Kuntum (majalah)

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Majalah Kuntum adalah majalah bulanan pelajar di Indonesia yang diterbitkan oleh Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Majalah ini merupakan majalah pertama yang diterbitkan secara mandiri oleh Ikatan Pelajar Muhammadiyah.[1]

  1. ^ "Majalah Kuntum". Majalah Kuntum. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-04-11. Diakses tanggal 2018-05-25. 

Majalah Kuntum[sunting | sunting sumber]

Penerbit Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Izin STT No.1309/SK/DITJEN PPG/STT/1988 Tanggal 28 Maret 1988 ISSN 0215 – 8973

Alamat redaksi dan tata usaha Alamat: Jl. Kapt. Pierre Tendean 56, Wirobrajan Yogyakarta 55252 Telepon 0274-419932 e-mail online@majalahkuntum.com Twitter: @MajalahKuntum Instagram: @kuntummagazine Website: http://majalahkuntum.com/ Diarsipkan 2019-04-11 di Wayback Machine. SMS/Call 0857-4336-2974 Giro Pos J.11957 a.n. Asrori, Drs Pencetak Surya Sarana Grafika Harga Rp.10.000,-per eksemplar

Sejarah Majalah Kuntum[sunting | sunting sumber]

Majalah Pelajar kuntum merupakan majalah pelajar yang pada mulanya diterbitkan oleh Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (yang dulu adalah menjadi Ikatan Remaja Muhammadiyah) Kota Yogyakarta pada tahun 1976.

Bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Yogyakarta waktu itu agar menyetujui dan memberi dukungan serta modal untuk segera menerbitkan majalah khusus untuk para pelajar atau remaja. Akhirnya diambil suatu kesepakatan untuk segera menerbitkan sebuah majalah, yang pada waktu itu langsung oleh Majelis Pendidikan dan Kebudayaan diberikan modal awal untuk penerbitan yang pertama kalinya, yang dalam pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Kota Yogyakarta.

Faktor yang mendorong diterbitkannya majalah tersebut adalah karena munculnya beberapa majalah yang digemari oleh pelajar dan remaja, misalnya majalah Gadis dimana majalah tersebut hanya menonjolkan komersial saja kurang mendidik dan tidak islami. Saat menghadapi kondisi yang demikian, maka timbul keinginan untuk segera menghadirkan majalah yang dapat membantu para pelajar atau remaja dalam proses pendidikan, terutama pendidikan yang islami disampaikan melalui majalah tersebut.

Agar sesuatu mudah dikenal maka perlu diberi nama, demikian juga dengan majalah yang baru terbit ini, dalam pemberian nama kuntum dianggap sebagai sebuah nama yang tepat bagi majalah tersebut. Menurut bahasa Indonesia kuntum artinya kuncup atau satuan bunga, sedangkan menurut bahasa Arab artinya kamu sekalian, dan kata kuntum diambil dari satu ayat yang ada dalam Al- Qur’an surat Ali- Imron:110 yang artinya:

“Adakah kamu sebaik-baik umat, yang dilahirkan bagi manusia (supaya) kamu menyuruh dengan ma’ruf dan melarang dari yang munkar, serta beriman kepada Allah.”[1]

Demikian dasar nama dari Majalah Pelajar kuntum, dengan nama tersebut diharapkan agar majalah ini kelak menjadi mekar dan berkembang. Penerbitan Majalah Pelajar Kuntum hanya bertahan selama dua tahun, setelah itu penerbitan berhenti total karena mengalami kerugian yuang cukup besar. Pada tahun 1982 diusulkan untuk menerbitkan dan menghidupkan kembali Majalah Pelajar kuntum.

Adapun yang melatar belakangi diterbitkannya kembali Majalah Pelajar kuntum saat itu adalah:

Dikalangan pelajar dirasakan adanya hambatan komunikasi dan informasi po-sitif, kreatif, dan edukatif sejalan dengan maksud pendidikan yang dicita-citakan. Dalam kenyataannya bahwa arus informasi dan komunikasi yang meliputi para pelajar dewasa ini banyak dikuasai oleh media massa yang berorientasi bukan pada pendidikan tetapi pada komersialisme, konsumerisme dan gaya hidup yang dikhawatirkan akan membawa pengaruh negatif baik secara psikologis maupun secara idiologis bagi pelajar, serta tidak sejalan dengan maksud dan cita-cita pembangunan nasional. Di Indonesia dirasakan masih kurang adanya media massa yang dapat digunakan untuk menyalurkan berbagai informasi, bakat, kreativitas dan aspirasi yang khas untuk kehidupan para pelajar.

Adanya kenyataan bahwa proses interaksi belajar dalam tradisi sistem pendidikan cenderung terkungkung pada batas pendekatan formal, sementara kurang memperhatikan adanya pengaruh yang besar pada proses interaksi lain di luar itu, misalnya pengaruh media massa. Bahwa selama beberapa waktu yang lalu di Yogyakarta pernah ada sebuah media yang pernah membuktikan eksistensinya dalam memenuhi fungsi sebagai media penyalur kreasi dan aspirasi para pelajar meski dalam skala kecil yaitu Majalah Pelajar kuntum.

  1. ^ "Surat Ali 'Imran Ayat 110". Tafsir AlQuran Online (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2018-05-25.