Komunikasi audio

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Komunikasi audio adalah bentuk komunikasi yang dilakukan dan terjadi melalui media audio. Komunikasi itu sendiri didefinisikan sebagai "suatu proses seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat yang menciptakan juga menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".[1] Sedangkan media audio itu sendiri adalah " media untuk menyampaikan pesan yang akan disampaikan dalam bentuk lambang – lambang auditif atau disebut dengan suara, baik verbal (kedalam kata – kata atau bahasa lisan ) maupun non verbal." [2]. jadi komunikasi audio adalah proses seseorang untuk dapat bertukar informasi dan berinteraksi dengan orang dan lingkungannya melalui lambang auditif (audio) baik dalam bentuk komunikasi verbal maupun non verbal.

Perkembangan Media audio[sunting | sunting sumber]

Teknologi selalu mengalami perkembangan dari masa ke masa, dan berkembangnya teknologi pun mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan, pada fokus kali ini bagaimana dampak teknologi terhadap media audio. Perkembangan teknologi terhadap media audio sudah dimulai sejak abad ke-18, dalam rentang waktu tahun 1800-an sampai dengan tahun 1900-an, para penemu menciptakan alat-alat mekanis seperti kotak musik dan nikelodeon dalam usahanya untuk dapat memproduksi musik. Thomas Edisonmemulai proses pengembangan teknologi perekaman dan pemutaran pada tahun 1877.

pengembangan yang ia lakukan bertuuntuk bisa apat membuat perangkat udapat apat merekam pesan agai mesin penjawab telepon, Thomas Edison memperluas percobaan Leon Scott de Martinville yang dilakukan pada tahun 1850-an untuk menghasilkan mesin berbicara atau phonograph pada tahun 1877, dengan cara memutar kembali rekaman suara dari lukisan di kertas timah. Kemudian, Edison menggantikan kertas timah tersebut dengan lilin. Emile Berliner menciptakan flat record pertama dari logam dan shellac yang diperuntukan untuk dapat bermain pada gramofon sehingga dapat menyediakan produksi rekaman dalam jumlah massal. Pada permulannya, rekaman standar dapat dimainkan pada 78 putaran per menit, akan tetapi setelah shellac menjadi komoditas yang sulit ditemukan atau langka ditandai dengan adanya perang dunia kedua, rekaman yang dibuat dialihkan pada material yang berasal dari plastik polivinil. Lima tahun kemudian, record player yang diproduksi sudah memungkinkan untuk memutar rekaman pada berbagai kecepatan[3]

Era Analog[sunting | sunting sumber]

Era analog bagi audio adalah era dimana audio masih menganut dan menggunakan sistem analog. Sistem analog merupakan sebuah bentuk komunikasi melalui elektromagnetik yang melewati proses-proses pengiriman sinyal dan data yang berupa bentuk gelombang secara berkelanjutan yang mengirimkan informasi tertentu dengan cara mengubah gelombang.[4]

Jenis-jenis media audio analog[sunting | sunting sumber]

Compact Cassette, atau yang dikenal atau bisa disebut baik itu kaset, pita kaset, maupun tape merupakan media penyimpan data yang umumnya berupa lagu. Berasal dari bahasa Perancis, yakni cassette yang memiliki arti "kotak kecil". Kaset menggunakan sistem pita magnetik yang dapat merekam data dengan format suara. Dimulai pada tahun 1970 sampai dengan 1990-an, kaset menjadi salah satu format media yang paling umum digunakan dalam industri musik.

Era Digital[sunting | sunting sumber]

Era digital menjadi sebuah titik balik bagi media audio, dimana ditandai dengan sebuah bentuk perubahan teknologi yang tadinya menggunakan pita magnetik untuk dapat merekam format suara, menjadi sebuah teknologi yang dapat mengubah sinyal data ke dalam suatu bentuk kombinasi yang berupa urutan dan angka.[4]

Jenis-jenis media audio digital[sunting | sunting sumber]

Cakram padat (bahasa Inggris: compact disc, atau biasa disebut dengan CD) adalah cakram optik digital yang diperuntukan untuk menjadi penyimpanan data. Sejak diperkenalkan secara resmi pada tahun 1982, CD memperoleh puncak penjualan pada tahun 2000 yang mencapai 2.445 juta keping. Kelebihan dari teknologi baru bernama CD ini adalah minimnya noise seperti yang ditimbulkan pada kaset, dan juga penggunaannya yang dimana bentuk CD sangat ringan, tipis, dan mudah dibawa serta memiliki masa penggunaan produk yang lebih lama jika dibandingkan dengan kaset, tidak hanya itu CD juga menawarkan kapasitas penyimpanan data yang besar serta kapabilitas produksi yang lebih efisien. Meskipun banyak kelebihan yang dirasakan dengan berkembanganya teknologi di bidang audio yang dapat menyempurnakan media audio pada era sebelumnya, akan tetapi terdapat kelemahan dari CD dibanding pendahulunya kaset, yaitu terletak pada kualitas suara yang dihasilkan tidak sebagus pada pita kaset yang sudah mengpalikasikan sistem suara standar sinus murni, akan tetapi CD mengpalikasikan sistem yang berupa trap atau tangga yang berbentuk sinus dari hasil perubahan sinyal digital ke sinyal analog, sehingga kejernihan suara tidak sejernih atau sebagus bila dibandingkan dengan pita kaset.

Hingga saat ini compact disc sudah mensupport cukup banyak format audio untuk dapat dimainkan antara lain :

  1. WAV adalah sebuah bentuk standar suara yang terdapat pada menu windows.
  2. MP3 atau MPEG, Audio Layer 3 adalah sebuah bentuk aplikasi yang didalamnya dapat menghasilkan audio yang kualitasnya tidak jauh beda dengan CD audio sehingga pada saat itu menjadi sangat populer dan mudah digunakan.
  3. AAC yang merupakan kependekan dari Advanced Audio Coding adalah sebuah bentuk aplikasi yang terdapat dalam standar Motion Picture Experts Group ( MPEG ). Sample rate yang mampu ditawarkan oleh AAC mencapai dua kali sample rate MP3 ( MPEG, Audio Layer 3 ). Kualitas format audio nya pun sudah cukup baik sekali. Salah satu contoh yang telah menggunakan format audio ini adalah iTunes, toko musik online milik Apple. Kita juga dapat menemukan format audio ini dalam salah satu produk mereka yakni iPod, peranti elektronik pemutar musik yang terkenal dengan kualitas audionya.
  4. WMA atau Windows Media Audio adalah suatu bentuk audio digital yang di perkenalkan oleh Microsoft Corporation, perusahaan teknologi terbesar di dunia. Format WMA ini di gemari oleh vendor musik online di seluruh dunia karena dukungannya terhadap anti pembajakan musik online.

Bentuk pemanfaatan media audio dalam komunikasi[sunting | sunting sumber]

Ekonomi[sunting | sunting sumber]

Dalam dunia ekonomi, komunikasi melalui media audio sangat berorientasi pada masalah profit dan juga penjualan, bisa dilihat bahwasanya dengan semakin majunya media audio, proses penyebaran lagu dan pemasarannya juga lebih cepat, semua orang bisa mengakses lagu tepat serentak diseluruh negara pada saat diluncurkan, sehingga kemudahan dalam sektor penjualan dan penyebaran lagu dirasa lebih mudah

Sosial[sunting | sunting sumber]

Sosial merupakan bentuk bagaimana kita berinteraksi dengan lingkungan atau orang sekitar sehingga kita dapat kenal atau akrab dengan sekitar kita, dengan komunikasi media audio, kita dapat lebih mudah menyampaikan pesan atau apa yang kita rasakan melalui media audio.

Politik[sunting | sunting sumber]

Propaganda identik dengan kegiatan politik, karena bila kita berbicara tentang politik kegiatan mempengaruhi dan dipengaruhi sangatlah kental, tentu pengertian politik pun berhubungan dengan kepercayaan, trusthworthy, trustable, figur seseorang menjadi sebuah unsur penting. Proses mempengaruhi sangat bisa dirangsang melalui stimulus dari musik, musik menyampaikan sesuatu melalui keharmonisan dan ketatanan yang membuat seseorang yang mendengarnya menjadi tertarik dan bahagia karena dapat merangsang hormon endorphin kita. Musik terdiri dari lirik yang berupa tulisa atau teks yang boleh berisikan apa saja, dan hampir tidak terbatas, karena dalam konteks seni, dari sini di dunia propaganda dapat memanfaatkan hal ini, hal hal yang tidak dapat mereka sampaikan pada pidato atau bentuk formal, dapat mereka sampaikan melalui lirik lagu atau syair, mereka bebas menuangkan apa yang mereka inginkan tanpa ada batasannya.

Budaya[sunting | sunting sumber]

Pengenalan aspek aspek budaya merupakan sangat penting bagi keberlangsungan budaya, budaya harus dijaga bersama agar, budaya yang sudah diturn temurunkan oleh leluhur dapat dilestarikan. Tapi bagaimana caranya budaya dapat dijaga ? tentu kita harus bisa lebih mengenal budaya itu sendiri, cara mengennalnya pun ada banyak, dengan pergi ke museum atau browsing, tapi tentu sebagian besar dari kita akan befikir sedikit malas untuk berusaha sendiri, oleh karena itu pemanfaatan komunikasi media audio ini sangatlah membantu, seperti pemberian cd gratis berisis lagu lagu daerah, atau isi dari cerita rakyat, sehingga theatre of mind dari setiap orang yang mendengarkan lebih dapat terbangun kembali, dan lebih sadar akan guna dari budaya tersebut.

Pendidikan[sunting | sunting sumber]

Proses pengajaran di kelas terkadang sangat membosankan seperti kita terus menerus mendengarkan kata kata yang diulang, atau dengan intonasi yang datar, siswa atau mahasiswa akan lebih cenderung malas mendengar sehingga kita menjadi lebih pasif, akan tetapi pemanfaatan media audio ini menjadi salah satu kemajuan dibidang pendidikan dimana kita dapat memulai sesuatu dengan cara membangung theatre of mind, seperti penggunaan native speaker, atau drama radio di kelas, yang selain lebih menarik juga dapat membantu kita untuk berimajinasi dan melatih otak kita, sehingga kita dapat lebih berperan aktif dalam program ajar mengajar baik di kelas ataupun di kampus. Sehingga minat dari siswa atau siswi sendiri mulai muncul dan terstimulus dari audio yang melahirkan theatre of mind dari tiap pendengarnya.

Hiburan[sunting | sunting sumber]

Proses pengajaran di kelas terkadang sangat membosankan seperti kita terus menerus mendengarkan kata kata yang diulang, atau dengan intonasi yang datar, siswa atau mahasiswa akan lebih cenderung malas mendengar sehingga kita menjadi lebih pasif, akan tetapi pemanfaatan media audio ini menjadi salah satu kemajuan dibidang pendidikan dimana kita dapat memulai sesuatu dengan cara membangung theatre of mind, seperti penggunaan native speaker, atau drama radio di kelas, yang selain lebih menarik juga dapat membantu kita untuk berimajinasi dan melatih otak kita, sehingga kita dapat lebih berperan aktif dalam program ajar mengajar baik di kelas ataupun di kampus. Sehingga minat dari siswa atau siswi sendiri mulai muncul dan terstimulus dari audio yang melahirkan theatre of mind dari tiap pendengarnya

Kelebihan komunikasi melalui media audio[sunting | sunting sumber]

Komunikasi melalui media audio memiliki beberapa keunggulan seperti :[5]

  1. Harga murah dan variasi program lebih banyak daripada TV.
  2. Sifatnya mudah untuk dipindahkan.
  3. Dapat digunakan bersama – sama dengan alat perekam radio, sehingga dapat diulang atau diputar kembali.
  4. Dapat merangsang partisifasi aktif pendengaran siswa, serta dapat mengembangkan daya imajinasi seperti menulis, menggambar dan sebagainya.
  5. Dapat memusatkan perhatian siswa seperti membaca puisi, sastra, menggambar musik dan bahasa
  6. Dapat menggantikan Guru dengan lebih baik, misalnya menghadirkan ahli dibidang – bidang tertentu, sehingga kelemahan guru dalam mengajar tergantikan. - Pelajaran lewat radio bisa lebih bermutu baik dari segi ilmiah maupun metodis. Ini mengingat Guru kita terkadang jarang mempunyai waktu yang luang dan sumber untuk mengadakan penelitian.
  7. Dapat menyajikan laporan seketika, karena biasanya siaran – siaran yang aktual itu dapat memberikan kesegaran pada sebagian besar topik.
  8. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

Kekurangan komunikasi melalui media audio[sunting | sunting sumber]

Beberapa kelemahan komunikasi dengan media audio antara lain :[6]

  1. Memerlukan suatu pemusatan pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus didapat dengan cara belajar khusus.
  2. Media Audio yang menampilkan symbol digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal – hal tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
  3. Karena abstrak, tingkatan pengertiannya hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan pembendaharaan kata – kata atau bahasa, serta susunan kalimat.
  4. Media ini hanya akan mampu melayani secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
  5. Penampilan melalui ungkapan perasaan atau symbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada si penerima. Bila tidak bisa maka akan terjadi kesalah pahaman.

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ Ruben Brent D dan Lea P Stewart. (2006). Communication and Human Behavior. United States: Allyn and Bacon
  2. ^ Arief S Sadiman. (2009). Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatanya. Jakarta : Raja Grafindo Persada
  3. ^ Grant, A. E. & Meadows, J. H. (2010). Communication Technology Update and Fundamentals. 12th Edition. Focal Press
  4. ^ a b Straubhaar, J., laRose, R. & Davenport, R. (2011). Media Now: Understanding Media, Culture, and Technology, 2011 Update Seventh Edition. Thomson-Wadsworth.
  5. ^ Arief S. Sadiman, dkk. 2009. Media Pendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Press.
  6. ^ Sudjana, Nana, & Rivai, Ahmad. 2005. Media Pengajaran (Pengunaan & Pembuatannya). Bandung : Sinar Baru Algesindo.