepeda tua, serta koleksi lembaran surat kabar dari periode sekitar peristiwa kemerdekaan.

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ "Gubernur Edy Rahmayadi Resmikan Museum Djoeang '45 Sumatera Utara *Kenali Sejarah Agar Tumbuh Rasa Cinta Tanah Air". sumutprov.go.id. Diakses tanggal 2024-05-18. 
  2. ^ a b Ramadhan, Perdana. "Melihat Koleksi Museum Gedung Juang 45 di Asahan". detiksumut. Diakses tanggal 2024-05-18. 
  3. ^ Azura, Vania Dinda. "Melihat Koleksi Museum Juang 45 Medan yang Baru Diresmikan Gubsu". detiksumut. Diakses tanggal 2024-05-18. 
  4. ^ "Gedung Juang '45 Sumatera Utara & Museum Uang". museum.co.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-05-18.