Konflik Gaza–Israel
Konflik Gaza–Israel adalah ranah lokal dari konflik Israel–Palestina yang dimulai tahun 1948, ketika 200.000 orang Palestina melarikan diri atau diusir dari tanah airnya, menetap di Jalur Gaza sebagai pengungsi.[3] Sejak saat itu, Israel telah terlibat dalam sekitar 15[4] perang yang melibatkan berbagai organisasi di Jalur Gaza. Jumlah waega Gaza yang dilaporkan tewas dalam perang tahun 2023–2024 yang sedang berlangsung (37.000) lebih tinggi daripada jumlah korban tewas dalam semua perang lain dalam konflik Arab–Israel.[5][6]
Israel terlibat dalam tiga perang di Jalur Gaza yang dipemerintahi Mesir:[7] Perang Palestina 1948, pendudukan Gaza pertama semasa Krisis Suez, dan direbutnya Gaza pada tahun 1967. Selama pendudukan pertama, 1% dari populasi Jalur Gaza dibunuh, disiksa atau dipenjara oleh Israel.[8] Setelah dua periode pemberontakan tingkat rendah, konflik besar antara Israel dan Palestina meletus dalam Intifada Pertama. Perjanjian Oslo tahun 1993 menciptakan periode tenang. Namun, pada tahun 2000, Intifada Kedua meletus. Menjelang akhir Intifada Kedua, Israel menarik diri dari Gaza pada tahun 2005, Hamas memenangkan pemilu 2006 dan merebut kendali atas Gaza pada tahun 2007.[9]
Pada tahun 2007, Israel memberlakukan blokade darat, udara dan laut di Jalur Gaza,[10] mengubahnya menjadi "penjara terbuka".[11][10] Blokade ini dikecam secara luas sebagai bentuk hukuman kolektif,[12] sementara Israel berdalih itu perlu dilakukan untuk menghentikan serangan roket oleh Palestina.[13] Hamas menganggapnya sebagai deklarasi perang.[14] Invasi Gaza oleh Israel tahun 2008–2009 mengakibatkan lebih dari 1.000 orang tewas dan kerusakan yang luas pada rumah, sekolah dan rumah sakit. Operasi Israel 2012 juga menewaskan lebih dari 100 orang.
Pada tahun 2014, Israel menginvasi Gaza dalam sebuah perang besar yang mengakibatkan tewasnya 73 orang Israel (sebagian besar tentara) dan 2.251 orang Palestina (sebagian besar warga sipil). Invasi ini menyebabkan kerusakan "yang belum pernah terjadi sebelumnya",[15] merusak 25% rumah di Kota Gaza dan 70% rumah di Beit Hanoun.[15] Setelah tahun 2014, beberapa peristiwa terkenal dalam konflik tersebut adalah "Pawai Besar Kepulangan" (2018–2019) dan bentrokan pada bulan November 2018, Mei 2019 dan November 2019. Dalam krisis tahun 2021 terdapat 256 orang Palestina dan 15 orang Israel yang tewas.
Pada tanggal 7 Oktober 2023, milisi Palestina menyerang Israel, menewaskan 1.143 orang (sebagian besar warga sipil) dan dimulainya perang Israel–Hamas. Israel menanggapi dengan melakukan pengeboman di Jalur Gaza dan melancarkan invasi yang menewaskan lebih dari 34.000 warga Gaza per bulan April 2024.[16]
Lihat juga
[sunting | sunting sumber]- Penarikan diri Israel dari Gaza
- Konflik Israel–Lebanon
- Daftar konflik modern di Timur Tengah
- Kekerasan politik Palestina
- Pemberontakan Sinai
- Garis besar perang Israel–Hamas
Catatan
[sunting | sunting sumber]Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Data on casualties". United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs - occupied Palestinian territory (OCHAoPt). United Nations. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 October 2023. Diakses tanggal 12 October 2023.
- ^ Alfonseca, Kiara (11 October 2023). "Palestinian civilians suffer in Israel-Gaza crossfire as death toll rises". ABC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 12 October 2023. Diakses tanggal 12 October 2023. "roughly 6,400 Palestinians and 300 Israelis".
- ^ Morris, Benny (1999). Righteous Victims: A History of the Zionist-Arab Conflict, 1881–1999 (dalam bahasa Inggris). Knopf. ISBN 978-0-679-74475-7.
- ^ "French historian: Israel destroyed 4,000-year-old culture in Gaza". Al-Jazeera. 11 January 2024. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2 May 2024. Diakses tanggal 20 January 2024.
- ^ Stack, Liam (21 December 2023). "Gaza Deaths Surpass Any Arab Loss in Wars With Israel in Past 40 Years". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 January 2024. Diakses tanggal 20 January 2024.
- ^ "Live updates | Israeli strikes raise Gaza death toll as Blinken heads to Mideast". The Hill (dalam bahasa Inggris). Associated Press. 2024-02-05. Diarsipkan dari versi asli tanggal 5 February 2024. Diakses tanggal 2024-02-05.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamatwelvewars
- ^ Filiu 2014, hlm. 105.
- ^ Perry, Tom; McDowall, Angus (7 October 2023). Harvey, Jan, ed. "Timeline of conflict between Israel and Palestinians in Gaza". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 October 2023. Diakses tanggal 7 October 2023.
- ^ a b Meakem, Allison (10 October 2023). "The Geopolitics of Palestine, Explained". Foreign Policy. Diarsipkan dari versi asli tanggal 23 October 2023. Diakses tanggal 16 October 2023.
- ^ "Gaza E.R. ~ Map: In and Out of Gaza | Wide Angle | PBS". PBS. 14 August 2007. Diakses tanggal 30 August 2024.
- ^ * Nebehay, Stephanie (13 September 2011). Graff, Peter, ed. "U.N. experts say Israel's blockade of Gaza illegal". Reuters. Diarsipkan dari versi asli tanggal 15 June 2017. Diakses tanggal 15 October 2023. "A panel of five independent U.N. rights experts [said] the blockade had subjected Gazans to collective punishment in 'flagrant contravention of international human rights and humanitarian law.'"
- "Israel and the Occupied Palestinian Territories". Amnesty International Report 2022/23: The State of the World's Human Rights (dalam bahasa Inggris). London: Amnesty International. 2023. hlm. 206–211. ISBN 978-0-86210-502-0. Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 October 2023. Diakses tanggal 15 October 2023. "This compounded the impact of a 15-year ongoing Israeli blockade that amounts to illegal collective punishment"
- "Deprived and Endangered: Humanitarian Crisis in the Gaza Strip". Human Rights Watch. 13 January 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 April 2015. Diakses tanggal 15 October 2023. "The blockade is a form of collective punishment in violation of international law."
- "Hamas hardliner Yahya Sinwar elected as Gaza leader". BBC News. 13 February 2017. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 October 2023. Diakses tanggal 15 October 2023. "Israel and Egypt maintain a blockade around Gaza aimed at preventing attacks by militants there, though the measure has been condemned by rights groups as a form of collective punishment."
- ^ Abdulrahim, Raja (7 October 2023). "Gaza Has Suffered Under 16-Year Blockade". The New York Times (dalam bahasa Inggris). ISSN 0362-4331. Diarsipkan dari versi asli tanggal 24 October 2023. Diakses tanggal 16 October 2023.
- ^ Urquhart, Conal (21 September 2007). "Israel declares Gaza Strip hostile territory". The Guardian. Diakses tanggal 2 February 2024.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamatheguardian.com
- ^ "More than 25,000 now killed in Gaza since Israel offensive began, Hamas-run health ministry says - BBC News". BBC News. 22 January 2024. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 January 2024.