Kristus Pemenang

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kebangkitan Kristus oleh Noel Coypel, 1700, menggunakan gambar Yesus.

Kristus Pemenang (Christus Victor) adalah salah satu dari beberapa konsep penebusan Yesus dalam karya penyelamatan-Nya bagi umat manusia.[1] Teori ini dicetuskan oleh Gustaf Aulen, seorang teolog Swedia.[1] Teori ini populer lewat bukunya yang monumental berjudul Christus Victor pada tahun 1970.[1] Teori ini juga dikenal menjadi salah satu model pendamaian antara Allah dan manusia.[2] Selain itu, Kristus Pemenang ini juga digunakan sebagai salah satu konsep Kristologi.[3]

Ireneus, uskup Lugdunum di Galatia (sekarang Lyons, Prancis) yang memerangi ajaran-ajaran sesat.

Teori ini berlawanan dengan teori pengaruh moral (Moral Influence) yang disuarakan oleh Petrus Abelardus.[1] Kristus Pemenang (Christus Victor) merupakan teori yang memusatkan perhatian pada kemenangan Kristus dalam peperangan kosmis (cosmic battle) antara Allah dan setan.[2] Yesus sebagai Anak Allah pun mati di dalam peperangan kosmis itu.[2] Setan pun menjadi pemenang di dalam peperangan itu.[2] Namun, kemenangan setan itu palsu karena Yesus yang mati itu bangkit.[2] Kebangkitan Yesus itu pun menegaskan kemenangan Allah secara definitif.[1] Kebangkitan Yesus yang sekaligus menjadi tanda kemenangan Allah itu memberikan pengaruh kepada manusia.[1] Pengaruhnya manusia dibebaskan dari kuasa dosa karena cengkraman si jahat.[1]

Teori Kristus Pemenang ini juga sering disebut sebagai gambar tipuan (trick).[4] Kemanusiaan Yesus dijadikan sebagai umpan, yang kemudian ditangkap setan seperti seekor ikan yang rakus.[5] Setan tidak tahu bahwa di balik kemanusiaan Yesus ada keilahian-Nya.[1] Kedua hakikat tersebut tidak terpisahkan dan tidak bercampur.[6] Setan pun tertipu dan dikalahkan karena keilahian Yesus.[4] Akibat dari teori ini muncullah perdebatan yang hebat dalam memaknai salib Yesus.[1] Salib yang dipandang sebagai jalan keselamatan.[1] Istilah yang lebih dikenal adalah soteriologi salib.[1][4] Perdebatan itu tidak hanya terjadi masa lalu, kini perdebatan itu masih ada.[1][4] Yesus yang menjadi umpan untuk setan dimaknai beberapa teolog sebagai tindak kekerasan Allah.[1][4] Golongan Feminis menjadi golongan terdepan dalam menyatakan hal ini.[1][4] Golongan ini melihat soteriologi salib adalah bentuk kekerasan Allah dalam karya-Nya menyelamatkan umat manusia.[1][4] Model-model penebusan lain pun bermunculan untuk merespon model Kristus Pemenang ini.[1] Irenaeus merupakan salah seorang bapa gereja yang mendukung teori Kristus Pemenang ini.[1] Irenaeus memahami bahwa kemenangan Kristus atas kematian menegaskan kemanusiaan baru yang dipulihkan.[1]

Lihat pula[sunting | sunting sumber]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c d e f g h i j k l m n o p q r Joas Adiprasetya.2010.Berdamai Dengan Salib: Membedah Ioanes Rakhmat dan Menyapa Umat.Jakarta.Grafika KreasIndo dan UPI STT Jakarta.27-32.
  2. ^ a b c d e Gustav Aulen diterj. A. G. Hebert SSM.1969.Christus Victor: An Historical Study of the Three Main Types of the Idea of Atonement.New York.Macmillan.
  3. ^ Erwin Fahlbusch,dkk.1999.The Encyclopedia of Christianity: Vol.1.USA. Eerdmans Bril Company.470.
  4. ^ a b c d e f g Anthony Meredith.1999.Gegory of Nyssa:The Early Church Fathers.London&New Yok:Routledge.79-82.
  5. ^ Rufinus.2009.Commentarius in Symbolum Apostolorum.16.di dalam buku Joas Adiprastya, Berdamai Dengan Salib.Jakarata. Grafika KreasIndo dan UPI STT Jakarta.29.
  6. ^ Definisi Khalsedon

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

  1. http://www.search.com/reference/Penal_substitution#Justin_Martyr.2C_Eusebius_of_Caeserea.2C_Augustine[pranala nonaktif permanen]
  2. Penal Substitution vs. Christus Victor.
  3. The Catholic doctrine of the atonement