Linguistik Fungsional Sistemik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Linguistik Sistemik Fungsional (LSF), atau Systemic Functional Linguistic (SFL), adalah sebuah pendekatan linguistik yang bertujuan untuk memahami bagaimana sebuah teks membentuk maknanya dalam sebuah konteks.[1] Teks merujuk pada semua fenomena kebahasaan dalam media apapun yang dapat dimengerti oleh orang yang mengetahui bahasa yang digunakan dalam teks tersebut. Untuk membantu analisanya, LSF membagi konteks di mana bahasa muncul ke dalam dua jenis: konteks situasi dan konteks budaya.[2] Konteks situasi merujuk pada tiga hal dalam suatu tindakan berbahasa: siapa saja yang terlibat, situasi apa yang sedang terjadi, dan fungsi apa yang dimiliki oleh bahasa dalam situasi tersebut.[2] Konteks budaya dalam LSF merujuk pada berbagai unsur yang dapat digunakan atau dilakukan oleh suatu anggota budaya tertentu untuk membuat makna, misalkan melalui gestur, kualitas vokal, raut wajah, dll.[1]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Linguistik Fungsional Sistemik bermula dari asumsi J.R. Firth[3] tentang bahasa bahwa bahasa kembali pada dirinya (Language turned back on itself). J.R. Firth (sekitar tahun 1930-1950) meyakini bahasa akan kembali pada kealamiannya (nature) yakni berkaitan langsung dengan posisi filosofis dari bahasa itu sendiri. Pemikiran ini berbeda dengan aliran Leonard Bloomfield yang condong menyelidiki bahasa dan strukturnya. M.A.K Halliday sebagai murid J.R. Firth nantinya mengembangkan asumsi ini dan menaruh perhatian yang besar terhadap bahasa dan makna, serta bahasa dan fungsi sosialnya. Sebelum Linguistik Fungsional Sistemik muncul, M.A.K Halliday mengembangkan teori Language as a social semiotic (bahasa sebagai semiotika sosial).[4]

Karakteristik[sunting | sunting sumber]

Berbeda dengan cabang linguistik lain, Linguistik Fungsional Sistemik memiliki orientasi yang berbeda dengan Syntax, Semantics, dan Pragmatics. Apabila ketiganya menyelidiki kedalam bentuk (a study of forms) dan arti bentuknya (what the forms mean), Linguistik Fungsional Sistemik lebih memperhatikan aspek diluar bahasa yakni konteks.

Ada prinsip dasar yang digunakan dalam Linguistik Fungsional Sistemik, yaitu:

  1. Social Semiotics
  2. Bahasa sebagai sumber (resource)
  3. Teks, bukan Kalimat
  4. Teks dan Konteks Sosial
  5. Construing Meaning

Linguistik Fungsional Sistemik memiliki tiga metafungsi: Ideational, Interpersonal, dan Textual.[5] Ketiga metafungsi ini nantinya berguna untuk menyelidiki makna yang terbentuk atau bagaimana makna itu nanti terbentuk dalam sebuah konteks situasi.

  • Ideational (construing experience function), Fungsi ideasional dalam Linguistik Fungsional Sistemik menjabarkan bagaimana bahasa bisa mewakili pengalaman dan mengekspresikan persepsi tentang dunia atau suatu kejadian. Dalam fungsi ini, ada tiga aspek yang saling berkaitan: proses (process), partisipan (participant), dan keadaan (circumstance). Ketiga aspek tersebut nantinya yang membentuk realita. Realitas ini dijelaskan lebih lanjut dalam transitivitas (transitivity).
  • Interpersonal , Fungsi interpersonal menggarisbawahi bagaimana bahasa digunakan dalam berinteraksi dengan pasangan (partner) bahasa kita (listener). Apabila komunikasi saling dimengerti oleh kedua pihak (speaker dan listener).
  • Textual (Tekstual), Fungsi tekstual berkaitan dengan makna tekstual, atau bagaimana teksture berperan dalam sebuah teks. Tekstur adalah yang membuat teks menjadi bagian yang menyeluruh dalam sebuah bahasa. Semakin kohesif dan koheren sebuah teks, maka semakin besar tekstur tersebut.

Tokoh yang Berkaitan[sunting | sunting sumber]

Linguistik Fungsional Sistemik berdiri dari banyak pandangan tokoh linguistik. Termasuk diantaranya M.A.K Halliday dan J.R. Firth. Halliday berjasa sebagai akademisi yang mengembangkan lebih jauh mengenai teori ini.

M.A.K Halliday adalah tokoh yang mendominasi teori ini sebagaimana juga terlihat dalam bukunya yang lain: Language, Context, and Text, Language as a verbal art, dan Language as social semiotic. Linguistik Fungsional Sistemik juga berkaitan langsung dengan bukunya “Functional Grammar”.

Linguistik Fungsional Sistemik berkaitan erat dengan cabang linguistik Register.

Teori Linguistik Fungsional Sistemik juga ikut berperan mengembangkan teori lainnya seperti Analisis Wacana serta Critical Language yang ikut menyelidiki bahasa dan kaitannya dengan aspek diluar bahasa.

Linguistik Fungsional Sistemik dianggap menjadi teori yang sangat aplikatif[6] dalam menjawab masalah kebahasaan sehari-sehari. Teori ini juga membantu analisis sebuah diskursus (discourse) dan bidang yang lain seperti pendidikan dalam kaitannya dengan penggunaan bahasa.

Rekomendasi Literatur[sunting | sunting sumber]

  1. "Bahasa, Konteks, dan Teks: Aspek-Aspek Bahasa dalam Pandangan Semiotik Sosial" karya M.A.K Halliday dan Ruqaiya Hasan, 1992, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta
  2. The Cambridge Handbook of Systemic Functional Linguistics disunting oleh: Geoff Thompson, Wendy L. Bowcher, Lise Fontaine, David Schöntal, 2019, Cambridge University Press
  3. The Routledge Handbook of Systemic Functional Linguistics disunting oleh: Tom Barlett dan Gerard O'Grady, 2017, Routledge, New York
  4. Halliday's Introduction to Functional Grammar, M.A.K. Halliday edisi keempat disunting oleh Christian M.I.M Matthiessen, 2014, Routledge, New York
  5. Key Terms in Systemic Functional Linguistics oleh Christian M.I.M Matthiessen, Kazuhiro Teruya, dan Marvin Lam, 2010, Continuum International Publishing Group, New York
  6. Interviews with M.A.K Halliday: Language Turned Back on Himself disunting oleh J.R Martin, 2013, Penerbit Bloomsbury

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b Halliday, Michael Alexander Kirkwood; Matthiessen, Christian Matthias Ingemar Martin (2013). Halliday's Introduction to Functional Grammar. Routledge. 
  2. ^ a b Martin, James Robert; Rose, Rose (2008). Genre Relations: Mapping Culture. London: Equinox. 
  3. ^ "John Rupert Firth" (PDF). 
  4. ^ Mardiansyah, Yadi. "Seputar Linguistik Sistemik Fungsional". Literasi Bahasa. 
  5. ^ Barlett, Tom; O'Grady, Gerard, ed. (2017). The Routledge Handbook of Systemic Functional Linguistics. New York: Routledge. 
  6. ^ Almurashi, Wael Abdulrahman (2016). "An Introduction to Halliday's Systemic Functional Linguistics". Journal for the Study of English Linguistics. 4 (1). doi:10.5296/jsel.v4i1.9423.  line feed character di |title= pada posisi 50 (bantuan)