Khouw Keng Nio

Dalam artikel ini, nama keluarganya adalah Khouw.

Khouw Keng Nio bersandar di pesawat terbang milik perusahaan keluarganya, "Merbaboe".

Khouw Keng Nio dulu adalah seorang pebisnis berlatar belakang Tionghoa-Indonesia yang paling dikenal sebagai wanita pertama di Indonesia dan Tiongkok yang berhasil memperoleh lisensi pilot.

Biografi

Lahir di Jawa, Hindia Belanda, Khouw berasal dari sebuah keluarga Peranakan kaya. Ayahnya, Khouw Kim Goan, mendirikan N.V. Merbaboe, sebuah perusahaan ternak, susu, dan minuman, sementara ibunya adalah seorang wanita pribumi Indonesia. Saudaranya, Khouw Khe Hien (1907-1938), yang juga merupakan seorang aviator, awalnya melihat pesawat terbang sebagai alternatif yang lebih efisien untuk mengangkut produk dari perusahaan keluarganya. Saudaranya kemudian makin terobsesi dengan pesawat terbang dan menimbulkan sensasi pada tahun 1935, saat ia menerbangkan pesawat terbangnya, Walraven 2, selama 20 hari dari Bandung ke Schiphol, Amsterdam, dan kemudian dilanjutkan ke kota-kota lain di Eropa.

Pada saat yang hampir sama, Khouw Keng Nio juga menimbulkan sensasi di kalangan pers Belanda dan Indonesia dengan mengikuti pelatihan pilot dan kemudian berhasil memperoleh lisensi pilot pada bulan Maret 1936, sehingga ia menjadi wanita Indonesia dan Tionghoa pertama yang berhasil memperoleh lisensi pilot.

Setelah saudaranya meninggal akibat kecelakaan pesawat terbang di Batavia pada tahun 1938, Khouw Keng Nio mengambil alih N.V. Merbaboe. Di bawah kepemimpinannya, perusahaan tersebut tetap berkantor pusat di Batavia, tetapi juga membuka kantor cabang di Bogor, Bandung, dan Sukabumi. Perusahaan tersebut mempekerjakan lebih dari 300 orang, dan tiap hari mengolah 75 hingga 80 ekor sapi untuk memenuhi kebutuhan dari sekitar 40.000 pelanggan, yang bervariasi dari hotel dan restoran hingga kapal dan tentara. Pajak yang disetor oleh perusahaan tersebut pun mencapai 100.000 gulden per tahun.