Lompat ke isi

Konsumen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Beberapa pelanggan sedang membeli buah-buahan di toko. Nanjing, Tiongkok.

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.[1] Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali, maka dia disebut pengecer atau pengagih. Kegiatan pelaku konsumen ini disebut dengan konsumsi. Kepentingan konsumen adalah memenuhi kebutuhannya dengan memperhitungkan keterjangkauan daya belinya.[2]

Macam-macam

[sunting | sunting sumber]

Konsumen internal

[sunting | sunting sumber]

Konsumen internal adalah pihak yang memerlukan produk dari pihak lain melalui suatu sistem produksi. Hubungan dengan konsumen internal menghasilkan produk berupa barang jadi. Jenis hubungannya bukan hubungan bisnis melainkan kegiatan manajemen. Masing-masing bekerja atas dasar suatu perencanaan tertentu. Hubungan dengan konsumen internal juga menghasilkan kegiatan pengendalian mutu.[3]

Perilaku Konsumen

[sunting | sunting sumber]

Jika dilihat dari perilaku konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dibedakan menjadi dua macam, yaitu perilaku konsumen rasional dan perilaku konsumen irasional.

Perilaku Konsumen Rasional

[sunting | sunting sumber]

Suatu konsumsi dapat dikatakan rasional jika memerhatikan hal-hal berikut:

  • barang tersebut dapat memberikan kegunaan optimal bagi konsumen;
  • barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen;
  • mutu barang terjamin;
  • harga sesuai dengan kemampuan konsumen.

Perilaku Konsumen Irasional

[sunting | sunting sumber]

Suatu perilaku dalam mengonsumsi dapat dikatakan tidak rasional jika konsumen tersebut membeli barang tanpa dipikirkan kegunaannya terlebih dahulu. Contohnya, yaitu:

  • tertarik dengan promosi atau iklan baik di media cetak maupun elektronik;
  • memiliki merek yang sudah dikenal banyak konsumen;
  • ada bursa obral atau bonus-bonus dan banjir diskon;
  • prestise atau gengsi.[4]

Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Konsumen

[sunting | sunting sumber]
  1. Internal
    • Bersumber dari dalam diri konsumen.
    • Motivasi, kegiatan dalam diri yang mendorong keinginan untuk melakukan aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.
    • Ekonomi, keadaan ekonomi atau keuangan seseorang yang mempengaruhi perilakunya dalam mengambil keputusan untuk membeli suatu produk.
    • Sikap, perilaku atau tanggapan terhadap rangsangan dari lingkungan yang bisa membimbing atau mengarahkan tindakan orang tersebut.
  2. Eksternal
    • Kebudayaan, segala sesuatu yang berhubungan dengan budi, dan akal manusia, yang diwujudkan dalam bentuk simbol dan fakta yang kompleks serta diwariskan secara turun-temurun.
    • Kelompok Sosial dan Kelompok Referensi, yaitu kesatuan sosial tempat individu berinteraksi satu sama lainnya, sedangkan kelompok referensi yaitu kelompok sosial yang menjadi ukuran individu dalam membentuk kepribadian dan tingkah laku.
    • Keluarga, yaitu lembaga sosial terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya yang hidup bersama-sama.[5]

Cara Mengenali Perilaku Konsumen

[sunting | sunting sumber]
  1. Pendekatan Interpretif. Pendekatan yang membahas secara mendalam hal-hal mendasar mengenai perilaku konsumen untuk mendapatkan kesimpulan mengenai makna suatu produk atau jasa bagi konsumen, serta perasaan yang dialami konsumen ketika membeli kemudian menggunakan produk maupun jasa tersebut. Pendekatan Tradisional yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu Psikologi Kognitif, Sosial dan Behavioral serta Ilmu Sosiologi. Tujuan utama dari pendekatan ini adalah untuk mengembangkan teori dan metode yang relatif. Yang mana akan digunakan untuk menjelaskan perilaku konsumen serta pembuatan keputusan konsumen.
  2. Pendekatan Sains Pemasaran yang didasari pada teori dan metode dari Ilmu Ekonomi dan Statistika. Pendekatan ini menggunakan pengembangan teori dari Abraham Maslow yaitu Teori Hierarki Kebutuhan Maslow. Teori tersebut berisi tentang hierarki kebutuhan manusia yang kemudian diuji coba dengan model Ilmu Matematika. Pendekatan ini dilakukan untuk memprediksi moving rate analysis atau pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi.[5]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ UU Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Diarsipkan 2008-12-23 di Wayback Machine., Direktorat Perlindungan Konsumen Republik Indonesia
  2. ^ Supriyanto (2009). "Memahami Cara Bekerja Sistem Perekonomian". Jurnal Ekonomi & Pendidikan. 6 (2): 194. ISSN 1829-8028. 
  3. ^ Hidayat, S. dan Maranatha Wijayanigtyas (2019). Manajemen Konstruksi Dalam Perspektif Administrasi Pembangunan dan Pemasaran (PDF). Surabaya: PT. Muara Karya. hlm. 5. ISBN 978-602-53690-9-4. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-03-03. Diakses tanggal 2021-06-06. 
  4. ^ Perilaku Konsumen
  5. ^ a b "Perilaku Konsumen Kelas X Ekonomi | Zenius Education". zenius.net. Diakses tanggal 2020-10-03.