Lazimi

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Lazimi atau wirid lazim (Arab: الْوِرْدُ اللَّازِمُ ) adalah litani biasa yang dipraktikkan oleh para pengikut dalam sufisme di tarekat Tijaniyah. Praktiknya diadakan secara individu.[1][2]

Presentasi[sunting | sunting sumber]

Anggota Tarekat Tijaniyah memberikan pembedaan diri mereka dalam sejumlah praktik spiritual dalam sufisme. Pembedaan ini juga dilakukan pada proses mistik dan rencana perjalanan mereka.[3]

Lazimi diberikan selama upacara inisiasi berbagai tarekat Suni. Pemberinya haruslah seorang mukaddam atau syekh.[4]

Mukaddam memperkenalkan kepada para penganutnya mengenai kewajiban-kewajiban melaksanakan perintah. Kewajiban ini meliputi kewajiban mengucapkan dan melafalkan lazimi. Pengucapannya memerlukan waktu sekitar sepuluh sampai lima belas menit. Lazimi dilakukan setiap pagi dan sore . Di pagi hari, lazimi diadakan setelah salat Subuh, sementara di sore hari diadakan setelah salat Asar.[5]

Ritual ini disebabkan oleh fakta bahwa persaudaraan pada Tarekat Tijaniyah melihat peribadatan sebagai syarat awal untuk zuhud. Sifat kepercayaan ini adalah asketisme. Lazimi perlu dilakukan agar para penganut memperoleh iman yang benar.[6]

Lazimi sesuai dengan persepsi Tarekat Tijaniyah tentang iman. Setiap anggota tarekat ini harus setuju untuk membaca tiga kewajiban ibadah: lazimi, wazifa dan zikir pada hari Jumat.[7]

Lazimi dianggap sebagai tanda kebenaran dan istiqamah. Anggota tarekat Tijaniyah kemudian menganggap dirinya meniru kehidupan nabi Muhammad dan para sahabatnya secara mistik.[8]

Praktek[sunting | sunting sumber]

Membaca lazimi dianggap sebagai ritual wajib yang melibatkan pengulangan liturgi tertentu. Pembacaannya dianggap memberikan sebuah buah mistik ke jantung para murid.[9]

Lazimi dibaca secara berulang-ulang sebagai doa individu. Isinya:[10]

  • Kalimat istighfar yaitu "'Astaghfiru Llāh''" yang berarti Aku mohon ampun kepada Allah. Kalimat ini diulang sebanyak 100 kali.[11]
  • Doa untuk Muhammad yang disebut “ Salat al-Fatih ”. Doa ini disebut sebagai surah pembuka dan diulangi sebanyak 100 kali.[12]
  • Kalimat syahadat yaitu “ Lā 'ilāha' illa Llāh ”. Artinya tiada Tuhan selain Allah. Kalimat ini diulang sebanyak 100 kali.[13]

Murid-murid juga secara bersama-sama harus mengikuti pembacaan wazifa. Wazifa merupakan rumusan litani yang serupa dengan lazimi. Pembacaan dan penyanyiannya dilakukan secara berkelompok. Pembacaan diadakan di masjid, atau zawiya. Waktu untuk membanya adalah setiap hari atau sekali sepekan.[14]

Lihat juga[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Mustapha, Abdul Raufu (2014). Sects & Social Disorder: Muslim Identities & Conflict in Northern Nigeria. ISBN 9781847011077. 
  2. ^ "رماح حزب الرحيم على نحور حزب الرجيم (تعاليم وآداب وأوراد الطريقة التجانية) 1-2 ج2". January 2019. 
  3. ^ Light, Ivan Hubert; Paden, John N. (January 1973). Ethnic Enterprise in America: Business and Welfare Among Chinese, Japanese, and Blacks. ISBN 9780520017382. 
  4. ^ Falola, Toyin (1998). Violence in Nigeria: The Crisis of Religious Politics and Secular Ideologies. ISBN 9781580460521. 
  5. ^ Brenner, Louis (January 1984). West African Sufi: The Religious Heritage and Spiritual Search of Cerno Bokar Saalif Taal. ISBN 9780520050082. 
  6. ^ Pontzen, Benedikt (7 January 2021). Islam in a Zongo: Muslim Lifeworlds in Asante, Ghana. ISBN 9781108830249. 
  7. ^ Un islam confrérique au Burkina Faso. Actualité et mémoire d'une branche de la Tijaniyya. 26 December 2012. ISBN 9782811108151. 
  8. ^ La Tijâniyya. Une confrérie musulmane à la conquête de l'Afrique. January 2005. ISBN 9782811134518. 
  9. ^ Light, Ivan Hubert; Paden, John N. (January 1973). Ethnic Enterprise in America: Business and Welfare Among Chinese, Japanese, and Blacks. ISBN 9780520017382. 
  10. ^ Falola, Toyin (1998). Violence in Nigeria: The Crisis of Religious Politics and Secular Ideologies. ISBN 9781580460521. 
  11. ^ Hill, Joseph (January 2018). Wrapping Authority: Women Islamic Leaders in a Sufi Movement in Dakar, Senegal. ISBN 9781487522445. 
  12. ^ Mériboute, Zidane (2010). Islamisme, soufisme, évangélisme: La guerre ou la paix. ISBN 9782830913705. 
  13. ^ Bâ, Amadou Hampaté (2008). A Spirit of Tolerance: The Inspiring Life of Tierno Bokar. ISBN 9781933316475. 
  14. ^ La Tijâniyya. Une confrérie musulmane à la conquête de l'Afrique. January 2005. ISBN 9782811134518. 

Pranala luar[sunting | sunting sumber]