Kelompok Pandawa, Kulon Progo

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kelompok Pandawa adalah salah satu kelompok masyarakat yang dibangun oleh pemerintah untuk mempromosikan penggunaan alat kontrasepsi pria di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta. Peran penting mereka adalah sebagai fasilitator antara kebijakan pemerintah dengan pengguna akseptor program KB (Keluarga Berencana) MOP (Medis Operatif Pria). Kelompok itu terbentuk karena sejauh ini kebijakan pemerintah terkait hal itu masih cenderung bersifat top-down, sehingga diperlukan adanya kebutuhan untuk mempertemukan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dengan kebutuhan masyarakat di Kecamatan Pengasih. Dalam arti kata, mereka menjadi pihak tengah yang menjembatani kepentingan pemerintah dengan masyarakat.

Kondisi Lokasi[sunting | sunting sumber]

Kantor sekretariat kelompok Pandawa berada di Jalan Purbowinoto, No. 6, Pengasih, Kulon Progo, Yogyakarta. Kecamatan Pengasih merupakan salah satu dari dua belas kecamatan yang ada di Kabupaten Kulon Progo. Lokasi tersebut memiliki luas wilayah sebesar 6.166,47 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut:[1]

Utara: Kecamatan Nanggulan dan Girimulyo

Selatan: Kecamatan Wates dan Panjatan

Timur: Kecamatan Sentolo

Barat: Kecamatan Kokap dan Temon

Dalam hal demografi, jumlah penduduk yang bermukim di Kecamatan Pengasih sebesar 45.175 jiwa dengan jumlah penduduk perempuan sebanyak 23.214 jiwa dan laki-laki sebesar 21.961 jiwa.[1]

Gambaran Umum[sunting | sunting sumber]

Kelompok Pandawa di Pengasih, Kabupaten Kulon Progo telah berdiri sejak tahun 2005, namun mereka belum berkonsentrasi untuk mengenalkan eksistensi kelompok dan vasektomi kepada masyarakat. Hingga tahun 2012, perkembangan Kelompok Pandawa terhitung tidak memuaskan. Sebab, untuk ukuran kelompok yang telah berdiri selama tujuh tahun, mereka hanya mampu memperoleh akseptor dari tujuh orang. Melihat hal itu, pemerintah desa setempat akhirnya melakukan upaya untuk menghidupkan lagi kelompok KB Pria Pandawa di Pengasih. Reorganisasi itu ditandai dengan dikeluarkannya SK Camat Nomor 029/Kpts/2013 mengenai pembentukan organisasi KB Pria Pandawa yang baru. Hal itu juga didasari oleh keyakinan pemerintah desa setempat bahwa persoalan Keluarga Berencana semakin lama menjadi semakin kompleks. Selain itu, program KB untuk pria juga belum dilaksanakan dengan baik dan terpadu di sana. Pembuatan keputusan itu dinilai sebagai jalan tengah untuk mengatasi persoalan-persoalan itu.[2]

Pemilihan nama “Pandawa” sendiri merupakan kepanjangan dari “Panduan dalam Keluarga”. Selain itu, dalam perwayangan keluarga, Pandawa dikenal sebagai keturunan Pandu yang berhasil menjalankan kehidupan berkeluarga dengan baik. Filosofi itu menjadi dasar pemilihan nama kelompok dengan harapan mereka mampu menjalankan kehidupan berkeluarga dengan baik. Lebih dari itu, dalam kisah perwayangan, Pandawa dikisahkan sebagai sosok laki-laki yang taat beribadah, selalu membantu suatu kesatuan yang utuh sebagai bentuk perlindungan dan cinta kasih. Keturunan Pandawa dijadikan sebagai anak-anak yang berhasil di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan, Hal-hal tersebut apabila dikaitkan dengan program Keluarga Berencana menunjukan indikator bagi keberhasilan suatu program. Oleh karena itu, terminologi “Pandawa” dirasa relevan untuk mereka gunakan.

Sama halnya dengan kelompok atau organisasi masyarakat lainnya, Kelompok Pandawa juga memiliki visi dan misi. Visi dan misi tersebut dicanangkan oleh Bupati Kulon Progo dalam upayanya untuk merevitalisasi program KB di daerahnya. Adapun visi dari Kelompok Pandawa adalah menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera, mandiri dengan memiliki jumlah anak ideal. Visi tersebut diimplementasikan ke dalam beberapa misi, seperti:[3]

  • Meningkatkan kesejahteraan keluarga serta meningkatkan kesetaraan KB pria
  • Melaksanakan pemberdayaan masyarakat untuk membangun keluarga yang berkualitas
  • Berupaya meningkatkan pemberdayaan perempuan dan memenuhi hak-hak reproduksi
  • Mempersiapkan pengembangan SDM yang lebih mandiri
  • Mewujudkan keadilan gender dalam pelaksanaan program KB
  • Memberikan pendampingan serta motivasi dalam pelaksanaan program KB

Bentuk Kegiatan[sunting | sunting sumber]

Kelompok Pandawa mengimplementasikan beberapa kegiatan yang ditujukan untuk menyukseskan visi dan misi yang hendak mereka capai. Beberapa kegiatan tersebut antara lain:

Pertemuan Pengurus[sunting | sunting sumber]

Pertemuan pengurus rutin mereka adakan setiap tiga bulan sekali dengan mengambil tempat di KAU Pengasih, balai desa, ruang serba guna di Kecamatan Pengasih, dan tempat-tempat strategis lannya. Pertemuan rutin tersebut biasa mereka gunakan sebagai ajang untuk membahas isu-isu terbaru terkait vasektomi. Mereka juga membahas hal-hal umum seperti evaluasi program kerja sebelumnya, sosialisasi kegiatan kelompok jangka panjang dan jangka pendek, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan yang telah mereka rumuskan itu kemudian akan diimplementasikan melalui KIE individu dan kelompok, serta media massa. Adapun aktor yang menghadiri pertemuan rutin itu biasanya terdiri dari PLKB, pemangku kepentingan di Kecamatan Pengasih, motivator, akseptor KB pria, dan lain-lain.[3]

KIE Media Massa[sunting | sunting sumber]

KIE Media Massa adalah upaya yang dilakukan oleh kelompok Pandawa untuk menyiarkan isu-isu kontemporer terkait vaksonomi. Mereka biasa menmanfaatkan radia suara pasar dan radio binangun selama satu kali setiap satu bulan, tepatnya di setiap minggu. Di dalam penyiaran lewat radio itu, narasumber tidak hanya memberikan informasi satu arah terkait topik yang dibahas, melainkan juga terdapat layanan telefon interaktif, sehingga pendengar dapat bertanya langsung prihal vasektomi. Perlu diketahui bahwa kedua radio tersebut adalah radio mitra resmi dari kelompok Pandawa. Meskipun demikian, mereka juga menerima undangan untuk mengomunikasikan informasi prihal vasektoni dari media massa lainnya.[4]

KIE Kelompok[sunting | sunting sumber]

Keterbatasan anggaran di tubuh organisasi mereka menjadikan kegiatan kelompok Pandawa dilakukan secara berkelompok, mulai dari tingkat desa, dusun, RT/RW, dan kelompok-kelompok kegiatan seperti PKK, Posyandu, dan kelompok seni. Penyuluhan juga mereka lakukan di tempat khusus, tanpa mengundang motivator tertentu. Istilah itu sering disebut dengan door-to-door. Ketika kelompok-kelompok tersebut sedang melakukan kegiatan, Kelompok Pandawa akan meminta waktu sejenak kepada penyelanggara kegiatan untuk mempromosikan vasektomi. Meskipun mereka menyasar kelompok laki-laki secara spesifik, bukan berarti mereka mengesampingkan peran perempuan. Melalui kegiatan PKK dan Posyandu tersebut, mereka menyasar kelompok perempuan dengan harapan mereka dapat meng-KIE kembali suami mereka dan agar mereka juga memahami arti penting vasektomi.[2]

KIE Individu[sunting | sunting sumber]

KIE Individu merupakan kegiatan yang dilakukan oleh para peserta MOP sendiri untuk menjaring peserta KB pria. Metode yang mereka lakukan melalui kegiatan hampir serupa dengan KIE Kelompok yang dilakukan dengan door-to-door. Bedanya, mereka tidak menyasar kelompok masyarakat yang sedang melakukan kegiatan, melainkan lebih ke individu. Mula-mula, mereka memberikan narasi kepada tetangga, teman, saudara, dan individu lainnya untuk menjadi akseptor KB pria atau dikenal dengan istilah gethok tular. Terminologi semacam itu muncul dengan harapan pria-pria lain akan ketularan oleh si pencerita dan bersedia menjadi akseptor MOP. Kegiatan tersebut, meskipun bersifat individu, tentu memerlukan sarana dan prasarana. Oleh sebab Kelompok Pandawa selalu menggunakan fasilitas di Balai Penyuluh Keluarga Berencana, KIE individu juga dilaksanakan di sana. Di dalamnya, mereka bebas untuk menggunakan fasilitas yang ada, seperti leaflet, lemari, meja, kursi, dan laptop. Kegiatan-kegiatan lain di luar yang telah dijelaskan di muka adalah motivator KB pria, UPPKS, koperasi simpan pinjam, dan pemanfaatan reward kambing yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Kulon Progo.[2]

Bentuk Kepengurusan dan Keanggotaan[sunting | sunting sumber]

Kepengurusan dalam Kelompok Pandawa diatur dalam SK Camat Nomor 029/Kpts/2013 tentang Pembentukan kelompok KB Pria “Pandawa” di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo. Kepengurusan mereka secara resmi dibentuk pada tanggal 19 Agustus 2013 yang terdiri dari PLKB Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, pemangku kepentingan di Kecamatan Pengasih dan akseptor KB pria. Dalam struktur kepengurusannya, terdapat pembagian funngsi yang memiliki tujuan tertentu, seperti pelindung, penasihat, Pembina, ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, sie konseling, dan sie humas. Lebih jauh lagi, pada tahun 2015, pemerintah desa setempat mengadakan pembentukan kepengurusan baru yang ditandai dengan adanya SK Camat Pengasih Nomor 016/Kpts/2015. Perubahan struktur pengurus Kelompok Keluarga Berencana Pria Pandawa tersebut secara resmi telah ditetapkan pada 20 Maret 2015. Pada tahun 2017 ini, struktur mereka masih sama sebagaimana yang terbentuk pada tahun 2015 yang lalu.[3]

Untuk anggota, Kelompok Pandawa terdiri dari berbagai macam latar belakang dan golongan, mulai dari petani, wiraswasta, buruh, pedagang, sopir, dan polisi. Penjaringan anggota yang dilakukan oleh para pengurus sebenarnya tidak pernah mempertimbangkan latar belakang, kelas sosial, dan pekerjaan tertentu. Mereka menjaring seluruh lapisan masyarakat yang dirasa membutuhkan sentuhan dari program Kelompok Pandawa. Sementara itu, usia anggota Kelompok Pandawa berkisar antara 30-49 tahun, yakni termasuk dalam golongan PUS (pasangan usia subur). Dari jumlah anggota tersebut, anak yang dimiliki oleh akseptor yakni 2-4 orang. Total jumlah anggota yang mereka miliki pada tahun 2015 adalah sejumlah 56 orang dengan rincian tahun 2012 sebanyak 7; tahun 2013 sebanyak 18; tahun 2014 sebanyak 7; tahun 2015 sebanyak 24.[2]

Dalam keanggotaannya, para anggota tersebut juga memiliki hak yang sama tanpa dibedakan latar belakang, kelas sosial, dan jenis pekerjaan yang mereka geluti. Mereka bersama-sama juga diperkenankan untuk memanfaatkan segala fasilitas umum yang tersedia selama menjadi anggota Kelompok Pandawa. Perlu digarisbawahi bahwa, Kelompok Pandawa adalah kelompok pemberdayaan yang muncul karena akan kebutuhan sosial masyarakat dalam membangun keluarga ideal. Pemberdayaan yang mereka lakukan tidak bersifat ekonomis, melainkan lebih kepada sosial. Meskipun demikian, pemerintah daerah Kulon Progo pernah menerapkan insentif kepada anggota mereka dengan memberikan satu ekor kambing kepada penduduk yang bergabung dalam kelompok dan mengikuti program secara disipilin.[5]

Akseptor KB Pria[sunting | sunting sumber]

Kegiatan utama yang dilakukan oleh Kelompok Pandawa adalah dengan memberikan akseptor Keluarga Berencana pada pria. Kegiatan itu dilakukan mengingat pria merupakan penanggung segala kebutuhan ekonomi dan kesehatan keluarga. Mereka juga memiliki tanggung jawa untuk menciptakan keluarga yang ideal, bahagia, dan sejahtera. Untuk mendukung tujuan itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kepedulian dan ketersediaa pria terhadap proses perencanaan keluarga melalui program keluarga berencana (KB). Program tersebut juga ditujukan untuk mematahkan stigma bahwa hanya perempuan-lah yang kompatibel untuk melaksanakan program Keluarga Berencana. Bukan hanya istri yang memiliki kepentingan untuk menggunakan alat kontrasepsi, karena perempuan (istri) juga dapat mengalami kondisi dimana ia tidak lagi memungkinkan menggunakan alat kontrasepsi, seperti tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kebutuhan perempuan. Sebagaimana yang dikemukakan di muka, partisipasi aktif pria dalam perencanaan keluarga harus didorong. Pria juga memiliki potensi untuk berperan menggantikan istri dalam menggunakan alat kontrasepsi. Atas dasar itulah, Kelompok Pandawa aktif mendorong agar pria di Pengasih menggunakan alat kontrasepsi. Tujuan tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam beberapa kegiatan yang rutin mereka lakukan.[5]

Namun demikian, upaya Kelompok Pandawa tersebut menemui beberapa tantangan dalam rangka mempromosikan akseptor Keluarga Berencana pria. Tantangan terbesar adalah adanya kekhawatiran pada istri dan suami bahwa MOP pria akan menyebabkan mereka kehilangan kejantanan. Para lelaki di Plencingan juga banyak menerima kabar miring bahwa aksseptor Keluarga Berencana pria juga sama halnya dengan pengebirian, sehingga mereka merasa enggan untuk menggunakannya.

Selain itu, jumlah sumber daya manusia di Kabupaten Kulon Progo yang menjadi penyuluh lapangan program itu juga sangat terbatas. Jumlah mereka hanya ada 42 penyuluh lapangan KB dari 12 kecamatan di Kulon Progo. Tentu saja, jumlah itu masih dirasa kurang dan tidak sebanding dengan beban pekerjaan yang harus mereka emban. Tidak tinggal diam, pemerintah Kabupaten Kulon Progo merumuskan beberapa gagasan dengan harapan mampu menjangkau lebih banyak pria agar terlibat dalam program akseptor Keluarga Berencana. Strategi yang mereka lakukan adalah dengan membuat kelompok Keluarga Berencana pria di setiap kecamatan.[6] Minimal ada satu kelompok tiap kecamatan yang diberikan tanggung jawab untuk mensosialisasikan program tersebut kepada pasangan usia subur. Program sosialisasi yang dilakukan kebanyakan menjangkau para pria kepada pria lainnya. Hal itu dilakukan karena pria juga merupakan pengguna vasektomi, sehingga akan terkesan lebih meyakinkan dan mengurangi berkurangnya informasi apabila dilakukan oleh sesama pria pula. Harapan akhir dari program tersebut tentu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pria dalam menggunakan akseptor dan menyosialisasikan kembali vasektomi agar kepedulian dan kesertaan pria di Kecamatan Pengasih terhadap program tersebut meningkat. Sementara itu, indikator yang digunakan Kelompok Pandawa dalam mengukur kesuksesan program adalah dilihat dari jumlah akseptor di Kecamatan Pengasih yang bertambah.[7]

Proses Komunikasi[sunting | sunting sumber]

Komunikasi adalah salah satu metode yang digunakan oleh Kelompok Pandawa untuk menjaring pemahaman publik tentang tujuan awal dari program mereka. Bentuk komunikasi yang dibangun oleh Kelompok Pandawa adalah bersifat langsung dan tidak langsung. Komunikasi langsung yakni penyampaian informasi prihal MOP yang disampaikan secara langsung tanpa melalui perantara. Sementara komunikasi tidak langsung dilakukan melalui suatu perantara seperti melalui feaflet, booklet, dan seminar kit yang berfungsi sebagai penunjang informasi yang telah diterima oleh Kelompok Pandawa kepada publik. Media komunikais tersebut mereka gunakan untuk menjadi panduan akseptor yang menjelaskan prosedur dan mekanisme vasektomi agara informasi yang dikomunikasikan lebih sistematis. Kedua bentuk komunikasi ini saling melengkapi dalam keberlangsungan proses pemberdayaan akseptor Keluarga Berencana pria oleh Kelompok Pandawa.[3]

Sebagaimana yang telah disinggung di bagian depan, bahwa peserta atau anggota Kelompok Pandawa yang menggunakan akseptor akan diberikan reward berupa satu ekor kambing oleh pemerintah Kabupaten Kulon Progo. Momentum penyerahan reward tersbut dilakukan oleh Kelompok Pandawa untuk mentransfer informasi mengenai penggunaaan akseptor. Beberapa informasi yang dapat diberikan antara lain berkaitan dengan cerita-cerita pengalaman mereka dalam menggunakan akseptor atau bentuk-bentuk himbauan yang jangan sampai dilakukan oleh peserta Keluarga Berencana. Upaya itu dilakukan sebagai salah satu cara untuk menjaga hubungan antara penyuluh dan peserta penyuluhan tetap berlangsung.[3]

Selain itu, untuk semakin mempererat komunikasi di antara keduanya, pihak Kelompok Pandawa juga mengundang peserta akseptor Keluarga Berencana pria di Kecamatan Pengasih untuk menghadiri pertemuan pengurus Kelompok Pandawa yang diadakan setiap tiga bulan sekali. Dalam pertemuan itu, Kelompok Pandawa mengomunikasikan mengenai informasi MOP kepada akseptor untuk mendapatkan respon. Sementara respon yang diharapkan biasanya berisi ketersediaan akseptor untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan Kelompok Pandawa yang merupakan buah dari hasil kesadaran untuk menularkan prihal pengetahuan yang dimiliki oleh setiap individu dalam kaitannya dengan program KB pria. Selain itu, Kelompok Pandawa juga memberikan beberapa atribut yang merepresentasikan identitas mereka sebagai kelompok sehingga anggota masyarakat lain yang belum bergabung akan memiliki ketertarikan untuk mengikutinya pula. Contoh atribut yang biasa mereka pergunakan adalah kaos dan caping yang dinilai menjadi alat perangsang paling efektif karena kedua benda tersebut merupakan benda yang digunakan oleh masyarakat setempat dalam ksehariannya. Hal itu logis mengingat sebagian besar masyarakat di Kecamatan Pingasih berprofesi sebagai petani. Lebih jauh lagi, para penyuluh Kelompok Pandawa tentu sangat mengharapkan persepsi atau stigma masyarakat dapat berubah menjadi optimis dari yang tadinya psimis terhadap vasektomi sehingga mereka memilih MOP sebagai metode kontrasepsi jangka panjang.[2]

Hal itu tentu tidak berjalan secara instant. Diperlukan upaya keras dari Kelompok Pandawa untuk menjalankan program tersebut. Semula, komunikasi yang dilakukan oleh Kelompok Pandawa dengan akseptor hanya berlangsung satu arah. Hal itu dikarenakan hanya penyuluh dari Kelompok Pandawa saja yang mengerti dan memiliki pengetahuan luas terkait program yang sedang dijalankan. Hal itu menyebabkan akseptor Keluarga Berencana pria hanya menerima informasi dan komunikasi dari kelompok Pandawa dan merespon sesuai dengan apa yang dihimbau. Beberapa hal dasar yang disampaikan oleh penyuluh kepada akseptor adalah urgensi KB pria, segmentasi KB pria, syarat dan ketentuan untuk melakukan vasektomi, kekurangan dan kelebihan vasektomi dibandingkan dengan alat kontrasepsi lain, serta stimulus dan fasilitas apa saja yang diberikan pemerintah terhadap pengguna akseptor KB pria. Hal itu dikomunikasian dengan baik secara tatap muka maupun melalui pemberian leaflet dan booklet. Setelah itu, Kelompok Pandawa akan menghimbau kepada akseptor untuk mengomunikasikan kembali informasi yang telah mereka peroleh kepada Pasangan Usia Subur (PUS) melalui KIE individu, KIE kelompok, dan media massa.[3]

Mengingat beban pekerjaan mereka yang cukup berat, maka Kelompok Pandawa membagi kerja mengenai proses komunikasi itu menjadi dua, yaitu ditempatkan di pusat pelayanan KB Puntadewa Pengasih dan beberapa lainnya turun ke lapangan untuk mendampingi akseptor. Sementara itu, distribusi dan penyebaran akseptor dan pengurus dibagi mejadi tujuh desa, antara lain Desa Tawangsari, Karangsar, Margosari, Kedungsari, Pengasih, Sendangsar, dan SIdomulyo. Pembagian tersebut didasarkan pada wilayah domisili masing-masing akseptor dan pengurus sehingga akan lebih memudahkan fleksibilitas pengurus untuk melakukan kegiatan proses komunikasi. Lebih dari itu, para akseptor tersebut memiliki pekerjaan utama yang berbeda-beda, sehingga proses komunikasi tersebut digolongkan menjadi pekerjaan yang bersifat freelance.[4]

Lokasi tempat tinggal mereka yang berbeda-beda ditambah dengan perbedaan akses komunikasi antar akseptor yang dimiliki juga menjadi tantangan tersendiri dalam menjaga proses penyebaran informasi mengenai MOP berjalan efektif dan efisien. Untuk menjaga proses komunikasi itu, mereka melakukannya dengan dua arah, yaitu dengan saling menginformasikan fakta sosial yang ditemui di lapangan agar terintegrasi dengan baik.[2]

Referensi[sunting | sunting sumber]

  1. ^ a b "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-15. Diakses tanggal 2017-12-15. 
  2. ^ a b c d e f Nissam Nida Khoirun. 2016. Pemberdayaan Kelompok Pandawa terhadap Akseptor KB Pria di Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, DI Yogyakarta. Sripsi Program Studi Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Universitas Gadjah Mada: Tidak Dipublikasikan
  3. ^ a b c d e f Kelompok KB Pria PANDAWA. 2015. Profil Kelompok KB Pria Pandawa, Pengasih: Tanpa penerbit
  4. ^ a b "Sosialisasi dari Mulut hingga Siaran Radio". Sindonews.com. Diakses tanggal 2017-12-15. 
  5. ^ a b W, Yoseph Hary. "Kulonprogo Gencar Kampanyekan Program KB untuk Pria". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2017-12-15. 
  6. ^ "Pemerintah Kabupaten Kulon Progo : Motivator dan Kelompok KB Pria Pandawa Maju Lomba Tingkat DIY". www.kulonprogokab.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-02-28. Diakses tanggal 2017-12-15. 
  7. ^ "Kabar Kulon Progo – KB Pria "Pandawa" Pengasih, Maju ke DIY". www.kabarkulonprogo.com (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-15. Diakses tanggal 2017-12-15.