Morkepek, Labang, Bangkalan

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Morkepek
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenBangkalan
KecamatanLabang
Kode pos
69163
Kode Kemendagri35.26.12.2013
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²

Desa Morkepek merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Indonesia. yang berada di pulau garam Madura. Pada saat ini desa tersebut sudah mulai dikenal oleh masyarakat karena desa tersebut berada pada jalur jembatan suramadu. Penduduk desa morkepek mayoritas adalah petani, tetapi sekarang sudah mulai merangkap dua yaitu pedagang kaki lima dipinggir tol jalansuramadu.

Di desa Morkepek terdapat 3 dusun. Yaitu, Dusun Timur, Dusun Tengah, dan Dusun Barat. Kehidupan sosial desa morkepek sebenarnya mempunyai pekerjaan sebagai petani, tetapi karena kendala utamanya tidak adanya pengairan maka hasil pertanian di desa ini tidak menentu, para petani hanya bisa bertani ketika musim hujan saja. Dan hasil pertaniannya selama musim hujanpun hanya cukup di gunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Dari info yang kami dapat saat musim kemarau seperti sekarang warga yang tidak punya pekerjaan selain bertani beralih kerja serabutan yaitu menjadi pekerja panggilan dan bekerja bongkar batu. Ada juga yang mempunyai usaha ternak lele, tetapi itu juga tidak spenuhnya berhasil dikarnakan beberapa kendala antara lain yaitu: cuaca yang sangat panas, lahan yang kurang memadai, dan minimnya dana untuk membeli pakan lele. Sehingga lele yang dihasilkan berukuran kecil.

Beberapa hasil tani yang ada di desa Morkepek antara lain seperti: padi, kacang tanah, kacang hijau, kacang panjang, jagung, singkong dan ubi. Selain itu juga terdapat banyak pohon bambu yang dapat di manfaatkan oleh warga. Di desa Morkepek masih banyak lahan yang kosong yang belum dimanfaatkan. Pada saat musim kemarau kondisi tanah di desa Morkepek sangat kering sehingga sulit untuk di tanami.

Sejarah Desa[sunting | sunting sumber]

Pada mulanya Desa Morkepek adalah Desa Kenahan, tetapi dengan adanya kejadian ajaib dikala itu nenek moyang kami berjalan sendirian di jalan setapak yang di kelilingi oleh lebatnya pohon bambu, disaaat itu pula nenek moyang kami mendengar suara gemericik air yang sedang menetes dan diiringi kicau burung yang sedang bernyanyi. Kemudian nenek moyang kami datang menghampiri suara gemericik air yang sedang menetes dan alangkah terkejutnya sesampai di tempat itu ternyata di balik kerimbunan pohon bambu tersebut ada sumur tua yang terjepit di antara lebatnya pohon bambu. Lalu nenek moyang kami pulang ke pondoknya dan malam harinya mendapat wahyu dari Illahi supaya membersihkannya dan merawat sumur tua itu agar digunakan sebaik-baiknya, karena air sumur tua itu akan mendidih setiap malam hari jumat Wage dan manfaatnya air sumur tua itu bisa digunakan untuk menyembuhkan segala macam penyakit. Kemudian ketika itu juga nenek moyang kami dengan kejadian ajaib disaat itu mengkeramatkan sumur tua tersebut. Yang dulunya desa kenahan itu di ganti dengan nama Desa Morkepek. Istilah bahasa Maduranya yaitu Somor Takepe’ dhe’ Perreng (artinya sumur terjepit di antara pohon bambu) karena sumur tua yang dikeramatkan itu tidak ada orang yang membuatnya. Namun sumur tua itu ada sendiri hingga saat ini.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Dari segi pendidikan, di desa Morkepek hanya terdapat satu sekolah dasar (SD) yaitu SD Negeri morkepek, dan dua sekolah Madrasah Ibtidayah (MI) yaitu Madrasah Miftahul Ulum di dusun Morkepek Tengah dan Madrasah Sa’adatud Daroini yang terletak di dusun Morkepek Timur. Di desa morkepek anak-anak dan remajanya mempunyai banyak minat dan bakat, tetapi tidak ada wadah untuk menyalurkan potensinya.

Tingkat pendidikan sekolah dasar di desa Morkepek terbilang masih rendah karena proses belajar dan mengajar kurang lancar karena biaya dan operasional sekolah yang mahal. Proses belajar mengajar murid di madrasah ibtida’iyah di Dusun Morkepek Timur kurang berjalan dengan lancar karena gedung sekolah sudah rusak dan fasilitas meubeller tidak ada. Begitu juga dengan proses belajar mengajar TK di Dusun Morkepek Tengah kurang lancar karena masih belum memiliki gedung sekolah dan masih mendompleng pada kelas di Sekolah Dasar.

Kondisi Sosial Budaya[sunting | sunting sumber]

Kebudayaan didesa Morkepek sangat erat hubugannya dengan masyarakat, kebudayaan dapat di definisikan sesuatu yang mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditunjukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Di desa Morkepek masyarakatnya aktif mengadakan perkumpulan, terutama dalam hal islami.Ada beberapa tradisi atau budaya yang biasa dilakukan oleh warga Desa Morkepek antara lain:

  1. Setiap malam jum’at secara bergantian masyarakat mengadakan pengajian atau yasinan yang dikhususkan pada ibu-ibu. Sedangkan pada malam selasa di khususkan pengajian untuk bapak-bapak.
  2. Mengadakan perkumpulan yasinan ibu-ibu antar desa sekecamatan Labang tiap 3bulan sekali dengan tujuan mempererat tali silaturrahmi dengan mengundang tokoh agama /kiyai sebagai penceramah.
  3. Tradisi yang ketiga ini sangat jarang ditemukan di daerah-daerah lain, Ketika selalu ada kecelakaan atau musibah di tempat yang sama maka masyarakat setempat mengadakan pengajian atau shalawatan keliling dengan berjalan kaki dimulai dari tempat kejadian perkara sampai ketempat yang sudah disepakati. Dengan melakukan hal itu masyarakat berharap agar kejadian tersebut tidak terulang kembali ditempat yang sama pula.
  4. Setiap tahun masyarakatdesa Morkepek mengadakan pengajian/selamatan di bhujuk Soheh/makam yang di anggap keramat, bhujuk soheh terletak di dusun Timur masyarakat datang dengan membawa beras ataw gula lalu di berikan kepada panitia acara tersebut kemudian diberikan kepada warga yang datang ikut pengajian sebagai suguhan.
  5. Yang unik adalah saat mengadakan selamatan warga morkepek tak lupa berdoa di sumur dan membawa sesajen/tumpeng kemudian dibagikan kepada warga dengan tujuan mendapat berkah dan keselamatan. Sumur ini di anggap keramat oleh warga karna ada sendiri, menurut info tiap malam jumat wage air sumur ini mendidih dengan sendirinya.

Ekonomi / Pekerjaan[sunting | sunting sumber]

Perekonomian merupakan tingkat pendapatan masyarakat yang juga mencakup status sosial masyarakat.Perekonomian masyarakat di Desa Morkepek termasuk menengah ke bawah, pekerjaan di desa morkepek beragam macam seperti, Pedagang, Petani, Pertukangan, Buruh Tani, dan PNS.Dengan ekonomi yang kurang stabil ini membuat sebagian dari masyarakat desa Morkepek banyak yang bekerja ke luar kota/ke luar Negeri, kebanyakan para pemuda di Desa Morkepek bekerja di Surabaya untuk mencari penghasilan yang layak.Kondisi perekonomian masyarakat Desa Morkepek di Kec.Labang Kab.Bangkalan ini juga tidak lepas dari sarana perekonomian yang ada di sana. Yaitu swasembada dibidang pertanian, tetapi Koperasi di sanatidak kelihatan geliatnya, meskipun sebenarnya koperasi sangat penting untuk kemajuan desa, melihat kondisi pada wilayah Desa Morkepek merupakan daerah pertanian. Untuk masyarakat desa Morkepek sendiri kehidupan perekonomiannya masih relatif rendah dan sarana prasarana yang ada disana masih kurang menunjang jika dibandingkan dengan desa-desa lainnya seperti, sukolilo barat, sukolilo timur, kesek, dan labang yang dapat dikatakan bahwa keadaan ekonominya lebih mapan jika dibandingkan dengan desa yang lainnya dan sarana perekonomiannya banyak berada di sana.

Di Desa Morkepek lebih dominan masyarakat tani, tetapi petani itu hanya bisa bertani ketika musim hujan saja.Sedangkan pada musim kemarau warga desa morkepek bekerja sebagai buruh serabutan. Ada yang bekerja disurabaya sebagai supir, ada juga yang berjualan di sepanjang jalan tol suramadu. Untuk para ibu-ibu di desa Morkepek pada waktu musim kemarau berdagang jajanan kecil di rumahnya. Di saat musim hujan warga yang bertani, adapun hasil tani yang mereka panen adalah beras, kacang hijau, jagung, dan singkong. Nantinya hanya disimpan untuk makan pada musim kemarau dan hanya sebagian yang dijual langsung ke pasar atau ke pengepul.

Kondisi Fisik Lingkungan[sunting | sunting sumber]

Desa Morkepek terletak tidak jauh dari jalan tol jembatan suramadu, desa morkepek juga merupakan jalan yang di lewati masyarakat menuju tol suramadu, terutama masyarakat yang dari kamal. Walaupun demikian kondisi jalan sangat baik karena telah diperbaiki (beraspal). Namun kondisi jalan di desa Morkepek bagian dalam sangatlah rusak parah dan masih belum ada perbaikan sama sekali. Banyaknya pohon bambu yang ada di sekitar rumah penduduk desa morkepek membuat rindangnya jalan di depan rumah warga. Namun belum adanya pemanfaatan untuk pohon bambu yang melimpah itu. Selain itu pula terdapat beberapa sumur warga dan 1 sumur keramat yang oleh warga desa dianggap merupakan asal mula munculnya desa morkepek. Di desa Morkepek tidak ada aliran sungai yang bisa dimanfaatkan untuk pengairan area persawahan, inilah hal utama yang sangat dikeluhkan petani desa Morkepek.

Pemerintah Desa[sunting | sunting sumber]

Seperti pada umumnya, desa di desa-desa lain desa Morkepek dipimpin oleh Kepala Desa. Di bawah Kepala Desa (Klebun), dipecah lagi pemimpinnya menjadi Kepala Dusun (Apel). Di desa Morkepek sendiri terdapat 3 dusun yaitu: Dusun Morkepek Timur, Dusun Morkepek Tengah dan Dusun Morkepek Barat. Pemerintahan oleh Kepala Desa dan masing-masing Kepala Dusun di Desa Morkepek sangat baik. Mereka selalu siap memberikan pelayanan kepada warga yang membutuhkan bantuan. Mereka juga menerima keluhan dari setiap warga yang merasa ada kekurangan. Warga beraspirasi kepada Kepala Dusun yang kemudian disampaikan kepada Kepala Desa. Kepala Desa juga bekerja sama dengan pihak kecamatan mengenai pelayanan, kebutuhan dan keluhan masyarakat.Selain itu juga di desa Morkepek terdapat kelompok ikatan pemuda dan ikatan kelompok tani, sebagian warga sudah ada yang tergabung dalam ikatan kelompok tani dengan bapak sekdes sebagai ketuanya. Namun dari sekian banyak kelompok tani, hanya 2-3 kelompok tani yang masih aktif sampai sekarang. Dari kelompok tani ini memiliki beberapa program yang dikhususkan untuk memajukan perekonomian warga desa morkepek. Namun kelompok tani di Desa Morkepek masih kurang aktif di dalam mengadakan pertemuan-pertemuan dalam rangka kegiatan pertanian

Pengurus PKK tidak aktif dan sebagian besar tidak Tampak di dalam kegiatannya.

Keadaan Sumber Daya Manusia[sunting | sunting sumber]

Desa Morkepek adalah desa pertanian yang mana penduduknya pendidikannya mulai dari SD, SLTP, SLTA dan mereka mempunyai riwayat minimal ngaji di surau-surau. Masyarakat atau sumber daya manusia desa Morkepek tergolong tidak produktif.Rata rata masyarakat Morkepek sendiri memiliki mata pencaharian bertani.Hal itu karena lokasi Morkepek termasuk di dataran tinggi.Ini menunjukkan bahwa pada dasarnya sumber daya manusia desa Morkepek sangat perlu untuk ditingkatkan taraf hidup mereka di bidang ekonomi. Walaupun tingkat pendidikan mereka rata-rata hanya sampai tingkatan SMA, mereka mampu mengolah Sumber Daya Alam yang mereka miliki walaupun hanya terbatas.

Tidak makasimalnya desa Morkepek juga dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM) yang masih tradisional. SDM yang masih relatif tradisional ini, dikarenakan kurangnya keterampilan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. Bahkan ada masyarakat yang masih buta huruf, karena tidak dapat menikmati pendidikan. Selain itu, minat masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi masih kurang, walaupun mampu untuk melajutkan pendidikan yang lebih tinggi, tetapi lebih memilih menikah atau bekerja.

Perbatasan[sunting | sunting sumber]

Utara Desa Sendang Laok dan Sendang Dajah
Timur Desa Petapan, Bringen, dan Ba'engas
Selatan Desa Pangpong dan Sukolilo Barat
Barat Desa Jukong dan Labang