Komunikan
Komunikan atau disebut juga audiens adalah pihak yang menerima pesan dalam sebuah proses komunikasi. Dalam hal ini, komunikan dapat berupa seorang individu, kelompok, atau bahkan publik yang tidak saling mengenal. Pihak komunikan dapat diidentifikasikan berdasarkan sumber yang didapatkan oleh pengirim pesan atau komunikator, misalnya dalam perbincangan langsung secara interpersonal. Namun adakalanya dalam situasi tertentu komunikan tidak dapat menerima pesan secara langsung, misalnya dalam pemberitaan surat kabar, komunikan dan sumber terpisah oleh ruang dan waktu.[1]
Perkembangan kajian komunikan
[sunting | sunting sumber]Kajian mengenai perkembangan komunikan diawali pada studi komunikasi massa yang memiliki pandangan bahwa komunikan atau audiens merupakan pihak yang pasif dan mudah untuk dipengaruhi oleh informasi yang disampaikan. Hal ini telah dibuktikan melalui teori jarum hipodermik dan teori stimulus respons. Menurut kedua teori tersebut, media massa turut berperan kuat dalam mempengaruhi komunikan atau penerima pesan. Teori stimulus respons menjelaskan bagaimana proses komunikasi secara sederhana hanya melibatkan dua komponen, yaitu media massa sebagai komunikator dan publik sebagai komunikan. Media massa dalam hal ini mengirimkan stimulus berupa informasi yang disampaikan dan komunikan akan menerima pesan tersebut dan memberikan respons. Teori jarum hipodermik menjelaskan bahwa kegiatan mengirimkan pesan dipersepsikan sebagai tindakan menyuntikkan obat yang dapat masuk ke dalam jiwa penerima pesan. Misalnya, melalui televisi terkait tayangan kekerasan terhadap anak-anak yang mendorong anak-anak untuk melakukan tindakan kekerasan serupa.[1]
Kajian terbaru menunjukkan terkait komunikan atau audiens sebagai pihak yang pasif ternyata tidak selalu benar. Menurut penelitian yang dilakukan Universitas Yale, komunikan atau audiens tidak selalu memiliki respons yang sama terhadap setiap pesan. Dengan demikian, pengaruh terhadap efek pesan yang disampaikan media massa tergantung terhadap jenis audiens yang dituju. Misalnya, orang yang memiliki apresiasi terhadap seni hampir tidak terpengaruh terhadap pesan yang menolak apresiasi terhadap seni.[2]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b Morissan, Morissan (2018). Teori Komunikasi Individu Hingga Massa. Jakarta: Prenada Media Group. hlm. 22–23. ISBN 978-602-9413-68-7.
- ^ Shearon A. Lowery dan Melvin L. DeFleur (1988). Milestones in Mass Communication Research: Media Effect, 2nd Edition. New York: Longman.