Komunikasi di tempat kerja

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komunikasi di tempat kerja adalah sebuah proses pertukaran informasi dan ide, baik dilakukan secara verbal maupun non-verbal antara satu orang ataupun kelompok dengan orang tau kelompok lain dalam sebuah organisasi eksternal maupun internal. Sebuah komunikasi memang sebuah kegiatan yag sangat diperlukan dalam menyelesaikan sebuah pekerjaan, serta untuk membangun rasa kepercayaan satu sama lain serta meningkatkan produktivitas.

Para pekerja pasti memiliki budaya serta latar belakang yang berbeda - beda, perbedaan inilah bisa digunakan para pekerja untuk saling bertukar informasi satu sama lain untuk meningkatkan intergritas dalam bekerja. Komukasi yang tidak efektif bisa menyebabkan sebuah kesenjangan komunikasi yang dapat membuat para pekerja kebingungan, suka membuang – buang waktu dan juga senang mengurangi produktivitas dalam bekerja.

Manajer dan juga karyawan dapat berinteraksi secara jelas dan efektif melalui sebuah komunikasi verba; dan juga non-verbal untuk mencapai tujuan bisnis kantor. Sebuah komunikasi dengan para klien juga membutuhkan peran penting dalam pengembangan organisasi dan keberhasilan dalam bisnis apapun. Jika melakukan sebuah komunikasi non-verbal pemilihan kata pada sebuah kondisi tertentu pun harus diperhatikan agar tidak mendapatkan sebuah dampak negatif yang besar.

Sebuah aspek lainnya dalam berkomunikasi dalam tempat kerja yang dilakukan dengan efektif adalah dengan mempetimbangkan latar belakang para karyawan yang berbeda – beda. Kesulitan dalam berkomunikasi akan muncul ketika setiap karyawan maupun manajer berpikir bahwa mereka itu berbeda – beda akan kebudayaannya. Untuk alasan inilah komunikasi dalam sebuah organisasi diperlukan agar mereka dapat belajar untuk berkomunikasi tanpa menyinggung dan merendahkan sesama.[1]

Metode komunikasi[sunting | sunting sumber]

Tiap orang akan berbeda – beda cara dalam menyerap informasi. Agar informasi yang disampaikan tersebut dapat dipahami oleh semua orang,kita dapat menggunakan metode penyampaian informasinya dengan sederhana, jelas dan juga tepat. Saat menyajikan sebuah informasi yang menurut pribadi itu sangat sulit disampaikan, dapat menyajikan informasi menggunakan gambar untuk membantu pemahaman. [1]

Kepercayaan dalam suatu organisasi akan sangat mempermudah dalam berkomunikasi, hubungan satu sama lain harus dibangun antara rekan kerja agar dapat menciptakan tempat kerja yang bebas akan ketegangan. Penyampaian pesan harus bisa diterima tanpa adanya perubahan agar terjalin sebuah hubungan yang sehat ditempat kerja.

Penyampaian informasi ditempat kerja juga membutuhkan peran yang khusus. Si penerima juga harus dapat memahami penyampaian informasi tersebut. Altenatif lain dalam menyampaikan pesan yaitu untuk tidak terlalu detail dikarenakan akan membuat seseorang atau sipendengar bosan untuk memahaminya. Terlalu detail dalam menyampaikan informasi juga akan membuat seseorang enggan untuk telibat. Cara penyampian informasi yang relevan adalah dengan memadatkan isi informasi menjadi sebuah kalimat yang mudah diingat dan akan membuat seseorang menjadi lebih konsisten dalam bekerja. [2]

Sementara dalam penyampaian informasi di tempat kerja yang terlalu jarang atau tidak pernah sama sekali dilakukan atau bahkan terlalu sering tidak baik bagi sebuah organisasi atau perkumpulan. Sebuah keseimbangan akan lebih sempurna jika informasi yang dikomunikasikan dilakukan jika memiliki keperluan.

Dalam menyampaikan sebuah pesan dapat tergantung pada keterampilan seorang komunikator itu sendiri, seperti keterampilan dalam berpresentasi, bernegosiasi dan juga dapat keterampilan dalam menulis. Sebuah komunikasi yang sukses dapat dilihat dari seberapa banyak informasi yang dapat dipahami oleh seorang karyawan dalam sebuah perusahaan. Dalam hal tersebut seroang karyawan harus dapat meluangkan waktunya untuk dapat memahami maksud dari pesan komunikasi tersebut.

Komunikasi surat elektronik[sunting | sunting sumber]

Seiring berjalannya waktu, sebuah perusahaan juga harus up date dalam hal melengkapi alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Beberapa diantaranya adalah email, blog, pesan instan, dan juga bisa merupakan platform online seperti Facebook dan Twitter. Penting diingat saat mengirim suah sura elektronik, faks atau surat bukan berarti kita sudah melakukan sebuah komunikasi. Komunikasi melalui surat elektronik ini terjadi hanya saja ketika pesan telah terkirim, diterima dan juga dipahami oleh penerima, maka fenomena ini bisa dikatakan sebagai komunikasi.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Jackson, Thomas; Dawson, Ray; Wilson, Darren (2003-02-01). "Reducing the effect of email interruptions on employees". International Journal of Information Management (dalam bahasa Inggris). 23 (1): 55–65. doi:10.1016/S0268-4012(02)00068-3. ISSN 0268-4012.