Kition

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Kition

𐤊𐤕 atau 𐤊𐤕𐤉
Κιτιον
abad ke-13 SM–342 SM[1]
Letak Kition (diarsir warna merah)
Letak Kition (diarsir warna merah)
Peta
Ibu kotaKition
Bahasa yang umum digunakanYunani Arkadiasiprus[2] dan Fenisia[2]
Agama
Agama Yunani Kuno dan Kanaan
PemerintahanKerajaan
Era SejarahZaman Klasik
• Didirikan
abad ke-13 SM
• Dibubarkan
342 SM[1]
Mata uangStater, Obolos
Sekarang bagian dariSiprus
Sunting kotak info
Sunting kotak info • Lihat • Bicara
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini
k
A Z1
TAZ1
H_SPACE
N17
Z1 N21
xAst
kꜣṯꜣj[3]
Era: Kerajaan Baru
(1550–1069 BC)
Hieroglif Mesir
Peta yang menunjukkan dua belas kerajaan-kota Yunani kuno di Siprus.

Kition (bahasa Mesir: kꜣṯꜣj;[3] bahasa Fenisia: 𐤊𐤕, kt,[4] atau 𐤊𐤕𐤉, kty;[5] bahasa Yunani Kuno: Κιτιον, translit. Kition[6]) adalah kerajaan kecil di pesisir selatan Siprus (kini bagian Larnaka). Menurut tulisan pada lempengan yang paling dekat dengan lubang penggalian situs Kathari (as of 2013), daerah ini didirikan pada abad ke-13 SM oleh pendatang dari Yunani (Akhaia) setelah perang Troya.

Penduduknya yang paling terkenal, dan mungkin hanya diketahui, adalah Zenon, lahir k. 334 SM di Kition dan menggagas mazhab filsafat Stoikisme yang dia ajarkan di Kota Athena sekitar 300 SM.

Nama[sunting | sunting sumber]

Kition (Κιτιον), merupakan helenisasi dari nama Fenisia yang dibuktikan dalam bentuk 𐤊𐤕 (kt) dan 𐤊𐤕𐤉 (kty),[5] yang memiliki bukti tertulis paling awal sebagai kꜣṯꜣj dalam prasasti berbahasa Mesir yang ditulis pada zaman pemerintahan Firaun Ramses III (1198–1116 SM) yang ditemukan di kuil Medinet Habu di antara nama kota Siprus lainnya, dan dianggap merujuk ke Kition.[3][7] Flavius Yosefus menyebut kota itu dengan nama Kittim, yang digunakan oleh orang Ibrani untuk menyebut seluruh Siprus dan bahkan daratan lebih jauh ke barat.[8]

Sejarah[sunting | sunting sumber]

Kerajaan Kition berdiri pada abad ke-13 SM.[9]

Bangsa Mikenai pertama kali menetap di daerah tersebut untuk tujuan menambang tembaga, namun permukiman akhirnya memudar dua abad kemudian sebagai akibat dari kekacauan dan zaman kegelapan.[10]

Unsur-unsur budaya baru yang muncul antara 1200 SM dan 1000 SM (benda pribadi, tembikar, bentuk dan gagasan arsitektur baru) merupakan petunjuk perubahan politik yang berpengaruh setelah kedatangan bangsa Akhaia.[11]

Riton tembikar glasir bening dengan tatahan enamel, abad ke-13 SM, Museum Nikosia, Siprus.

Pada awal abad ke-12 SM kota ini dibangun kembali dalam skala yang lebih besar; tembok kota bata lumpurnya digantikan oleh tembok siklop.[12] Sekitar 1000 SM, bagian agamis kota ini ditinggalkan, meskipun kehidupan tampaknya berlanjut di daerah lain seperti yang ditunjukkan oleh penemuan di beberapa makam.[7]

Bukti sastra menunjukkan kehadiran Fenisia awal juga di Kition yang berada di bawah kekuasaan orang Tirus pada awal abad ke-10 SM.[13] Beberapa saudagar Fenisia yang diyakini berasal dari Tirus menjajah daerah tersebut dan memperluas pengaruh politik Kition. setelah k. 850 SM tempat suci [di situs Kathari] dibangun kembali dan digunakan kembali oleh orang Fenisia.[11]

Kerajaan ini berada di bawah kekuasaan Mesir dari tahun 570 hingga 545 SM.[14] Bangsa Persia memerintah Kition dari tahun 545 SM.[14] Raja-raja kota disebut namanya dari tahun 500 SM dalam abjad Fenisia yang tertera pada koin.[15]

Marguerite Yon mengklaim bahwa naskah sastra dan prasasti menunjukkan bahwa pada periode Klasik, Kition adalah salah satu kekuatan utama setempat, bersama dengan tetangganya, Salamis.[15] Pada tahun 499 SM, kerajaan-kerajaan Siprus (termasuk Kition) bergabung dalam Pemberontakan Ionia melawan Persia.[16]

Kekuasaan Persia atas Siprus berakhir pada 332 SM. Ptolemaios I menaklukkan Siprus pada tahun 312 SM dan membunuh Poumyathon, raja Kition Fenisia, dan membakar kuil-kuil.[14] Tidak lama kemudian kota-kerajaan Siprus dibubarkan dan Dinasti Fenisia Kition dihapuskan. Setelah peristiwa ini, wilayah tersebut kehilangan nuansa agamisnya.[17]

Namun, sebuah koloni perdagangan dari Kition yang didirikan di Piraeus menjadi makmur. Hingga tahun 233 SM, penduduk Kition meminta dan mendapat izin untuk membangun sebuah kuil yang dipersembahkan kepada Astarte".[18]

Kition ditaklukan oleh Romawi pada tahun 58 SM.[19]

Gempa bumi yang kuat melanda kota itu pada tahun 76 M dan tahun-tahun berikutnya,[1] tetapi kota itu tampak makmur selama zaman Romawi. Seorang bendahara kota, dikirim ke Kition dari Roma pada masa pemerintahan Septimius Severus.[19]

Gempa bumi tahun 322 dan 342 M "menyebabkan kehancuran tidak hanya di Kition tetapi juga di Salamis dan Pafos".[1]

Referensi[sunting | sunting sumber]

Catatan kaki[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b c Flourentzos, Paulos (1996). A Guide to the Larnaca District Museum. Nicosia: Ministry of Communications and Works - Department of Antiquities. hlm. 18. ISBN 978-9963-36-425-1. OCLC 489834719. 
  2. ^ a b Radner, Karen (2010). The Stele of Sargon II of Assyria at Kition: A focus for an emerging Cypriot identity?. hlm. 443. ISBN 978-3-447-06171-1. 
  3. ^ a b c Simmons, J. (1937). Handbook for the Study of Egyptian Topographical Lists Relating to Western Asia (PDF). E. J. Brill. hlm. 169. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2012-01-29. Diakses tanggal 2022-12-20. 
  4. ^ Huss (1985), hlm. 568.
  5. ^ a b Yon, Marguerite; Childs, William A. P. (November 1997). "Kition in the Tenth to Fourth Centuries B. C." Bulletin of the American Schools of Oriental Research. 308 (308): 11. doi:10.2307/1357405. JSTOR 1357405. 
  6. ^  Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Citium". Encyclopædia Britannica. 6 (edisi ke-11). Cambridge University Press. hlm. 397. 
  7. ^ a b Flourentzos, Paulos (1996). A Guide to the Larnaca District Museum. Nicosia: Ministry of Communications and Works - Department of Antiquities. hlm. 6. ISBN 978-9963-36-425-1. OCLC 489834719. 
  8. ^ Josephus, Flavius. The Antiquities of the Jews 1.6.1. Translated by William Whiston. Greek original.
  9. ^ According to the text on the plaque closest to the excavation pit at the Kathari site (as of 2013).
  10. ^ Orphanides, Andreas G. The Mycenaeans in Cyprus: Economic, Political and Ethnic Implications. Lines Between: Culture and Empire in the Eastern Mediterranean Conference, 3–6 June 2015, Nicosia, Cyprus (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2017-09-11 – via ResearchGate. 
  11. ^ a b Excerpt of text on the only plaque at the Kathari site (as of 2013).
  12. ^ Excerpt of wall mounted text in exhibit room number two at Larnaca District Museum.
  13. ^ Hadjisavvas, Sophocles (2013). The Phoenician Period Necropolis of Kition, Volume I. Shelby White and Leon Levy Program for Archaeological Publications. hlm. 1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. 
  14. ^ a b c According to text on one of the signs at the entrance of the Kathari site.
  15. ^ a b Yon, Marguerite; William A. P. (Nov 1997). "Kition in the Tenth to Fourth Centuries B. C.". Bulletin of the American Schools of Oriental Research. 308 (308): 9–17. doi:10.2307/1357405. JSTOR 1357405. 
  16. ^ According to text mounted in the coin display at Larnaca District Museum
  17. ^ Text on the plaque (on the grounds of Larnaca District Archaeological Museum) facing the Bamboula site.
  18. ^ Flourentzos, Paulos (1996). A Guide to the Larnaca District Museum. Nicosia: Ministry of Communications and Works - Department of Antiquities. hlm. 15. ISBN 978-9963-36-425-1. OCLC 489834719. 
  19. ^ a b Flourentzos, Paulos (1996). A Guide to the Larnaca District Museum. Nicosia: Ministry of Communications and Works - Department of Antiquities. hlm. 5. ISBN 978-9963-36-425-1. OCLC 489834719. 

Daftar pustaka[sunting | sunting sumber]

Pranala luar[sunting | sunting sumber]

Koordinat: 34°55′24″N 33°37′50″E / 34.9233°N 33.6305°E / 34.9233; 33.6305