Lilies Handayani

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lilies Handayani
Lahir15 April 1965 (umur 59)
Surabaya, Jawa Timur, Indonesia
Suami/istriDenny Trisyanto
AnakDellie Threesyadinda
Irvaldi Ananda Putra
Della Adisty Handayani

Lilies Handayani, S.H., M.A. (lahir 15 April 1965) adalah seorang pemanah asal Indonesia. Di bawah bimbingan atlet panahan senior, Donald Pandiangan, Lilies Handayani bersama dengan Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani merebut medali pertama untuk Indonesia di Olimpiade Seoul 1988 yaitu medali perak.

Biografi[sunting | sunting sumber]

Lilies Handayani merupakan sosok pekerja keras dan sangat fokus dalam mencapai tujuannya, ia selalu menambah porsi latihan yang diberi oleh pelatihnya atas inisiatifnya sendiri. Parasnya yang cantik membuat Lilies terkenal sebagai Primadona di kalangan atlet nasional era 1980-an. Lilies memiliki banyak sekali keterampilan diantaranya yaitu memasak, menjahit, melukis, bercocok tanam, desain interior.

Lilies mulai menekuni panahan pada awal 1980-an. Sebelumnya, Lilies masih atlet pencak silat yang berasal perguruan Perisai Diri. Ia bahkan pernah menjadi juara nasional dalam ajang olahraga silat. Tidak lama setelah menikuni panahan Lilies berhasil merebut 1 emas dan 1 perunggu di kejuaraan nasional di Bandung.[1] Karirnya terus-menerus meningkat sampai akhirnya dipilih untuk mewakili Indonesia pada Olimpiade Seoul 1988, dimana Lilies bersama dengan Nurfitriyana Saiman dan Kusuma Wardhani berhasil mendapat medali.

Lilies Handayani dikaruniai 3 orang anak dengan suaminya Drs. Denny Trisyanto, M.H. yang merupakan mantan atlet pencak silat (satu perguruan dengan Lilies muda di Perisai Diri) dan juga saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Pengurus Daerah PERPANI Jawa Timur sekaligus kepala pelatih nasional cabang olahraga panahan.

Anak sulung Dellie Threesyadinda, S.H. (12 Mei 1990), bergelut di panahan sejak usia 7 tahun. Dinda (sapaan akrabnya) telah menorehkan banyak prestasi di bidang panahan, diantaranya yaitu: Perak Archery World Cup 2008 di Inggris, Emas Sea Games 2013 di Myanmar dan Perunggu Archery World Cup di Turkey. Irvaldi Ananda Putra, S. Hub. Int., (25 Juli 1995), yang merupakan anak kedua dari Lilies juga memulai olahraga panahan sejak usia 7 tahun. Aldi memiliki segudang prestasi yang membanggakan, diantaranya yaitu: Perunggu PON 2012 di Riau dan Emas PON 2016 di Bandung. Begitu pula dengan si bungsu Della Adisty Handayani (28 Juni 1997), sedikit mendahului kakak-kakaknya, Della memulai panahan pada saat usia 5 tahun, Della memiliki prestasi yang juga luar biasa seperti halnya Dinda dan Aldi, diantaranya: Emas PON 2012 di Riau, Emas Sea Games 2013 di Myanmar, Perunggu PON 2016 di Bandung.

Lilies mengaku sangat bangga dengan prestasi yang ditorehkan oleh buah hatinya tersebut. Kurangnya sosialisasi dan pengetahuan masyarakat luas tentang olahraga panahan membuat cabang olahraga ini sedikit peminat. Hal ini yang melandasi Lilies untuk mendirikan sekolah panahan Lilies Handayani - Srikandi Archery School (LH-SAS) yang berbasis di Surabaya.

Sekolah panahan[sunting | sunting sumber]

Lilies Handayani beserta suami mendirikan sekolah panahan pada tahun 1998 dengan nama Srikandi Archery School (SAS). Sekolah panahan ini didirikan berlandaskan keinginan mengembangkan panahan di Indonesia dan secara sukarela.

Pada tahun 2017, sekolah panahan ini resmi berevolusi menjadi Lilies Handayani Srikandi Archery School (LHSAS) dan dikelola secara profesional.

Sekolah panahan ini telah melahirkan pemanah-pemanah sukses yang berprestasi di kancah nasional hingga internasional.

Dalam budaya populer[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]