Lompat ke isi

Lubang jarum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Lubang jarum

Lubang jarum (bahasa Inggris: eye of a needle; harfiah: "mata jarum"[1]) adalah bagian dari jarum jahit berupa lubang untuk menarik benang, terletak di ujung berlawanan dari titik tertajam, atau di dekat ujung tajam, terutama pada jarum yang digunakan pada mesin jahit. Lubang ini sering berbentuk seperti mata, sehingga dalam bahasa-bahasa lain dinamakan menggunakan kata "mata".

Talmud Babilonia menerapkan suatu pikiran yang tidak terpikirkan menjadi suatu pepatah (aforisme). Untuk menjelaskan bahwa mimpi mengungkapkan pikiran dari hati seorang manusia, hasil dari akal bukan ketiadaan akal, beberapa rabi mengatakan:

Mereka tidak menunjukkan kepada seorang manusia sebatang pohon palem emas, atau seekor gajah melewati lubang jarum.[2]

Sebuah Midras mengenai Kitab Kidung Agung menggunakan kalimat untuk berbicara tentang kemauan dan kemampuan Tuhan tiada bandingnya, untuk mencapai keselamatan orang berdosa:

Yang Kudus mengatakan, bukalah untuk-Ku sebuah pintu sebesar lubang jarum dan Aku akan membukakan bagimu sebuah pintu yang dapat dilewati tenda dan [unta?].[3]

Rav Sheishet dari Nehardea menerapkan pepatah yang sama untuk penalaran berbelit-belit yang terkenal dari orang bijak Pumbedita: "Apakah Anda dari Pumbedita, di mana mereka mendorong gajah melewati lubang jarum?" (Baba Metzia, 38b).

Kekristenan

[sunting | sunting sumber]
Ukiran pada gerbang gereja di Dortmund merujuk pada Yesus yang menggunakan pepatah "unta melewati lubang jarum" pepatah.
Unta melewati lobang jarum, simbol mustahil Perdamaian Westphalia. Ukiran. Johann Vogel: Meditationes emblematicae de restaurata kecepatan Germaniae, 1649.

"Lobang jarum" dalam Alkitab mengutip perkataan Yesus yang dicatat dalam injil sinoptik:

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah." Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin." Matius 19:16–26

Versi paralel tercatat dalam Markus 10:17–27, dan Lukas 18:18–27.

Pepatah ini adalah suatu respon terhadap orang muda kaya yang telah bertanya kepada Yesus apa yang perlu dia lakukan supaya mendapatkan kehidupan kekal. Yesus menjawab bahwa dia harus menaati perintah-perintah Allah, yang dijawab oleh orang itu bahwa semua itu telah dia lakukan. Kemudian Yesus menjawab, "Jika engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah kepada orang miskin, dan engkau akan beroleh harta di surga. Kemudian datanglah kemari dan ikutlah aku." Pemuda itu menjadi sedih dan tidak mau melakukan hal ini. Lalu Yesus menyebutkan pepatah ini, yang membuat murid-murid-Nya heran.

Cyril dari Alexandria menyatakan bahwa "unta" merupakan kesalahan ejaan bahasa Yunani; bahwa kamêlos (unta) ditulis pada tempat yang seharusnya adalah kamilos, yang berarti "tali" atau "kabel".[4]

Schopenhauer, dalam The World as Will and Representation, Volume 1, § 68, yang mengutip Matius 19:24. "Es ist leichter, daß ein Ankertau durch ein Nadelöhr gehe, denn daß ein Reicher Reich in Gottes komme." Ini dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "It is easier for an anchor cable to go through an eye of a needle than for a rich person to come to God’s kingdom" ("Adalah lebih mudah bagi jangkar kabel untuk pergi melalui lobang jarum dari pada seorang kaya untuk datang ke kerajaan Allah").

Pada zaman modern, ayat kitab suci ini telah digunakan sebagai argumen melawan injil kemakmuran, keyakinan bahwa pengumpulan merupakan kebajikan yang disukai oleh Allah.[5][6]

"Eye of the Needle" telah diklaim menjadi sebuah gerbang di Yerusalem, yang dibuka setelah gerbang utama ditutup pada malam hari. Unta hanya bisa melewati gerbang yang lebih kecil ini jika hewan itu membungkuk dan muatannya sementara diturunkan dulu. Cerita ini telah dikemukakan sejak setidaknya abad ke-15, dan mungkin dapat dilacak sejak abad ke-9. Namun, bukti bagi keberadaan sebuah gerbang ini belum diterima secara luas.[7][8]

Menurut terjemahan bahasa inggris dari Quran:

"To those who reject Our signs and treat them with arrogance, no opening will there be of the gates of heaven, nor will they enter the garden, until the camel can pass through the eye of the needle: Such is Our reward for those in sin." ("Bagi mereka yang menolak tanda-tanda Kami dan memperlakukannya dengan kesombongan, tidak akan ada pembukaan gerbang surga, tidak pula mereka masuk taman, hingga unta dapat melewati lubang jarum: Hal itu adalah balasan bagi orang-orang yang di dalam dosa").[9]

Budaya populer

[sunting | sunting sumber]

"Through the eye of a needle" ("Melewati sebuah lubang jarum")  adalah kata-kata pertama dalam Lagu Aglet pada Episode Phineas and Ferb  "Tip of the Day".


Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Dalam bahasa Indonesia, "mata jarum" umumnya dipahami sebagai "ujung yang tajam pada sebuah jarum" (bahasa Inggris: sharps)
  2. ^ B.T. Berakhot 55b
  3. ^ "'The camel and the eye of the needle', Matthew 19:24, Mark 10:25, Luke 18:25". Hebrew New Testament Studies. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-08-10. Diakses tanggal 21 June 2011. 
  4. ^ Manlio Simonetti - 2002 -"Cyril of Alexandria: By "camel" here he means not the living thing, the beast of burden, but the thick rope to which ... "This interpretation — "rope" (kamilos) and not "camel" (kamelos) — rests on the homonymic character of the two .."
  5. ^ Collins, Raymond F. (2017). Wealth, Wages, and the Wealthy: New Testament Insight for Preachers and Teachers. Liturgical Press. hlm. 282. 
  6. ^ Bowler, Kate (2013). Blessed: A History of the American Prosperity Gospel. Oxford University Press. hlm. 9. 
  7. ^ Егор Розенков, Верблюд и игольное ушко // Духовный вестник высшей школы, № 8 (24), 01.09.2007
  8. ^ Morris, Leon (1992). The Gospel according to Matthew. Wm. B. Eerdmans Publishing Co. hlm. 493. ISBN 978-0-8511-1338-8. 
  9. ^ Al-Araf (The Heights) 7:40, Quran Surah Al-A'raaf ( Verse 40 )

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]